webnovel

Sebuah Surat

Mengingat semua kejadian itu membuat Aluna semakin sesak, ia menangis di pelukan Dara. Beruntung ada kedua sahabatnya yang selalu mengerti perasaan Aluna.

"Udah jangan nangis lagi,ada bunda sama ayah lo itu." ujar Dara. Aluna langsung mengusap air matanya dan menarik napasnya dalam-dalam.

"Udah siap turun?" tanya Laura, Aluna mengangguk.

"Kalian kemana aja sih, lima menit lagi itu." ujar Maya.

"Hah? Yang bener?" tanya Aluna panik.

"Bunda, Ayah Luna pamit ya." Aluna memeluk Maya dan Aditama haru.

"Iya sayang, kalo udah sampe kabarin Ayah sama bunda ya." Aluna mengangguk pelan, ia tidak boleh menangis didepan mereka.

"Makasih ya kalian sahabat terbaik gue, salam buat Lio sama yang lain ya." ujar Aluna sambil memeluk kedua sahabatnya itu.

"Lo hati-hati disana, jangan lupain gue." kata Dara haru.

"Kalian juga jangan lupain gue, good luck ya semoga kalian bisa sukses setelah guebbalik ke sini."

"Udah pelukannya, Luna cepet nanti telat gih."

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com

Nächstes Kapitel