webnovel

42. MEMBUKA KENANGAN INDAH

Di tengah malam didalam kamar yang sunyi dengan membawa menerangkan lampu emas di sampingnya, saat Panji melihat foto masa kecilnya bersamaGanyu yang bergandengan tangan membuatnya senang namun, dirinya lupa segalanya dari masa lalunya atau kenangan yang terindah dimasa kecil. Lalu, dia membayangkan dirinya masa umur empat tahun,dengan memegang makanan dan tiba-tiba saja terdengar suara perempuan yang sedang bertengkar dengan seseorang, Panji melihat Ganyu kecewa karena sikap Hu Tao yang tidak peduli tentang apa-apa termasuk makanan. Kemudian, ditangannya dirinya membawa sebungkus cokelat hingga memotongnya dan memberikkannya kepada Ganyu.

Ganyu melihat sepotong cokelat untuknya dan mengambilnya sambil berkata,"terimakasih...",ucapnya sambil melirik ke arah Panji yang tersenyum,"Panji? ini..... untukku",ujarnya hingga melihat kepala Panji mangkuk tidak pernah mengeluarkan apa-apa kepadanya. Bahkan, dia berkata,"Kakak..... aku..... dengar, Kakak..... tidak suka..... sama.... Kakak.... itu.....",ujar Panji dengan bicaranya yang tidak lancar walaupun nyambung dalam kata.

"sudah Panji, biar saja sendiri. Untung ada Panji",ujar Ganyu yang tersenyum sebagai balasannya hingga pergi keluar dan melihat pemandangan indah dibelakang halaman rumah, kemudian melahap cokelat hingga habis,"Panji, ada lagi tidak? Aku mau lagi",ujar Ganyu yang tidak puas dengan makanan tersebut.

"Maaf.... Kak",ujar Panji dengan kecewa,"aku..... tidak..... punya.... lagi",tambahnya

Ganyu pun tersenyum lagi agar tidak mengecewakan Panji dalam apapun dan berkata,"tidak apa-apa Panji, Kakak tidak memarahimu yang penting Kakak senang bisa berbagi makanan sepertimu",ujarnya

"su su sungguh?",ujar Panji yang gemetar mendengar ucapan Ganyu yang tersnyum lagi kepadanya

"iya Panji, kau takut padaku?",ujarnya

"aaah, aku..... aku.....",ucapan Panji pun diteruskan oleh Aji, Ayahanda Panji sambil berkata,"Panji! Ganyu! ayo kesini kalian berpose bersama-sama!",ujarnya hingga mereka pergi untuk berfoto. Panji mulai sadar, dimana Ayahanda Panji, Aji mengajaknya untuk berpose sejak kecil bahkan, melihat foto didalamnya bersama Ganyu tampak berpegang tangan membuatnya mengetahuinya. Namun, tiba-tiba saja terdengar suara langkah kaki dari arah belakang Panji sambil meliriknya dan ternyata Ganyu datang untuk menemaninya dan berkata,"belum tidur Panji?",ujarnya

"iya Kak, aku belum tidur",jawab Panji sambil menyimpan foto sobekkan tersebut di atas meja namun, Ganyu pergi dan melihat di atas meja tersebut dan berkata,"kau masih melihat kenangan masa kecil dibalik foto itu?"

"iya, membuatku membuka pikiran tentang itu, masa kecilku",ujar Panji namun, Ganyu berkata kepadanya,"sudahlah Panji, itu masa lalu, jangan diingatkan lagi",ujar Ganyu kepada Panji

"tentu Kak, aku hanya mengingat kebaikan itu dimasa laluku bersamamu, Kakak",ujar Panji sambil menatap Ganyu yang sedang melihat foto masa kecilnya yang sedang memegang tangan Panji dan tersenyum hingga berkata,"sepertinya, kenangan masa lalu merupakan hal yang berharga tapi, bisa juga dilupakan karena masa lalu yang tidak menyenangkan, kau ingat? Aku tau kau sangat takut kepada ular iya kan?",ujarnya

"iya Kak, tapi aku masih trauma untuk menghadapi itu",jawab Panji yang muka datar ke arah Ganyu

"Hmmm, tapi..... sulit untuk dilupakan rasa lukamu itu, tapi kau bisa dilupakan di suatu hari nanti",ujar Ganyu kepada Panji yang muka datar ke arah dirinya

Ganyu melihatnya lalu, wajah Panji mulai berubah lagi hingga pergi ke tempat tidur, lalu dia pergi sambil mengikuti Panji yang wajahnya datar kepadanya sambil berkata,"kenapa Panji wajah tadi itu mendatar?",ujar Ganyu yang kebingungan melihat wajahnya mendatar

"aaah Kakak",ucap Panji kearah Ganyu yang sudah mengetahuinya, Panji selalu bercanda dengannya hingga berkata,"kau suka bercanda kepadaku Panji, ah!",ujarnya sambil memeluk Panji di atas tempat tidur dimalam hari.

