(Indra Kazmer)
Sebuah gedung tua tak terbengkalai, berdiri sendiri dan jauh dari khalayak keramaian. Wajah tampan Indra tersinari cahaya dari lampu-lampu yang menyala di sepanjang lorong. Langkah kakinya yang begitu ringan, tangannya memainkan pisau bedah. Senyumnya mengenggam tak kala suara geraman itu bagaikan alunan musik yang menggema. Langkah kakinya berhenti, mata cemerlangnya menatap sesuatu di lorong di balik kegelapan.
"Kamu sudah kembali?" tanya Indra pada sosok di kegelapan.
"Tentu saja, aku harus kembali. Aku tidak akan mengkhianatimu Indra."
Seorang wanita bergaun merah muncul dari balik kegelapan. Bibirnya yang merona merah, mengembang sempurna, rambut yang selalu di gulung. Tapi, bola matanya menyiratkan seekor ular yang haus akan mangsa, sampai lidah keluar.
Indra mendengus dan mengangkat kepalanya. Wanita di hadapannya selalu membuat Indra terkagum-kagum. Tidak salah menjadikan wanita bergaun merah itu sebagai pelayan setianya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com