"Apa aku nggak salah dengar kak? Aku dan Mami disuruh keluar?" Syasya mengulang pertanyaan Rio.
"Ini kan kamar Kakak, jadi aku punya hak dong untuk ngapain saja di sini! Sudah Sya Kakak nggak mau berdebat! Cepat tinggalkan kami berdua dulu di sini!" tegas Rio.
Ke dua tangan Syasya dikrpalkan bahkan hampir diangkat seperti tertuju pada wajah Iklima namun Rio sigap menghadangnya dengan segera berdiri menghalangi tubuh Iklima.
"Oke, sekarang selama ada Kak Rio kamu merasa ada yang melindungi. Lihat saja nanti akan kubuat kamu sehina-hinanya di rumah ini!" gumam batin Syasya dengan ekspresi wajah marah ke arah Iklima.
Sepasang mata Syasya membulat, mengeratkan gigi atas dan bawah lalu melangkahkan kakinya mengikuti Mira sang Mami yang sudah lebih dulu keluar.
Cet rek
Baru saja satu langkah jarak kaki Syasya dari daun pintu Rio, terdengar suara pintu dikunci. Syasya semakin geram dengan membalikkan badannya seperti ingin kembali lagi.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com