webnovel

Dia Arabella, si Nona Topik Gosip

Orchidia yang tidak terlibat dengan percakapan itu terus menikmati kue kering, ekor matanya menangkap pemandangan Arabella yang tampak senang.

' Syukurlah, mungkin ini bisa menjadi awalan yang baik untuk Arabella ' pikir Orchidia tentang Arabella yang akan menjadi pemilik Kafe ini.

" Baiklah. Kalau begitu, saya akan datang bersama notaris beberapa hari lagi sekalian membawa uang untuk merenovasi kafe ini " ujar Arabella.

" Ya, Nona. Kami tunggu. Terima kasih untuk semuanya, maaf mengganggu waktu Anda. "

Percakapan selesai. Amato pun pamit kembali ke dapur, sementara Ancel mengamati Arabella dengan tatapan penasaran dari meja samping.

" Ada apa, Ancel?" tanya Arabella yang tengah mencoba Dessert rekomendasi Orchidia, rasa mangga dan dilengkapi dengan buah mangga asli.

" Enak, " gumam Arabella dengan senyum merekah indah.

" Tunggu saya dewasa ya, Nona. Saya akan menjadi kesatria pelindung Anda, " lontar Ancel dengan wajah sumringah yang sudah bertekad.

Arabella tertawa merdu, Orchidia pun merasa ucapan Ancel lucu.

' Astaga, Ancel. Bagaimana bisa seorang pahlawan kerajaan di masa depan malah mau jadi kesatria pelindungku?' pikir Arabella.

Tapi, yah.. untuk menanggapi anak kecil, Arabella mengangguk saja.

" Semangat, Ancel. Akan saya tunggu ya, " ucap Arabella menyemangati.

Ancel mengangguk-anggukkan kepalanya penuh semangat, keputusannya untuk mengabdi pada Arabella sudah bulat. Arabella, malaikat keluarganya. Penolong mereka.

*****

Setelah selesai menikmati dan membayar pesanan mereka pada Amato, dua wanita cantik itu pun kembali masuk ke kereta kuda. Mereka meluncur ke beberapa butik terkenal di ibu kota.

" Arabella, anggaran bulananmu kan sudah terpakai 50 Gold lebih untuk mengurus masalah Kafe tadi. Sekarang hanya tersisa sekitar 70-an Gold, kan? Aku akan membayari belanjaanmu, jadi beli saja apapun yang kamu inginkan " tutur Orchidia dengan nada santai.

Meskipun keluarga Orchidia hanya bergelar Count, tapi kekayaan mereka bahkan kini melebihi keluarga Marquess Falzen. Harta keluarga Falzen sudah banyak dikeruk oleh Vivaldi untuk berfoya-foya. Itu sebabnya, bisa di bilang keluarga Count lebih kaya. Tak ada orang yang tau hal itu kecuali Arabella dan keluarga Orchidia, mereka bukan orang yang gemar pamer.

" Tapi, Anda kan juga mendapatkan anggaran yang tidak lebih banyak dari saya, Bu " balas Arabella. Merasa sungkan untuk menerima kebaikan hati Orchidia.

" Tidak apa-apa. Keluargaku punya harta yang lebih dari cukup. Apalagi setelah Kakakku, Isaac yang menjadi penerus keluarga, harta kami bertambah banyak. Aku juga mendapatkan banyak uang dari beberapa usaha dan perkebunan milikku, " terang Orchid. Tak ada kesan pamer sedikitpun dari suaranya. Orchidia memang murni memberitahu Arabella.

" Saya tau, Bu. Tetap saja.. "

" Ayolah, Sayang. Apa salahnya seorang ibu memberikan hadiah pada putrinya, hm?" rayu Orchidia.

Netra abu-abu Arabella terpaku pada Orchidia yang duduk di depannya, ' seorang ibu memberikan hadiah pada putrinya? Dan putrinya itu.. aku?' pikir Arabella.

Raut wajah Arabella yang tampak terkejut membuat Orchidia merasa miris, Arabella yang cerdas dan terlihat kuat ini ternyata tidak percaya bahwa dirinya dicintai.

" Arabella-ku sayang, kamu itu.. putriku. Jangan terkejut seperti itu, aku tidak main-main saat berkata bahwa aku menyayangimu " ujar Orchidia memberi pengertian. Tangannya yang terbalut sarung tangan renda berwarna putih terulur untuk mengusap lembut tangan Arabella yang tidak menggunakan sarung tangan.

" Ah.. ya, benar. Saya dicintai ya, " lirih Arabella.

" Iya. Akan ada banyak orang yang mencintaimu meski bukan orang dari kediaman Falzen " imbuh Orchidia.

TOK TOK

" Nona Arabella, kita sudah tiba di Butik Madam Lilis " celetuk kusir kereta kuda dari depan.

