webnovel

Chapter 99

** Di Awan **

Luffy muncul sekali lagi di awan membawa agen Baroque Works yang tidak sadarkan diri. Robin memandang satu agen ini dan menyadari bahwa dia sedikit lebih parah daripada yang lain, ia memiliki tiga bekas luka bakar besar pada tebasan yang diberikan Zoro padanya.

"Kau tahu, awan ini mulai sedikit lebih sesak," kata Robin sambil menatap Luffy.

"Aku tahu," jawab Luffy sambil melemparkan Mr 1 ke tumpukan agen yang tidak sadar. "Tinggal satu lagi sebelum aku menurunkan mereka di Spider Cafe," ucap Luffy sambil duduk di singgasananya.

"Dan apa yang akan kau lakukan denganku?" Robin bertanya sambil melipat tangannya.

"Aku akan membawamu untuk melihat Poneglyph itu," kata Luffy menyebabkan Robin sedikit bersemangat. "Raja akan berutang padaku karena telah menyelamatkan negaranya, jadi aku akan memintanya untuk menunjukkannya kepadaku," tambah Luffy. Robin memandangnya dengan senyum sebelum senyumnya lenyap dan kepanikan muncul di wajahnya.

"Oh tidak!" kata Robin tiba-tiba, menyebabkan Luffy menatapnya dengan bingung. "Aku benar-benar lupa. Raja telah diculik oleh Mr. 4 dan Ms. Merry Christmas. Itu semua bagian dari rencana agar Mr.2 bisa menyamar," katanya terdengar agak khawatir.

"Tenang, kita akan menemukannya," kata Luffy sambil menghela nafas dan menggosok pelipisnya. "Aku mulai berpikir aku seharusnya mengurus bajingan itu lebih cepat," kata Luffy sambil menatap Crocodile. "Untuk saat ini, mari kita fokus pada agen terakhir ini, lalu baru kita memikirkan raja," tambah Luffy sambil menghela nafas.

"Baiklah kalau begitu," kata Robin ketika dia melihat Luffy menutup matanya sekali lagi.

** Nami dan Nojiko vs Mr. Doublefinger **

Nojiko dan Nami saat ini sedang berdiri berhadapan dengan Ms. Doublefinger, dengan senjata mereka dalam keadaan siap. Nojiko berdiri di depan saudara perempuannya dengan tongkat tiga bagian yang dipegang secara diagonal di punggungnya, sementara Nami berada di belakangnya memegang tiga batang logam biru di antara jari-jarinya.

Itu adalah senjata baru yang dia buatkan Usopp untuknya. Nami lelah hanya duduk dan membiarkan Luffy dan kru lainnya melakukan semua pertempuran. Nami ingin melakukan perannya dan ingin berhenti menjadi beban bagi mereka semua.

"Menyerahlah gadis-gadis, ini semua sia-sia," kata Ms Doublefinger sambil meletakkan tangannya di pinggulnya yang agak kecil.

"Well, dari penglihatanku kau lah yang seharusnya menyerah," Jawab Nojiko ketika dia mengencangkan cengkeramannya pada kedua ujung tongkatnya. Ms. Double finger kemudian mengulurkan tangan kanannya dengan kelima jarinya menunjuk pada gadis-gadis di depannya, kemudian dia menyeringai

"Kalau begitu ini adalah pemakaman kalian," ucap Ms. Double Finger, tiba-tiba kelima jari di tangan kanannya berubah menjadi duri tajam dan melesat maju ke arah gadis-gadis itu.

Karena observasi haki Nojiko sedikit lebih baik daripada saudara perempuannya, dia bisa menghindar dan berjalan zig zag melewati duri dan mendekatkan jarak antara sang agen dan dirinya sendiri.

Nami, di sisi lain, tidak begitu beruntung. Dia berhasil menghindari sebagian besar serangan tiba-tiba itu, tetapi salah satu dari duri berhasil menusuk bahunya, menyebabkan Nami menjatuhkan tiga batang logam yang dia pegang.

"Rasakan ini!" Teriak Nojiko ketika dia berada dalam jarak 3 kaki dari Ms. Double Finger dan mengayunkan tongkatnya ke bagian tengah tubuhnya. Ujung dari tongkat tiga bagian Nojiko mengenai sisi tubuh Ms. Doublefinger, yang membuatnya terlempar ke salah satu bangunan yang ditinggalkan.

