Jeni menyeringai. Bagai mimpi tapi terasa nyata. Wanita yang selama ini selalu menghinanya tanpa iba, kini menatapnya dengan haru.
Pasang manik Jeni kembali berkaca-kaca, namun kali ini bukan karena bersedih. Kali ini Jeni merasa senang bercampur haru atas sikap Sindi yang beribah 180 derajat.
"Panggil saya, Mamah. Saya pun mulai detik ini akan menganggap kamu sebagai anak saya. Saya menyesal atas semua tingkah laku saya selama ini," kata Sindi menegaskan sekali lagi.
"Iya, Mamah. Terima kasih. Saya sangat senang sekali, Mah. Saya bahagia dengan ini. Serasa mimpi." Jeni berbicara dengan wajah senangnya.
'Ya Tuhan, terima kasih atas semua ini, kebahagiaan yang selama ini aku rindukan. Jangan biarkan ini hanya mimpi, karena aku tak mau bangun dari mimpi indah ini.' Jeni bergumam dalam hatinya.
Pasang maniknya berbinar penuh rasa bahagia. Sementara tangisannya kali ini bukan karena bersedih melainkan rasa bahagia yang turut serta mendampinginya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com