Percakapan itu pun terhenti. Nada terakhir aku dengar dari pria bersuara berat itu adalah seorang polisi. Ayahku ditahan karena melakukan kejahatan. Tapi, aku tidak tahu pasti kejahatan apa yang disebut oleh mereka.
Sinar di luar sana masih terlihat benderang, belum saja tenggelam. Namun, langkah kakiku lebih cepat dari yang aku bayangkan.
Aku tidak akan bisa keluar sebebas mungkin. Karena di luar sana, dua pengawal masih terjaga dengan gagah berani.
"Hei, kalian berdua!" pekikku ke arah mereka.
Danuar dan Eden pun berbalik tegas. Tidak menunggu sapaan berikutnya mereka akan bergegas. Tapi mereka memang sangat tanggap setelah nadaku cukup resah.
"Tolong anterin gue ke Polda sekarang juga!" perintah kecilku sedikit bergetar.
Dua pengawal malah saling menatap, ada apa? Ketika aku hendak mengangkat kakiku untuk segera pergi. Namun terhenti dan melawan arah. Sebuah pandangan melesat ke dua pengawal tersebut.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com