Keesokannya, di Liyue, Panji sedang mengecap di kertas sambil memindahkannya, ke samping lalu, membereskan seluruh acakkan kertas yang diperbuat oleh Ganyu hingga dia menjawab,"tidak usah Panji, biar Kakak yang membereskannya, Panji",ujarnya sambil memasukkan seluruh kertas yang sudah dibereskan dengan rapih hingga melihat Panji yang sudah membereskan seluruh kertas di beri tanda cap di atas kertas. Setelah itu, dia disuruh Ganyu menyimpan kotak yang berisikan kertas yang tidak dipakai lagi, ke dalam gudang karena sudah tidak laku lagi. Begitu Panji keluar dari tempat tersebut yang sangat gelap, dia pergi menemui Ganyu yang sedang duduk dan istirahat sejenak setelah menulis sesuatu di tangannya. Kemudian, Panji pun duduk disebelahnya dan Ganyu melihatnya sambil berkata,"sudah menyimpan kotak berkas kertas kerja Kakak, Panji?",ucap Ganyu kepada Panji yang kelelahan

"udah Kak, aku sudah menyimpan kotak itu",jawab Panji kearah Ganyu namun, di saat mereka berbicara tiba-tiba, muncul Hu Tao yang sedang berlari dan langsung mendekati Panji dari arah samping dan berkata,"eehehehe, selamat pagi Panji",ujarnya dengan senyum murah yang bernada hantu yang mengerikan bercampur kocak.

"aahahahaha, selamat pagi Kak Hu Tao",jawab Panji dengan sedikit kaku melihatnya hingga Hu Tao tersenyum dan berkata,"aaah, sudahlah Kakak janji tidak lakukan lelucon yang berlebihan lagi Panji",ucap Hu Tao kepada Panji

Hu Tao mengeluarkan makanan kepadanya, bakpao dan makanan tradisional Liyue yang Panji belum pernah lihat kecuali daging mora yang berisikan daging sapi,"Kakak bawa makanan, Panji",ujarnya

Panji senang melihatnya sambil mengambil satu sambil berkata,"terimakasih Kakak, aku senang melihat makanan daging mora seperti ini. Boleh minta Kak",ucap Panji sambil melahap roti isi daging sapi, daging mora. Lalu, Panji pun menghabiskannya hingga Hu Tao tersenyum melihatnya sambil berkata,"iya sama-sama Panji",ucapnya sambil menghadap Ganyu yang melihat dirinya dan Panji sedang makan.

"ini, Ganyu mau makan",ujar Hu Tao sambil membawakan makanan tanpa daging hingga Ganyu menjawab,"tapi, kau sudah membayarnya?"

"udah, Ganyu.... aku sudah membayarnya",jawab Hu Tao lalu, mengambil salah satu makanan berupa daging mora yang sama dengan Panji,"Hmmmm, ini enak Panji",ujarnya,"kau sangat suka daging mora jika kau datang ketempat ini",tambahnya sambil melahapnya

"iya Kak, tapi kadang-kadang suka makanan roti daging mora seperti ini Kak Hu Tao",ujar Panji kepada Hu Tao

"begitu ya? Dulu, kau selalu mencari Ganyu ternyata kau membeli roti mora rupanya, Hah?",ucap Hu Tao kepada Panji,"aku tau jika kau datang kesini membeli roti ini, rasanya nikmat dan tiada habisnya bagimu",tambahnya sambil melahap roti mora dan menghabiskannya

"aah, tidak juga Kakak. Selain itu, aku bantu Kak Ganyu maupun Kak Keqing",ujar Panji,"selain itu, yaaah kemana-mana sama Kak Ganyu.....",tambahnya namun, Hu Tao berkata,"kenapa nggak sama aku saja Panji?",ujarnya sambil rauk muka kecewa

"ooh, jangan kecewa Kakak. iya! iya! iya!",ujar Panji yang merasa terkejut dan tertawa dikit bercampur keringatan melihatnya

"sebaiknya, kau jalan-jalan saja sama Hu Tao Panji",ujar Ganyu sambil tersenyum saat kepala Panji menghadap dirinya namun, Panji berkata,"apakah Kakak tidak apa-apa di sini sendirian?"

