Felicia dan Kaisar tiba di rumah mereka. Cia masih terus mengamati hadian dari sang suami dengan penuh binaran kebahagiaan. Kaisar merasa lega melihat sang istri. Ia sempat bingung mencari hadiah apa yang cocok bagi Cia. Ternyata tak perlu hadiah mahal, Cia sudah tersenyum karena sepatu. Itu.
"Sepatunya cantik sekali. Terima kasih, Hubby." Cia terus memuji sepatu barunya yang begitu cantik. Sepatu kaca yang gemerlapan.
"Iya, sama-sama, Sayang." Kaisar menangkup pinggang Cia. Keduanya bersiatatap sesaat sebelum akhirnya Kaisar mengecup bibir Cia dengan lembut. Kaisar mulai menyesap bibir Cia, mengulumnya dengan cepat dan tak beraturan. Keduanya mulai terpercik oleh gelora nafsu yang membeludak keluar. Kaisar menautkan lidahnya dalam, jemarinya menuruni pinggul lebar Cia untuk meremas bokong istrinya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com