Nojiko kemudian berbalik dan memandangi saudara perempuannya untuk melihat apakah dia baik-baik saja. Ketika Nojiko berbalik, dia melihat saudara perempuannya berlutut memegang bahunya yang berdarah, sementara tiga batang logam miliknua berserakan di depannya. Nojiko segera berlari ke arah saudara perempuannya dan membantunya berdiri.

"Nami, kau baik-baik saja," Nojiko bertanya sambil membantu saudara perempuannya berdiri.

"Ya, aku baik-baik saja," jawab Nami sambil berdiri. "Dia memiliki kekuatan buah iblis," katanya sambil melihat lubang di dinding tempat agen Baroque Works terlempar.

"Kau benar gadis kecil," Ms. Doublefinger berkata dari dalam bangunan, menarik perhatian Nami dan Nojiko. Ketika kedua saudari itu fokus pada sumber suara, mereka melihat Ms. Doublefinger berjalan keluar dari lubang di dinding dengan sedikit memar.

"Aku memakan buah Spike-Spike yang memungkinkanku untuk mengubah semua bagian tubuhku menjadi Duri," katanya ketika dia berjalan ke arah gadis-gadis itu.

"Wow, berhubungan Sex denganmu pasti sangat menyakitkan," kata Nojiko sambil menyeringai dan mengayunkan tongkatnya.

"Aku tidak tahu tentang itu," bantah Ms. Doublefinger sambil menggoyang pinggulnya. "Bebrerapa laki-laki merasa kekuatanku terasa ... nikmat," katanya sambil menyeringai. Nojiko hendak mengatakan sesuatu yang lain, tetapi sebelum dia bisa, Nami berteriak pada mereka berdua.

"Apakah kalian gadis mesum bisa menutup mulut kalian!" teriak Nami, membuat mereka memandangnya. Ketika mereka melihat wajah Nami, wajahnya berubah sangat merah dan terlihat merona, menyebabkan kedua wanita yang lebih tua itu tertawa.

"Kurasa adik perempuanku benar," kata Nojiko ketika dia berhenti memutar tongkatnya. "Sudah waktunya untuk menyelesaikan bisnis," tambahnya dengan wajah serius. Nami mengikuti petunjuk kakaknya dan mulai menghubungkan tiga batang logam di tangannya untuk membentuk tongkat logam biru panjang.

Nojiko beraksi lebih dahulu dan mulai menyerang Ms. Doublefinger dengan kecepatan yang mengesankan. Ms. Doublefinger melihatnya mendekat dan mengarahkan kedua tangannya ke Nojiko, lalu ia meneriakkan nama serangannya.

"Double Stinger!" dia berteriak sambil mengubah tangannya menjadi duri panjang dan mencoba menusuk Nojiko beberapa kali berturut-turut. Nojiko menghindar dan meliuk-liuk melewati serangan Duri yang datang bertubi-tubi sebelum dia melompat ke udara.

"Lotus Shock!" Teriak Nojiko ketika dia menghujamkan dua bagian atas tongkatnya ke arah Ms. Doublefinger yang nyaris tidak berhasil menghindar dari serangan Nojiko. Tepat ketika dia menghindar, ujung tongkat nojiko menghantam tanah dan mengahancurkan tempat Ms. Double Finger berdiri sebelumnya, menciptakan lubang berukuran sedang.

Mata Ms. Doublefinger melebar kaget melihat kekuatan yang disebabkan oleh satu serangan itu. Namun dia lebih terkejut oleh suara Nami yang datang dari belakangnya.

"Apakah kamu melupakan ku?" Nami bertanya, menyebabkan mata Ms. Doublefinger melebar lebih besar saat dia sedikit menoleh dan melihat ke belakang, dan melihat tubuh Nami memudar menjadi semacam ilusi.

"Kapan kau-" tanyanya, tetapi terhenti oleh Nami yang mengayunkan tongkatnya ke kepalanya.

"Cyclone Tempo!" Nami berteriak ketika dia mengayunkan tongkatnya. Setelah mengenai wajah agen Baroque Works itu, serangannya menghasilkan embusan angin besar yang meniup tubuh Ms. Double finger, sehingga mengirimnya menabrak ke bangunan lain.

"Good job, Sis," kata Nojiko ketika dia berdiri di sebelah saudara perempuannya. "Sepertinya senjata yang dibuatkan Usopp untukmu cukup berguna," tambah Nojiko sambil menatap adiknya dengan senyum bangga di wajahnya.

