Mery dibuat terkejut dengan bola mata terbelalak begitu pintu kamar Jeni dibukanya dengan lebar.
"Ya ampun!"
Mery segera membalikan badan dengan menelan saliva tersipu malu. Dia terpaksa membuka pintu kamar majikannya karena tak ada balasan. Saat pintu dibuka, Mery melihat Wili tengah mencium Jeni dan keduanya terlonjak kaget begitu Mery melihatnya.
"Kenapa kamu tidak sopan, Mery!" Wili menegur dengan kesalnya.
Dengan posisi tubuh membelakangi dua majikannya yang ada di kamar, Mery menjawab dengan rasa malu, "Maaf, Tuan, Nona. Saya mendengar Nona Jeni berteriak. Saya hanya takut terjadi apa-apa dengan, Nona Jeni."
"Ya sudah pergi sana!" titah Wili mengusir Mery dari hadapannya.
Dengan segera, Mery melangkah pergi dari dekat kamar majikannya. Dengan rasa malu yang menyelimuti wajah dan pikirannya.
Sementara di kamarnya, Jeni dan Wili saling melemparkan tatapan satu sama lain.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com