"tidak, Kakak sudah terbiasa di tempat ini",jawab Ganyu sambil melihat Panji di dorong oleh Hu Tao untuk pergi jalan-jalan sambil berkata,"iya! iya! bentar Kakak, aduh Kak Hu Tao memang tidak sabar orangnya, aduuuuh",ujar Panji hingga Ganyu membuang nafas dan berkata,"hati-hati ya Panji"

"ayolah Panji, yuk ikut sama Kakak",ujar Hu Tao sambil melihat Panji menghadap dirinya dan berkata,"baiklah, Kakak Hu Tao sekarang kita pergi kemana?",ujarnya kepada Hu Tao sambil menjawab,"bagaimana kita pergi ke Chasm"

"Chasm? Aku belum pernah kesana sebelumnya",ujar Panji kepada Hu Tao

"disana dulunya adalah tempat tambang batu biasa bahkan, harta karun. Kau ingat, kau, Aku, Ganyu, dan Xiao pergi mencari harta karun loh di sini",ucap Hu Tao dengan rauk muka senyum yang serius kepada Panji yang membuatnya serem melihatnya dan berkata,"lalu..... di tambang itu, ada..... apanya?",ujarnya hingga Hu Tao menjawab didalam gendangan telinga Panji,"disana..... ada... hantu pemanah misterius, sama sepertimu",ujar Hu Tao dengan rauk muka seram kepada Panji yang membuatnya serius dan berkata,"pemanah..... berhantu.....?"

"iya, siapa yang ada disana, kau akan mengenai serangan satu anak panah dan kau akan mati",jawab Hu Tao hingga Panji berkata,"lalu, apa yang terjadi jika aku mengenai pemanah itu Kak?",ujarnya kepada Hu Tao

"jika kau kena anak panah, kau akan mencair seperti air",jawab Hu Tao kepada Panji yang membuatnya takut hingga kaget mendengarnya,"apa?! Lalu... apa kelemahan dia?",ujarnya

"tidak ada kelemahan, dia pintar bersembunyi tidak ketahui oleh orang lain termasuk kau dan aku",ujar Hu Tao hingga Panji berkata lagi,"baiklah, kita akan pergi kesana, tetapi kita juga harus berhati-hati dengannya"

"tentu, Kakak juga begitu Panji",ujar Hu Tao sambil melihat Panji pergi bersamanya, ke daerah pertambangan Chasm di Liyue bagian barat laut, begitu mereka mengamati dan pergi kebawah karena, mereka melihat sebuah jurang berbentuk lingkaran besar, kemudian Panji berkata kepada Hu Tao,"baik ini seperti permainan dulu, memanjat tebing. itu menurut Kakak bukan menurutku",ujar Panji hingga Hu Tao hanya tersenyum yang misterius kepada Panji bahkan, dia berkata,"tentu, jangan banyak bicara Panji, yang penting kita kebawah dan menelusuri tempat itu. Kita akan kaya disana",ujar Hu Tao kepada Panji sambil berjalan kebawah hingga tak lama kemudian mendarat. Panji melihat seluruh tempat sekitarnya gelap gulita bahkan, tidak bisa melihat apapun didalam ruang bawah tanah Chasm termasuk harta karun yang mereka cari. Kemudian, Hu Tao pergi kesuatu tempat sendirian namun, Panji melihatnya dan mengikutinya dari belakang sambil berkata,"hey tunggu aku! Kakak! Tunggu aku!",ucap Panji sambil berlari dan menabrak pundak Hu Tao dan hampir jatuh

"duh, hati-hati Panji! Huh, hampir saja terjatuh",ujar Hu Tao sambil menghadap kebelakang namun, Panji berkata,"maaf Kak, aku tidak sengaja seperti itu",ujarnya,"lalu, kita kemana sekarang?",tambahnya

"tuh",jawab Hu Tao sambil melirik kedepan dimana Panji kebingungan sambil melihat kedepan terdapat sebuah kotak harta karun tersebut, kemudian mereka berjalan hingga mencoba untuk membuka isi didalam kotaknya."pasti miliaran Mora",ujar Panji dengan ucapan ngasal tentang isi didalam kotak harta karun

"coba aja buka Panji, kotak itu mungkin tidak dikunci",ujar Hu Tao yang melihat Panji pergi sambil membuka kotak tersebut bahkan, begitu membukanya yang isinya adalah miliyaran koin mora yang membuat Panji terkejut dan senang melihatnya,"waaah, ini keping koin emas miliyaran Mora di Liyue",ujarnya

"iyalah, Koin ini sangat sulit untuk didapatkan oleh orang lain terutama Kakakmu begitu",ucap Hu Tao sambil melebarkan mulutnya ke setiap samping dan mengeluarkan gigi yang rapat didepan mata Panji

Begitu Panji terkejut hingga membawa harta karun tersebut ke suatu tempat atau memperlihatkannya kepada Ganyu tentang harta karun Mora yang bermiliyaran emas, tiba-tiba saja terdengar suara pergerakkan kaki yang sangat cepat dan lincah yang membuat Panji terkejut hingga berusaha untuk menghindar karena, dirinya mendengar dan melihat bayangan pemanah dan juga orangnya yang berusaha menyerang, Hu Tao melihat anak panah tersebut dan berkata,"ayo Panji kita bawa kotak harta karun itu",ujarnya sambil membawakan kotak tersebut walaupun musuh misterius tersebut berusaha menyerangnya, namun Panji melihat anak panah sang musuh berelemen Hydro. Kemudian, Panji mengeluarkan mata tajam Qilin sama seperti kamera Thermal, lalu dia melihat kesetiap samping dan tiba-tiba dibelakang muncul bayangan biru yang siap untuk memukul Panji bahkan, Panji berusaha menghindar darinya. Kemudian, Panji mengeluarkan satu anak panah ke arah bayangan biru yang misterius yang sedang pergi kesuatu tempat.

