Drake, William, Jeremiah, dan Marion saling memandang bergantian, memastikan apakah salah satu dari mereka berhasil menjadi sasaran peluru perak itu. Tak tampak ada seorang pun yang menunjukkan tanda-tanda terluka, sampai kemudian Jeremiah tersenyum dan ambruk.
"AYAH!" pekik Marion, yang kemudian memaksa tubuhnya untuk bergerak mendekat ke arah sang ayah, sementara Greg dan kawanannya yang masih beruntung, mendapat kesempatan untuk kabur dari tempat itu.
Lengah, anggap saja demikian.
Namun, baik William maupun Drake tak lagi pedulikan ke mana perginya bajingan itu, karena atensi mereka kini hanya pada Jeremiah yang mungkin nyaris sekarat.
Peluru itu bersarang di perut sebelah kanan, dan mulai menampakkan efeknya. Cairan merah pekat mulai merembes dari luka itu, membasahi pakaiannya dan mengalir di lantai yang hanya terbuat dari plesteran saja.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com