"Yup, untung aku sempat berlatih dengan senjata ini sebelumnya. Bisakah kau bayangkan apa yang akan terjadi jika aku harus mempelajarinya dengan cepat ketika berada di tengah pertempuran?" Nami bertanya menyebabkan saudaranya tertawa. Nojiko hendak mengatakan sesuatu yang lain kepada saudara perempuannya, tetapi sebelum dia bisa membuka mulutnya, suara puing-puing yang di dorong bisa terdengar. Ketika mereka melihat ke arah suara, mereka melihat Ms. Doublefinger berdiri di tengah puing-puing dengan lebih banyak memar dan pakaiannya sedikit terkoyak di beberapa bagian.

"Kalian berdua benar-benar ... MEMBUATKU MARAH!" dia berteriak sebelum dia melompat ke udara.

"Stinger Hedgehog!" teriaknya sebelum membungkukkan tubuhnya menjadi bola dan kemudian menumbuhkan duri dari seluruh tubuhnya sehingga membuatnya tampak seperti Babi laut. bola berduri raksasa itu kemudian mendarat ke tanah dan mulai berputar dengan cepat, ia kemudian mulai berguling-guling di tanah dengan kecepatan tinggi dan meratakan semua benda yang menghalanginya.

Bola duri itu kemudian mulai melaju ke arah Nami dan Nojiko yang hanya berdiri di tempat mereka semula tanpa peduli pada apa yang terjadi. Bola duri raksasa itu bergulir melewati kedua saudara perempuan seolah-olah mereka bahkan tidak ada di sana.

Ms. Doublefinger berhenti berguling dan berubah kembali ke bentuk normalnya sebelum dia berbalik dan melihat ke tempat di mana para gadis itu berada. Ketika dia melihat ke lokasi mereka, dia melihat sosok kedua saudara perempuan yang berdiri di sana memudar seperti ilusi.

"Dimana mereka?" dia bertanya pada dirinya sendiri sambil melihat sekeliling.

"Kami di sini," Ms. Doublefinger mendengar suara Nojiko dari belakangnya. Sebelum dia bisa bereaksi, tongkat Nojiko yang terdiri dari tiga bagian melilit lehernya, dan ilusi Nami mulai memudar, menunjukkan Nojiko berdiri di belakang Ms. Doublefinger dengan kedua punggung mereka saling bersentuhan, Nojiko saat ini sedang memegang bagian atas dan bawah tongkatnya sementara bagian ketiga dari tongkatnya, berada di bawah leher Ms. Double finger, mencekiknya.

"Mirage Tempo!" datang suara Nami di depan Ms. Doublefinger yang menarik perhatiannya. Ketika Ms. Doublefinger menatap lurus ke depan, ia melihat Nami muncul dengan senyum puas di wajahnya. Agen Baroque Works itu hendak mengatakan sesuatu, tetapi sebelum dia bisa, Nojiko melakukan sesuatu.

"Seismic Toss!" Teriak Nojiko ketika dia melangkah maju dan menggunakan tongkat tiga bagiannya untuk mengangkat Ms. Doublefinger dari belakangnya dan membantingnya ke tanah di depannya. Kekuatan di balik bantingan ini cukup kuat untuk membuat kawah kecil dan gempa mini. Nojiko lalu segera menarik kembali tongkatnya, dan segera membuat jarak antara dia dan agen itu.

"Sudah waktunya untuk menyelesaikan ini," kata Nami sebelum dia mengeluarkan salah satu batang logam dan mulai meniup ke dalamnya, menyebabkan kumpulan gelembung merah keluar dari ujung batang logamnya. Begitu Nami mengeluarkan gelembung merah dalam jumlah yang cukup, dia mengambil batang lain dan meniupnya lagi, sehingga menyebabkan beberapa gelembung biru keluar. Dua kelompok gelembung ini lalu mulai bercampur di udara, menyebabkan terbentuknya awan hitam dengan ukuran yang cukup besar. Nami kemudian mengambil batang terakhir dan meniupnya, menyebabkan beberapa gelembung berwarna kuning keluar dan terbang ke awan. Awan hitam itu kemudian mulai mengeluarkan beberapa percikan cahaya, yang menyebabkan Nami menyeringai puas. "Sekarang, rasakan ini!" Teriak Nami.

"Thunder Tempo!" Nami berteriak, menyebabkan petir keluar dari awan dan menyerang Ms. Double finger yang masih terbaring di tengah kawah.

Kedua kakak beradik itu kemudian saling memberikan High Five (tos) karena pertarungan mereka yang lancar dan kompak, tepat ketika mereka akan terus merayakan, mereka mendengar geraman dari arah musuh yang seharusnya telah mereka kalahkan.