Hu Tao pun tidak mepedulikan Panji yang sedang terjebak didalam ruang bawah tanah Chasm sendirian hingga melihat harta karun tersebut namun, dirinya tidak mau bersalah sambil berkata,"ah, aku khawatir dengan dia",ujarnya didalam hati hingga menyimpan kotak harta karunnya kemudian, dia akan mencoba menyelamatkan Panji dari kejaran musuh yang tidak dilihat olehnya.

Sementara itu, Panji berusaha untuk menghindar dengan menggunakan kedua mata Qilinnya yang mampu melihat hantu atau benda-benda yang tidak bisa melihat dengan aslinya, bahkan tiba-tiba di sampingnya muncul serangan gelembung air agar tidak bisa bernafas Namun, Panji mengeluarkan bola es sebagai pelindungnya dari serangan tersebut membuat musuh kebingungan dan kocar-kacir mencari kelemahan bola es milik Panji walaupun bola tersebut mampu melihat pergerakkan musuh.

"Hmmm, bola es ini, mampu melihat pergerakkan musuh yang berusaha menyelinap di suatu tempa",ujar namun, dirinya melihat sebuah pancuran air yang misterius yang berasal dari tiang yang berbentuk aneh dan berbentuk lingkaran untuk mencoba menghancurkan lingkaran es buatan Panji. Lalu, begitu aliran Hydro mengalir kearah Panji,air yang dikeluarkannya pun mulai membeku dengan cepat yang membuatnya terkejut dan mundur karena serangan tersebut.

Hu Tao melihat kejadian tersebut sambil melihat pelindung milik Panji sudah tidak ada hingga melihat dirinya yang khawatir dengan serangan pemanah,"Panji kau tidak apa-apa kan?",ujarnya

"iya, Kakak kemana saja? Aku mencari Kakak disini",ucap Panji dengan rauk muka khawatir dengan dirinya lalu, Hu Tao berkata,"haaah, ya sudah, kita akan pergi, Kakak sudah membawakan kotak itu dari tempat ini",tambahnya sambil memegang tangan Panji untuk pergi dari tempat Chasm.

Menjelang siang, saat Panji dan Hu Tao membawakan sebuah kotak yang berisikan harta karun yang bermiliyaran Mora, lalu mereka sampai di depan kantor kerja Ganyu hingga Panji berkata,"Kakak, harta karun ini..... untuk siapa?",ujarnya sambil melihat rauk muka bengong dan berfikir,"aaah, untuk... untuk...",ujarnya sambil berfikir kembali,"eh! anu....."

"eh, kalian ada disini?",ucap Ganyu yang melihat mereka sedang membawakan kotak harta karun dari Chasm,"harta karun apa itu Panji? Hu Tao?",tambahnya

"ini..... harta karun dari Chasm Kak Ganyu, iya kan Kak Hu Tao",jawab Panji kepada Ganyu yang telah melihat kotak tersebut

"boleh aku lihat isinya, Panji?",ucap Ganyu

"ini punya Kak Hu Tao bukan punya aku",jawab Panji yang rauk muka polos kearah Ganyu yang membuat Ganyu kebingungan

"aaah, iya..... ini punyaku dan punyamu juga kan? Kita berdua yang telah menemukan kotak ini dari sana",jawab Hu Tao

"ooh, kita berdua? Ya sudah, kita bongkar isi didalam kotak ini Kak Hu Tao",Panji pun mencoba membuka kotak tersebut sambil memperlihatkan isinya bersama, begitu dibuka mereka menemukan cahaya koin emas Mora dari Chasm yang membuat Ganyu terkejut melihatnya sambil berkata,"waah, ini kan emas Mora Panji. eh, ada surat di gulung Panji",ujar Ganyu yang melihat kertas gulungan berada di kubur koin emas Mora dan memungutnya sambil melihat isinya,"kertas ini boleh dibaca olehku? dan juga oleh Panji. isi surat ini berupa..... denah Panji dan Hu Tao",jawab Ganyu yang telah melihat isi kertas tersebut.

