Pemuda itu memakai masker dan berjalan ke depan Kakek Tang tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Kakek Tang cemas, mungkinkah pemuda ini masih harus mengeluarkan sesuatu dari tubuhnya? Memanfaatkan tubuhnya yang lemah, sakit, dan tidak bisa menjadi lawannya lagi?
"Kakek, sst!" Di dalam masker itu, ada suara yang indah, ternyata suara wanita.
Kakek Tang menatapnya dengan saksama. Dia melihat sepasang mata yang familiar ini, jernih dan sangat sensitif. Hanya saja, masker menutupi wajah Shia Tang yang lain, membuat orang tidak bisa melihat siapa dirinya.
"Aku bantu kamu bangun dulu!" Dia mengulurkan tangan untuk membantu Kakek Tang, lalu... dia kemudian membantumu menelepon nomor darurat. Kau pikir aku akan mengambil ponselmu?
Dia tidak bisa menahan tawa, jadi dia mengeluarkan tawa yang menyenangkan dan jernih seperti lonceng angin.
Kakek Tang yang terjangkit tawanya juga menyadari bahwa dirinya ternyata orang kecil.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com