Ketika mereka melihat ke dalam kawah kecil yang terbakar, mereka melihat Ms. Doublefinger perlahan bangkit berdiri, dengan tubuh penuh memar dan luka bakar.

"Kalian berdua telah mempermaikan ku cukup lama," Ms. Doublefinger berkata dengan nada marah. "Semua berakhir di sini," katanya sambil bersiap untuk menyerang.

"Kau benar," kata Nojiko ketika dia melangkah maju, "Ini berakhir di sini," tambahnya ketika dia membiarkan dua bagian atas tongkatnya jatuh ke tanah, dan hanya memegang bagian bawahnya.

"Snatch!" Teriak Nojiko saat dia mengayunkan lengannya ke depan, seperti gerakan cambuk. Ketika bagian atas tongkat berjarak sekitar 1 kaki dari Ms. Double finger, bagian ujung tongkat itu terbuka dan paku logam meluncur, siap menembus jantung Agen Baroque Works di depan Nojiko.

Saat itu terjadi, sambaran petir turun tepat di depan Ms. Doublefinger, mengejutkan semua orang. Ketika petir menghilang, semua orang melihat Luffy berdiri di sana, memegang duri logam tersembunyi yang keluar dari tongkat Nojiko, berjarak satu inci dari dada agen Baroque Works itu.

"Well, Well, cantik dan mematikan," kata Luffy sambil melepaskan paku itu dan memandangi dua anggota krunya. "Kalian berdua merupakan kombinasi yang cukup berbahaya," tambah Luffy sambil menyeringai.

Nojiko menarik kembali tongkatnya, sebelum melihat ke arag Luffy untuk penjelasan. "Oh, aku tidak bisa membiarkanmu membunuhnya. Dia lebih berguna hidup daripada mati," tambah Luffy. Nojiko hendak mengatakan sesuatu kepada kaptennya, namun sebelum dia dapat membuka mulut, puluhan duri memembus seluruh tubuh Luffy, menyebabkan Nami dan Nojiko menatap dengan ngeri, karena seluruh tubuh kapten mereka di tembus oleh duri.

Luffy hanya menghela nafas sebelum dia berbalik dan memandangi Ms. Double finger dan berbicara.

"Itu tidak akan berhasil padaku," kata Luffy sebelum dia menampar agen Baroque Works itu dengan bagian belakang telapak tangannya, menerbangkan Wanita itu menabrak 5 bangunan di belakangnya. "Baiklah, sekarang, sampai mana aku tadi?" Luffy bertanya sambil membersihkan tangannya, sementara Nami dan Nojiko hanya menatapnya dengan aneh.

'Bagaimana kau bisa dengan santai menampar seseorang sampai ia terlempar menabrak lima bangunan ?!' kedua wanita yang melihat ini hanya bisa menjerit di kepala mereka. Ketika Nami ingin berbicara, suara Zoro menarik perhatian mereka.

"Oh, hai teman-teman," kata Zoro menarik perhatian mereka. "Ada apa? Apakah kalian sudah lama di sini?" dia bertanya ketika dia berjalan menghampiri mereka. Nami dan Nojiko menatapnya dengan keringat di bagian belakang kepala mereka sementara Luffy menatapnya dengan urat besar muncul di dahinya.

"Apa yang terjadi dengan tidak mengalihkan pandanganmu dari istana ?!" Luffy berteriak / bertanya.

"Ya, aku sedang menuju ke sana sekarang," kata Zoro dengan biasa.

"Istana berada di arah yang berlawanan dengan mu!" Luffy berteriak, sementara kedua gadis itu memandang dengan ekspresi geli di wajah mereka. Luffy kemudian berbalik dan memandangi para gadis sebelum dia berbicara lagi. "Kalian berdua bawa dia ke istana," kata Luffy sebelum dia melihat ke arah mana dia mengirim Ms. Doublefinger terbang.

"Aku akan mengurus masalah di sini," dia menambahkan dengan serius sebelum dia mulai berjalan melewati lubang-lubang di gedung yang ditabrak oleh agen itu.

Dia harus berjalan melalui sepuluh lubang seukuran manusia di dinding lima rumah sebelum dia bisa mencapai lokasi di mana Ms. Doublefinger berhenti.

Ketika dia sampai di sana, dia melihat wanita itu terbaring di tanah tidak sadarkan diri, dengan beberapa puing banguna di atasnya. Luffy membungkuk dan mengangkat tubuh agen itu sebelum dia mengubah tubuhnya menjadi kilat dan melesat ke langit.

Nächstes Kapitel