"sebuah denah, berarti ada harta karun Panji",ujar Hu Tao, sementara Panji melihat rauk muka tersebut yang belum pernah melihat dia senyum mendengar isi catatan tersebut lalu, dia pun melihat isi kertas yang dipegang Ganyu dan berkata,"Kakak, apakah kita ke tempat yang kemarin?",ujarnya

"iya, kertas ini sudah lama ada didalam kotak harta karun itu",ujar Ganyu yang telah melihat isi catatan misterius tersebut, lalu Hu Tao ingin dekat dengannya sambil berkata,"hey Ganyu, biar aku yang akan mencari harta karun itu. dan harta karun dari Chasm milikmu ya Panji?",ujar Hu Tao yang tidak sabar menunggu untuk mendapatkan harta karun yang kedua

"Kakak aneh, padahal harta karun ini punya kita berdua bukan milikku sendiri",ujar Panji kepada Hu Tao dan dia berkata,"ooh, kau tidak mau mengambil harta karun itu? ya sudah milikku semuanya, dan kertas ini akan aku cari sendiri disuatu tempat",ujarnya

"ah, buat Kakak saja semuanya!",ujar Panji hingga Hu Tao tersenyum dan berkata,"kau yakin? harta semua ini ada ditanganku Panji?",ujarnya kepada Panji

Panji bingung dan tidak mengeluarkan apapun kepadanya, hingga Panji membuang nafas bahkan Ganyu khawatir karena dia tidak memberikan jawaban kepada Hu Tao sambil berkata,"tidak, kita bagi-bagi saja, bahkan aku akan ikut bersamamu mencari harta karun itu bagaimana Hu Tao?",ujarnya

"jawaban yang bagus, agar Panji menjadi semangat jika ada kamu",ujar Hu Tao dengan tatapan serius kepada Panji

"hey, kenapa ngomong seperti itu dihadapanku?",ujar Panji dengan rauk muka memerah membuat Hu Tao tau sambil berkata,"oh ya? kenapa rauk mukamu memerah hah?",ujarnya hingga Panji tidak menjawab apa-apa hanya bingung dan malu saja yang dikeluarkan kepada Hu Tao

"Aku sama Panji itu..... memang saling menyukai, Hu Tao",jawab Ganyu dengan pelan dan jujur kepadanya,"itu kecampakkannya dari aku kedia",tambahnya

"oh ya?",ujar Hu Tao yang tidak percaya dengan ucapan Ganyu

"ya sudah, kalau tidak lanjut tentang peta itu, kita sudahan saja",ujar Panji sambil menghelas nafas keluar hingga Hu Tao kaget dan berkata,"oh iya! iya! iya! Panji, kita lanjut saja jangan cabut seperti itu",ujar Hu Tao kepada Panji

Akhirnya mereka akan pergi dan mencari benda misterius dibalik kertas denahnya, lalu Panji berada di samping Hu Tao sambil melihat isi peta tersebut sementara Ganyu berada dibelakang mereka. Lalu, mereka akan mencari disekitar belakang halaman rumah Panji, Hu Tao melihat isi kertas tersebut dan berkata,"apakah..... tempat inikah yang kita akan cari Panji?",ujarnya

"iya",jawab Ganyu,"di bawahnya ada catatan kecil Hu Tao, cob abaca saja",tambahnya hingga melihat Hu Tao sedang membaca dan melanjutkan mencari didalam hutan belantara, Cuaca mendung mulai diselimuti tanpa hujan membuat Hu Tao serius hingga Panji melihatnya sambil mengikutinya kemana dia pergi. Lalu, beribu pohon besar dan berambut hijau dimana-mana, Panji melihat Hu Tao tampak kebingungan untuk mencari petunjuk bahkan, dia berkata,"duh dimana ya kotak harta karunnya? Katanya ada ditempat ini bertanda silang hitam",ujarnya yang membingungkan

"kenapa Kak?",ucap Panji sambil melihat rauk muka Hu Tao yang marah dan menjawab,"peta sialan!",ujarnya hingga melemparkan isi surat tersebut ke atas bahkan berkata lagi,"kenapa kertas ini menipuku?!",tambahnya dengan mengeluarkan air mata bahkan Panji berkata,"sudahlah, mungkin bukan rezeki Kakak, nanti juga ada yang lebih baik daripada ini",ucap Panji yang selalu memberi nasehat kepada Hu Tao

"ganti? apa maksudmu?",ucap Hu Tao yang bingung mendengar ucapan Panji

"yaaah, maksudku.....",Panji melihat ke depan dan matanya molotot melihat dua sampai empat serigala hitam yang siap menyerangnya dan berkata,"awas Kak!",ujarnya hingga Hu Tao berbalik kebelakang dengan cepat sambil mengeluarkan tombak pyronya langsung melindunginya

Ganyu kaget melihat kasi yang dilakukan Hu Tao hingga Panji pun mengeluarkan pemanah dan melepaskan anak panahnya kemudian, empat ekor serigala mulai membeku namun, didepan lagi muncul lima ekor serigala hitam hingga Ganyu mengeluarkan satu anak panahnya dan berhasil membekukkannya. Kemudian, Hu Tao mencoba menangkis serangan sang serigala hitam sambil berkata,"serigala hitam? dari mana ini?",ujarnya

