Masih di rumah sakit, Oslan pun muncul.

Lebih dari tiga hari lamanya, aku terbaring di atas kain kurang nyaman. Aroma segala sisi dinding tercium obat menyengat. Walau sebenarnya, di ruangan ini sangat terjaga higienisnya. Mereka semua telah meninggalkan sisi ruangan ini—rekan kerjaku.

Kini, mataku termenung memikirkan hal-hal yang tidak kuingat sebelumnya. Hanya ibu merapikan seluruh barang-barang—pemberian dari rekan kerjaku.

"Ma, Ocha kecelakaan ya? Terus, di mana Jose sekarang, Ma?"

Akhirnya aku mulai bertanya soal keberadaan suami kontrakku. Walau aku tidak mengingat momen yang pernah terjadi, tetapi aku mengingat orang-orang. Terlebih jika dia pernah mengatakan janji kepadaku.

Ibuku menegakkan tubuhnya ketika terbungkuk setelah menyimpan beberapa benda di balik laci lemari. Matanya jenuh memandang ke arahku, seperti layu karena kelelahan.

"Jose udah balik kerja, Ocha. Kamu istirahat aja dulu, mama mau pulang sebentar. Kamu pengen makan apa?"