Sementara itu Zaskia yang ada di sisi kiri kini hanya bisa terdiam dan merasa shock, ia memilih membelakangi Djaka dan menekuk tubuhnya memeluk dirinya sendiri dan perlahan suara isakan tangis terdengar walaupuan Zaskia mencoba untuk menahannya. Ini memang benar-benar hari yang terburuk yang ada di dalam hidupnya. Tak pernah ia bayangkan sebelumnya hal seperti ini akan terjadi di hari yang seharusnya menjadi hari bahagianya. Seharusnya malam ini ia menikmati malam pengantin dengan Alvin bukan dengan Djaka.
Zaskia merutuki nasib buruk yang menimpa dirinya, hari ini adalah hari terburuk dalam hidupnya. Malam ini Zaskia menangis tertahan hingga sampai akhirnya ia tertidur dengan lelap karena memang kelelahan seharian berdiri dan menyalami tamu undangan di acara pesta pernikahan yang tak pernah ia sangka sebelumnya.
***
Djaka yang tadi terlelap dan memejamkan matanya kini tiba-tiba membuka matanya saat suara isakan tangis Zaskia tak lagi terdengar. Pria itu melirik ke arah sisi dimana Zaskia tidur dengan posisi membelakangi dirinya. Jantung Djaka sejujurnya serasa mau copot, bagaimana tidak? Ini bahkan pertama kalinya ia tidur dan begitu dekat dengan seorang perempuan. Apa yang ia lakukan dengan menindih tubuh Zaskia dengan gayanya yang sok cool itu ternyata berbanding terbalik dengan isi hati dan perasaannya.
Djaka yang sebelumnya di kenal cuek dan pendiam memang tak berpengalaman dalam urusan percintaan. Dan kini tiba-tiba saja ia menikahi perempuan yang sebenarnya adalah calon istri adiknya sendiri. Tentu saja jantung Djaka terasa berdebar-debar berada di dekat Zaskia, ini adalah sesuatu yang tak biasa baginya.
Ini memang malam pertama pernikahan mereka. Seharusnya ia memang bebas untuk menyentuh Zaskia dan melakukan apapun kepada perempuan itu. Karena kini Zaskia sudah sah menjadi istrinya dan dirinya adalah suami Zaskia, itu artinya ia berhak menunaikan kewajibannya sebagai seorang suami.
Namun malam ini Djaka memang tak melakukan apapun kepada Zaskia, bukan karena Zaskia tak pantas untuknya seperti apa yang ia ucapkan tadi, tapi karena Djaka sendiri belum siap melakukannya dan dia juga tau jika Zaskia juga merasakan ketakutan yang sama.
Kini Djaka meraih ponselnya kembali, ia menunggu kabar dari Aldo. Sebelumnya ia sudah meminta asistennya itu untuk menyelidiki di mana Alvin sebenarnya, gara-gara ulah adiknya itu kini ia harus terperangkap dalam situasi rumit dan harus mengambil alih posisinya menjadi suami Zaskia.
Mendadak ia memang mendapatkan rejeki nomplok berupa seorang istri, sesuatu yang tadi pagi sempat ia ucap jika seandainya ia memiliki seorang istri. Ia memang menginginkan seorang istri terlebih usianya kini sudah menginjak 29 tahun, dan sudah cukup dewasa. Tapi bukan dengan cara seperti ini juga yang ia harapkan. Mendadak menikah seperti ini juga sama sekali tak pernah terbayang dalam hidupnya.
Zaskia memang sudah tak asing lagi baginya. Ia sudah beberapa kali bertemu dan berpapasan dengannya walaupun sama sekali tak pernah bicara berdua. Zaskia memang cantik,pipinya yang Chubby tapak sangat manis dan menggemaskan. Namun bukan seperti Zaskia perempuan dalam impiannya. Walaupun tak di pungkiri ia pernah sempat terkagum saat memandangnya.
.
.
Pagi ini Djaka bangun lebih dulu, seperti biasa ia akan sholat shubuh walaupun kantuk masih menyelimuti dirinya. ia memandang ke arah Zaskia yang masih tidur terlelap. Ada rasa kasihan harus membangunkan perempuan itu, tapi bagaimanapun juga ia tetap harus melakukannya.