"apa kau lupa Hu Tao",ucap Ganyu

"tidak",ujarnya sambil menendang badan serigala tersebut kebelakang sambil melihat jenis makhluk tersebut dan terkejut,"apa? serigala ini...?",ucap Hu Tao terkejut melihatnya dan mengetahuinya. Sementara Panji melihat serigala hitam yang mencoba mencakar dari arah samping dan dirinya berusaha menghindar sambil mengeluarkan jarum es di sela-sela tangan bakan, membeku dan tidak berdaya. Kemudian, dia akan mengeluarkan satu anak panah dan mati dan menghilang begitu saja, sambil berjalan kedepan dan mengeluarkan satu anak panah hingga seluruh serigala hitam mulai terjebak dibekukkan es, Panji bersiap mengeluarkan serangan terakhirnya setelah membekukkan mereka, sambil mengeluarkan bunga teratai hingga Ganyu melihatnya dan mengeluarkan Qillin sehingga mereka terjebak dan terluka akibat serangan tersebut.

"mereka mulai merasa sakit Panji dan Ganyu",ujarnya sambil melihat kebelakang dimana Panji berjalan bersamanya hingga melihat Qillin dan bunga tertai tersebut menghilang sehingga musuh tewas dan menghilang.

Mereka melihat seluruh koloni serigala mengaung pada saat cuaca buruk, sambil mundur setelah kekalahannya dari serangan Ganyu, Panji, dan Hu Tao bahkan, Hu Tao berkata,"mereka datang dari mana? Padahal hutan ini sangat lebat bahkan, menakutkan",ucapnya

"Hmmm, kenapa mereka kabur ya? sepertinya bukan kita deh yang melakukannya",ujar Panji hingga melirik kebelakang mendengar suara sela-sela rumput yang bergerak dengan cepat dan mendengar langkah kaki dengan cepat yang membuat Panji bingung dan berkata,"sepertinya ada orang disana",ujarnya namun, Ganyu memegang lengan Panji dan berkata,"mau kemana Panji, kita ada disini",ujarnya

"iya Panji, mau kemana kita harus menemukan kotak harta karun disekitar sini",ujar Hu Tao dengan rauk muka kesal karena musuh

"iya! iya! iya! Aku mau mencari petunjuk",ujar Panji kepada Hu Tao yang kesal dengan ucapan tersebut sambil mencarinya ke mana-mana

"nah gitu dong, yuk ah kita cari bersama-sama di dalam hutan ini",ucap Hu Tao dengan semangat untuk mencari sesuatu didalam hutan belantara sementara Panji menahan emosi hingga Ganyu mencoba menyabarkannya dengan menepuk punggungnya sambil berkata,"sabar ya Panji",ujarnya,"yuk kita cari bersama-sama ditempat ini",tambahnya hingga membuatnya tenang bahkan, Panji melihat kedepan dan menemukan sebuah kotak berbentuk persegi panjang hingga dirinya berkata,"wah, Kakak! Aku menemukannya!",ucapnya.

"yang benar Panji? mana coba lihat?",ujar Ganyu hingga melihat kotak tersebut dan melihat isinya berupa kertas berupa catatan milik Hu Tao sejak kecil, Panji tertawa melihat isi catatan tersebut hingga Hu Tao terkejut melihatnya sambil pergi ke Panji dan Ganyu yang sedang melihat catatan tersebut. Bahkan, Hu Tao terkejut melihat catatan tersebut dan berkata,"Haaah, apa-apaan ini?",ujarnya.

"itu..... itu kan..... catatan prank milikmu Kak Hu Tao",jawab Panji yang tertawa kepada Hu Tao

Hu Tao pun memerah melihat isi kertas tersebut yang bertuliskan,"EMAS" dengan bolpoint warna emas sejak dulu. Ganyu mengerti tentang isi peta tersebut sambil berkata,"aku tau, pasti Hu Tao ingin menjebak Panji bukan? dulu itu",ucapnya

"menjebak Panji? itukan dulu?",ujar Hu Tao yang wajah memerah karena tidak bisa mendapatkan emas didalam hutan belantara

"hahaha, jangan saling menipu dari dulu, Hu Tao",ucap Ganyu,"kau ini, untung saja, Aku selalu mengajak dia pergi agar tidak dijebak olehmu",tambahnya sambil melihat Hu Tao dengan lesu

Mereka pergi kedalam rumah, bahkan Xiangling pun melihat Panji, Ganyu, dan Hu Tao yang sedih karena ditipu oleh kertas petunjuk yang dibuat sendiri,"Hu Tao? kenapa dia sedih?",ujarnya yang heran dengan sikap Hu Tao yang lemas