Seorang pelayan pria membukakan pintu kereta kuda, " silahkan, Nona. " Tangan pelayan itu yang terulur untuk membantu Arabella turun di alasi oleh sapu tangan agar tidak bersentuhan langsung dengan tangan Arabella.

Salah satu etika bangsawan zaman ini, seorang Nona bangsawan yang belum menikah tidak boleh bersentuhan langsung dengan kulit pria lain selain pasangannya. Dan kebetulan, Arabella masih belum memiliki sarung tangan sehingga mau tidak mau pelayan itu membatasi kulit mereka dengan sapu tangan.

"

Di mata orang-orang, kedudukan Arabella yang merupakan seorang putri resmi lebih dihormati dari pada Orchidia yang hanya seorang selir. Itu sebabnya, pelayan atau pekerja pun memanggil dan memberi laporan pada Arabella alih-alih pada Orchidia.

" Terima kasih, " ucap Arabella lembut.

Para pekerja keluarga Falzen selama beberapa hari ini sudah bisa membiasakan diri mereka untuk tidak terkejut saat Arabella bersikap sopan dan berbicara formal.

" Senang bisa melayani Anda, Nona " balas pelayan itu dengan senyum hangat.

Tidak bisa dipungkiri, para pekerja merasa senang dan dihargai saat Arabella bersikap seperti itu. Di zaman bangsawan seperti ini, mana ada Nona muda yang menghargai pekerjanya dan bersikap sopan seperti Arabella? Tidak dicambuk saja sudah syukur.

*****

Butik Madam Lilis merupakan butik yang menjual pakaian wanita bangsawan paling terkemuka untuk saat ini, harga gaun butik itu juga bukan main.

Arabella dan Orchidia masuk ke dalam butik yang cukup ramai itu, puluhan pasang mata memusatkan pandangan pada Arabella.

Seorang Nona berambut emas berkilau, wajah seputih salju yang terlihat mulus dan lembut, setiap detail wajahnya terpahat sempurna, lekuk tubuhnya pun sangat indah. Para Nona dan Nyonya bangsawan yang sedang ada di Butik Madam Lilis berusaha untuk tidak terlalu menampilkan kekaguman mereka, tidak ingin Arabella menjadi percaya diri.

Menurut para bangsawan ibu kota, Arabella yang berasal dari desa itu tidak pantas menjadi pusat perhatian. Mereka tidak ingin kalah dari Arabella yang kampungan itu.

Rombongan pelayan Butik dan seorang wanita paruh baya yang memimpin di depan menyambut Arabella, " selamat datang di Butik Lilis, Lady Arabella " sambut wanita paruh baya itu.

" Saya, Lilis Catari. Countess Catari yang mewarisi gelar keluarga setelah Count Catari, Ayah saya meninggal. "

Ah, jadi wanita berusia 40-an akhir itu adalah Lilis Catari si pemilik Butik.

" Senang bertemu dengan Anda, Countess Catari. Saya, Arabella Fay Falzen. Putri dari Marchioness Falzen " balas Arabella yang memperkenalkan diri dengan nama ibunya, bukan Vivaldi. Arabella tidak membungkukkan tubuhnya, tidak juga menundukkan kepalanya, meski Lilis adalah orang yang lebih tua darinya. Karena, gelar Lilis lebih rendah di banding Arabella. Itu sebabnya Arabella tidak boleh melakukan tindakan yang merendahkan dirinya sendiri.

" Saya sudah tau, Lady Arabella. Grand Duke Julian sudah menghubungi butik ini beberapa saat yang lalu. Kami semua, diminta untuk melayani Lady Arabella sebaik mungkin " ungkap Lilis dengan senyum profesional. Menyembunyikan ekspresi kagum terhadap kecantikan Arabella yang jauh lebih dari pada rumor yang beredar.

" Wah, bagaimana bisa? "

" Jadi dia, Arabella yang dirumorkan itu?"

" Putri keluarga Marquess Falzen yang di undang langsung oleh Grand Duke Julian?"

" Ternyata Lady Arabella sangat cantik, rumor yang menyebar sama sekali tidak ada apa-apanya dibandingkan aslinya. "

" Gila, kalau Lady Arabella debut pasti dia akan menjadi bunga sosialita "

" Tadi saya melihat Lady Arabella mengucapkan terima kasih pada pelayannya, dan sekarang dia juga berbicara formal pada Countess Catari yang bergelar lebih rendah. Ternyata benar ya, etika dan tutur katanya sangat baik!"

Ungkapan kekaguman dan keterjutan dari para tamu butik memenuhi indera pendengaran Arabella. Orchidia yang berdiri di sampingnya pun tersenyum, bangga dengan Arabella. Sesuai dugaan Orchidia, semua orang pasti akan berpikir sama sepertinya. Rumor itu sama sekali tidak ada artinya karena tidak menggambarkan Arabella yang secantik malaikat ini.

Nächstes Kapitel