Kaisar menepikan mobilnya, hujan deras membuncah dari angkasa raya dan membasahi seluruh hutan termasuk mobil Felicia dan Kaisar. Debit air yang besar memaksa mereka untuk menunggu sampai hujan reda, Kaisar tentu saja tak mau mengambil resiko. Ia tak tahu medan apa yang mereka lalui, setajam apa kelokannya karena hujan dan minimnya penerangan.
"Bosan." Keluh Cia, ia menghela napas panjang. Napanya berubah menjadi embun karena beda suhu udara di luar dan di dalam mobil. Beruntung Kaisar sudah membetulkan mobilnya. Aki nya sudah kuat dan mampu menjaga AC tetap menyala.
"Kapan hujannya akan berhenti?!" Cia sangat bosan, bahkan tak ada sinyal di atas gunung.
"Entahlah." Kaisar pun hanya bisa bergidik.
Mata Cia meraba ke luar jendela, gelap. Sebelah kanannya tebing dan sebelah kirinya ada hutan dengan pohon-pohon padat yang tinggi dan besar. Untung saja hujan yang deras ini tidak bercampur dengan angin ribut, bisa-bisa pohon ambruk dan longsor terjadi.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com