"dia ditipu sendiri, Kak Xiang Ling",jawab Panji

"ditipu? Tipu apa Panji?",ucap Xiang Ling yang kebingungan dengan ucapan Panji

"ini Kak",Panji memperlihatkan sebuah kertas yang berisikan peta yang dibuat olehnya

"ooh, ini..... peta yang dibuat oleh Hu Tao, untung kau tidak kena jebakkan dia kan Panji? Hahahaha",ujar Xiang Ling yang tertawa mengingat masa lalunya

"diam! Aku tidak mendapat harta karun itu! Hah, ternyata sebuah permainan dulu untuk menjebak Panji",ucap Hu Tao dengan kecewa sambil menunduk kebawah meja saat dirinya duduk di atas kursi makan

"sudahlah, permainan jebakkan itu sudah berlalu Kak, itukan sebuah permainan biasa",ujar Panji yang mencoba menasehatinya

"Haaah, ya udah, Kakak mencoba menjebak kamu ada harta karun palsu di dalam hutan itu",ucapnya

Hu Tao tersenyum mendengar ucapan tersebut, kemudian bersenang-senang kembali hingga berkata sambil menarik badan Panji hingga mengeluarkan lelucon tersebut kepadanya,"heeeem, dasar..... seharusnya kertas ini milikmu Panji"

"aaah, Kakak..... kau selalu begini kepadaku adu dududuh",ujar Panji yang merasakan sakit dengan pelan gara-gara Hu Tao

Begitu Ganyu melihat mereka berdua bersenang-senang dengan aksi lelucon tersebut, tiba-tiba kunci pun ada didalam kotak tersebut dan berkata,"apa? Kunci hitam?",ujarnya didalam hati,"hey Panji! Hu Tao! Aku menemukan sesuatu?",tambahnya dan memperlihatkan kunci yang misterius berwarna millennium

"hah? Kunci apa itu Kak?",ucapnya yang bingung melihatnya

"iya, kunci ini... kelihatannya misterius Ganyu",ujar Hu Tao yang melihatnya dengan mendekat

"yaaah, aku tidak tau",jawab Ganyu kepada mereka

"sepertinya..... kunci kotak persegi, aku ingat Ayahmu Panji, selalu menyimpan kenangan yang misterius",ucap Xiang Ling kepada Panji mengingat sang Ayahanda menyimpan sesuatu yang disembunyikan

Panji bingung mendengar ucapan Xiang Ling, bahkan dirinya tidak mengingat apapun apalagi masa lalu yang sudah mengenal mereka sejak kecil, membuat Ganyu tersenyum melihatnya bahkan, memegang kedua pundak Panji sambil berkata,"haaaah, kau selalu berfikir seperti itu Panji, kenapa?",ujarnya

"aku bingung dan bagaimana bisa, Kakak. Apakah Ayahku telah mengenaliku?",ujar Panji yang bingung

"Hmmm, kau akan tau Panji, yuk kita mencarinya didalam gudang",ujar Ganyu sambil pergi kedalam gudang hingga mencari kotak misterius

"ngomong-ngomong diruangan ini tempat penyimpanan barang yang sudah tidak digunakan lagi Panji?",ucap Xiang Ling kepada Panji

"iya Kak, seluruh barang-barang yang ada juga.... sudah tidak digunakan lagi",jawab Panji,"Mamah, menyimpan barang-barang berharga Papap didalam ruangan ini termasuk milik aku maupun Mamahku",tambahnya

"ooh begitu, pantas saja banyak kotak yang mirip dengan kotak harta karun padahal isinya berupa penyimpanan pakaian milik mereka",ujar Hu Tao yang sudah mengetahuinya

"iyalah, lemari plastic bisa melihat isinya Kak",jawab Panji hingga melirik kedepan terdapat penyimpanan kotak yang mirip dengan kotak harta karun berwarna cokelat tua hingga membuat Panji terkejut melihatnya dan berkata,"itu dia, kotaknya Kak",ucapnya

"waaah, yang benar Panji?",ujar Xiang Ling terkejut melihatnya sambil melihat Panji pergi ketempat tersebut

Panji mulai mendekati kotak tersebut dan tidak sabar untuk melihat isinya, Ganyu pergi sambil membuka kotak dengan kunci yang ditemukannya hingga gembok tersebut mulai terbuka hingga tirai pun tak terhalangi olehnya. Mereka terkejut melihat isinya berupa penyimpanan barang-barang kenangan sejak masa kecil, Panji kaget melihatnya hingga berkata,"Kakak sebaiknya kita membawanya keluar untuk melihat ini"

"iya Panji benar, disini gelap",ucap Xiang Ling melihat Panji yang mencoba untuk membawa isi kotak tersebut keluar bersama Hu Tao yang membawakan kotak tersebut

Akhirnya mereka membongkar kenangan indah yang tersimpan didalam kotak harta karun, bahkan mainan milik Panji sampai mainan Ganyu yang tertinggal didalam kotak, Namun selain menyimpan barang-barang sejak kecil, Panji menemukan sebuah buku album kenangan yang tergores ditempat buku dasarnya yang membuatnya terkejut dan berkata,"buku album? aku baru tau tentang ini",ujarnya dan tiba-tiba saja, dirinya membayangkan seluruh kenangannya lewat buku album.