"Hei, bangun…!" Djaka menarik selimut tebal yang menyelumuti tubuh perempuan itu. Seketika kaki dan paha mulus terekspose karena perempuan yang meringkuk itu memang memakai celana pendek berbahan satin. Sejenak Djaka tertegun memandangnya namun ia tak ingin terbuai dengan fikiran kotornya walau sebenarnya itu sama sekali tak salah.
"Euuuhh.. apaan sih joko, aku masih ngantuk…" Zaskia menggeliat dengan masih memejamkan matanya. Ia bahkan sama sekali tak bisa membuka matanya walaupun sudah di bangunkan oleh suaminya.
"Hei, bangun sholat shubuh…!"
"Aku tuh masih capek. Aku capek.. aku masih mau tidur.." perempuan itu kembali meringkuk dan menolak perintah dari suaminya. Ia bahkan mencoba untuk emnarik selimutnya kembali namun gerakannya di tahan oleh Djaka yang juga menarik ujung lain dari selimut tersebut.
Zaskia yang menyadari hal itu kini membuka matanya, ia melirik ke arah Djaka dengan kesal. "Kenapa sih Lo gangguin gue?"
"Aku gak mengganggu tapi aku memerintahkanmu."
"Gue bukan anak kecil."
"Kalau bukan anak kecil berarti sudah tau dong apa yang harusnya kau lakukan?"
"Isshh.. Joko, kamu ini nyebelin banget sih.." maki Zaskia yang merasa kesal.
"Cepat, sebelum pagi."
Zaskia tak berkutik ia hanya diam. Djaka berlalu meninggalkannya dan sibuk dengan ponselnya. Namun Zaskia justru memanfaatkan moment itu untuk tidur kembali. Djaka yang menyadarinya setelah beberapa menit menggeleng dan merasa sangat heran dengan kelakuan istrinya.
Dibalik selimut Zaskia tersenyum sesaat, ia memutuskan untuk tidur kembali meneruskan mimpi indah sebelum Djaka membangunkan dirinya lagi. Namun sayang, baru beberapa detik ia terlelap ada air yang mengguyur ke atas kepalanya.
"Hahh… apa-apaan ini? JOKOOO…" Zaskia seketika bangun karena air yang mengguyur wajah dan kepalanya membuatnya kesulitan bernapas. "Kenapa kau menyiramku dengan air?"
"Aku membangunkanmu." Jawab Djaka dengan datar.
"Apakah begini caranya membangunkan seseorang?"
"Salah sendiri kenapa tidur lagi."
"Aku itu capek, aku masih ngantuk, aku mau tidur."
"Boleh, tapi nanti. Sekarang bangun dulu dan tunaikan kewajibanmu! Atau,"
"Atau apa?"
"Atau aku seret kau ke kamar mandi. Atau kau mau aku melakukan hal lain?" Djaka kini membuka bajunya dan mencoba untuk menakut-nakuti Zaskia dengan ancaman unik yang ia lakukan.
"Stop! Oke, oke aku bangun." Zaskia kini beranjak berdiri dan menuju kamar mandi.
Sementara itu Djaka sersenyum geli, ia merasa puas karena rupanya gertakan yang ia lakukan berhasil membuat Zaskia bangun.
Kini faktanya setelah menunaikan ibadahnya Zaskia kini sama sekali tak mengantuk. Tak sesuai dengan harapannya sebelumnya yang ingin kembali tidur. Hanya saja kini perempuan itu bingung harus berbuat apa. Sesekali ia melirik Djaka yang tampak sibuk dengan ponselnya. Ia heran apakah penjual bakso sesibuk itu sampai harus serius seperti seorang boss besar saja.
"Jangan melirikku seperti itu, nanti kamu suka." Ucap Djaka yang ternyata menyadari jika Zaskia sedang memperhatikan dirinya.
"Cih, kepedean." Sangkal Zaskia walaupun sebenarnya perempuan itu merasa heran bagaimana Djaka bisa tau? Sedangkan pria itu sama sekali tak memandang ke arahnya dan tampak fokus dengan gadget di genggamannya.
"Buktinya kau dari tadi memperhatikanku. Naksir ya?"
"Astaga, kau ini mahkluk apa? Pedenya sampai ke langit, emang situ oke?"
"Baik atau buruknya aku, faktanya aku adalah suami kamu. Dan kau wajib menghormatiku!"