Yolanda menatap nanar kakak perempuannya yang dipukuli oleh Vivaldi. Riana juga sama sekali tak membantu, hanya melihati Welia tanpa belas kasih.
"Yolanda," Arabella menggenggam tangan adiknya lembut.
"Ya, Kak?"
"Kamu mau membantu Welia? Kami bisa membuat Ayah berhenti memukuli Welia kalau kamu mau," ujar Arabella.
Mulut Yolanda terkunci rapat. Ia bingung.
"Jujur saja, aku tidak sepeduli itu pada Welia sampai harus menolongnya yang sedang diberi hukuman oleh Ayah karena mulutnya sendiri. Lain cerita kalau itu kamu, karena kamu dan Welia berbeda. Aku hanya menyayangimu, tidak dengan Welia," aku Arabella dengan nada berbisik. Arabella memang tidak peduli pada Welia sedikitpun. Adik tirinya yang nomor dua itu termasuk salah satu orang paling parah yang menyiksa Arabella dengan mulutnya. Lain halnya dengan Yolanda, Welia itu sudah tidak tertolong sifat jahatnya.
"Tapi kalau kamu ingin membantu Welia, maka kami akan membantumu."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com