Panji mengingat dirinya merasa berfoto bersama Ganyu hingga sang Ibunda Panji, Rosa berkata,"waaah, eksis banget sama Ganyu",ucapnya

"iya, emangnya Panji, mau nikah sama Ganyu Hah?",ucap Ayahanda, Aji yang bertanya tentang masa depan Panji yang ingin menikah dengan Ganyu hingga kepala Panji mangkuk kebawah membuat Ganyu memerah di bagian pipinya.

Aji pun mencoba menyempurnakan gaya barunya kepada mereka berdua hingga Ganyu memegang kedua pundak Panji sambil bergaya apapun yang Ayahanda Panji suruh pada mereka, sambil menampilkan gaya bebas oleh mereka membuat Ganyu menampilkan gaya bebas bersama Panji yang semangat bersamanya. Lalu, bayangan tersebut sudah di dalam benaknya tentang hal tersebut,"Ahah, foto ini.....",ujar Panji dengan pipinya memerah melihatnya.

Ganyu melihatnya dan terkejut melihatnya sambil berkata,"itu kan fotoku bersama kamu Panji, ingat tidak?",ucapnya sambil tersenyum melihat rauk muka Panji kebingungan sambil kepala geleng kesamping hingga Ganyu merangkul Panji sama seperti Ganyu lakukan bersamanya hingga Panji kaget dan mengingat masa lalunya, bayangan-bayangan foto muda teringat hingga tersinggung sambil menghadap wajah Ganyu yang merangkul Panji dan menatapnya sambil berkata,"iya, aku ingat.... Kakak",jawab Panji yang membuat Ganyu senang sambil memeluknya.

Panji pun sadar mendengarnya bahkan, merasakkan pelukkan erat dengannya dimana dia ingin bersamanya sejak Ganyu kembali pulang bersama yang lainnya, Panji melihat wajah Ganyu begitu cantik dan menawan baginya hingga Panji berkata,"Kakak.... mau kemana?",ujarnya

"Kakak pulang dulu ya, Panji",jawab Ganyu dengan nada lemah lembut

"Kenapa Kakak pulang? Nggak nginap disini Kakak?",ujar Panji dengan nada kecewa dimana Ganyu tidak akan datang kembali sebagai hari terakhirnya baginya hingga Ganyu menjawab,"jangan sedih Panji",ujarnya sambil membersihkan kedua air mata yang berlinang

Ganyu memberikan senyuman terakhirnya, Panji bangga melihatnya hingga pergi namun, rauk muka Panji mulai berubah saat dia pergi hingga mengejarnya di tempat cahaya tersebut untuk menemuinya namun, dia tidak menemukannya saat cahaya mulai menghilang hingga membuatnya sedih. Panji mengejarnya sambil memanggil namanya hingga tiba-tiba Panji hampir terjatuh kedalam kolam dibelakang halaman rumah. Aji pun berkata,"jangan sedih Panji, suatu saat nanti dia pasti akan bertemu kembali, ya?"

"Papap Janji? Mereka akan kembali?",ujarnya dan bayangan tersebut mulai menghilang dan mengingatnya didalam benaknya kenangan indah bersama Ganyu sampai pulang ke negerinya.

Ganyu melihat Panji tertidur hingga Xiang Ling berkata,"Panji sedang tidur?",ujarnya sambil melihat kepala Ganyu geleng kepalanya dan melihat Panji tertidur dan tak lama kemudian, dia melihat kedua mata Panji yang mengeluarkan air matanya hingga kedua tangan Ganyu membersihkan air mata Panji ketika bangun dan tersenyum kepadanya. Panji melihat wajah tersebut sambil terkejut dengan miripnya wajahnya dari kecil sampai sekarang, hingga merasa senang melihatnya wajah tersebut dan menggodanya

Akhirnya Ganyu mengetahuinya, melihat tangan Panji yang ingin memegang wajahnya lalu, Ganyu mendekati tangan tersebut sampai mendekati kepala Panji agar mendekat sampai Panji senang melihatnya seperti dulu.

"Kakak, kaulah yang berharga dan aku senang bisa bertemu kembali",ujar Panji kepada Ganyu hingga kepala Ganyu memangkuknya kebawah dan berkata,"Hmmm, kau selalu sedih saat kau meninggalkanku disana, Panji"

"iya",jawab Panji dengan senang bisa bersama lagi

"maka dari itu jangan kecewa, Panji. Kakak tidak akan pernah pergi",ujar Ganyu dengan lemah lembut dan memeluknya lagi

***

Nächstes Kapitel