"Agnes sayang, kamu masih di sini? Kamu nggak kesal nungguin Rio?" tanya Yuda dengan hanya membuka pintu seukuran badan dia.
Mengernyitkan dahi sambil memperhatikan dari ujung rambut Yuda sampai ke kaki, sekilas tidak ada yang mencurigakan karena mata Agmes melihat rambut serta pakaian Yuda rapi.
"Apa aku boleh masuk Pah?" tanya Agnes.
Menelan salivanya terlebih dahulu lalu perlahan daun pintu pun dibuka Yuda. Setelah Agnes berhasil masuk, ruangan kerja Yuda disapu sampai sedetail mungkin oleh mata Agnes, namun tak sedikitpun dia melihat sesuatu yang mencurigakan.
"Kenapa pintunya dikunci sih Pah? Dan gordynnya kenapa ditutup pula sih?" tanya Agnes penuh selidik.
Satu tangan Yuda menggandeng bahu Agnes lalu mengajaknya duduk santai di sofa, lalu menawari puterinya untuk minum yang tersedia di lemari es.
"Kamu mau minum sayang?"tawar Yuda.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com