webnovel

Tengku Nik , Mr . Dingin

📌 PART 22

Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 2 petang , setelah selesai menunaikan solat zohor , Humaira terlelap di atas katil nya . Tubuhnya berbungkus selimut , aircond di dalam bilik nya menyengat hidungnya . Pipi nya kemerahan , nafasnya mulai tidak teratur . Kepalanya mulai berdenyut perlahan , dia bngun lalu menyandarkan tubuh nya di kepala katil . Tangannya lantas menekap dahinya yang panas , "𝖧𝗆𝗆 , 𝗍𝖺𝗄𝗄𝖺𝗇𝗅𝖺 𝖺𝗄𝗎 𝖽𝖾𝗆𝖺𝗆" . Rungut Humaira mengeluh berat . Nafasnya juga terasa panas , dia memegang wajahnya dengan kedua belah tangannya . Selimut di buka , kaki nya mula melangkah keluar dari bilik , tudung shawl nya masih lagi terpakai . Tangannya hanya berpaut pada pegangan tangga , sekali sekali kepalanyaa di picit , dia tidak melihat sekeliling rumah itu dan terus meluru ke dapur .

"𝖠𝗋𝗁𝗁𝗁 , 𝗍𝖺𝗄𝗄𝖺𝗇 𝗅𝖺 𝗍𝖺𝗄𝖽𝖾 𝗎𝖻𝖺𝗍 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗌𝖾𝗄𝖺𝗅𝗂 𝗄𝖺𝗍 𝖽𝖺𝗅𝖺𝗆 𝗋𝗎𝗆𝖺𝗁 𝗇𝗂" . Sebak Humaira sambil menahan kepalanya yang mulai berat . "𝖪𝖺𝗎 𝗄𝖾𝗇𝖺 𝗍𝖺𝗁𝖺𝗇 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 , 𝗆𝖺𝗇𝖺 𝖻𝗈𝗅𝖾𝗁 𝗉𝖾𝗇𝗀𝗌𝖺𝗇 𝗄𝖺𝗍 𝗌𝗂𝗇𝗂" . Kata Humaira yang masih lagi berdiri berhampiran meja makan . Suara deruman bunyi kereta Nik sudah kedengaran di hadapan rumah miliknya , Humaira menghembus nafas lega kerana Nik sudah pulang ke rumah . "𝖠𝗉𝖺𝗅𝖺 𝖺𝗀𝖺𝗄𝗇𝗒𝖺 𝖧𝗎𝗆𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝖻𝗎𝖺𝗍 𝗄𝖺𝗍 𝖽𝖺𝗅𝖺𝗆 𝗇𝗂" . Fikir Nik dan terus membuka kunci rumah di pintu utama . Gugusan kunci rumahnya di gantung berdekatan pintu , beg kerjanya di letakkan di atas sofa bersama barang Humaira yang baru di beli nya tadi .

Humaira mula membuka langkahnya ke ruang tamu , kelibat Nik yang ingin menaiki tangga terus di sergahnya . "𝖠𝗐𝖺𝗄 !" . Panggil Humaira dengan nada nya yang sedikit tercungap-cungap . "𝖨𝗌𝗁 𝗄𝖺𝗎 𝗇𝗂 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 ! 𝗍𝖾𝗄𝖾𝗃𝗎𝗍 𝖺𝗄𝗎 𝗅𝖺 ! 𝗂𝗇𝗀𝖺𝗍𝗄𝖺𝗇 𝗁𝖺𝗇𝗍𝗎 𝗍𝖺𝖽𝗂 𝗍𝖾𝗀𝗎𝗋 𝖺𝗄𝗎" . Balas Nik sambil mengurut dadanya perlahan . Humaira memegang pegangan tangga apabila dia merasakan pandangannya mulai kabur . Nik terus berkerut dahi memandang Humaira yang sedang memegang kepalanya , "𝖤𝗁 , 𝗄𝖺𝗎 𝗈𝗄𝖺𝗒 𝗍𝖺𝗄 𝗇𝗂 ? 𝗄𝖺𝗎 𝖽𝖾𝗆𝖺𝗆 𝖾𝗁 ?" . Tanya Nik dengan nada risau apabila dia melihat pipi Humaira kemerahan .

"𝖲𝖺𝗒𝖺 𝗈𝗄𝖺𝗒 , 𝗉𝖾𝗇𝗂𝗇𝗀 𝗌𝗂𝗄𝗂𝗍 . 𝖠𝗐𝖺𝗄 𝖺𝖽𝖺 𝗎𝖻𝖺𝗍 𝗍𝖺𝗄 ? 𝗌𝖺𝗒𝖺 𝖽𝖺𝗁 𝖼𝖺𝗋𝗂 𝗄𝖺𝗍 𝖽𝖺𝗉𝗎𝗋 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗍𝖺𝗄 𝗃𝗎𝗆𝗉𝖺" . Kata Humaira yang masih kemas memegang kepalanya . "𝖴𝖻𝖺𝗍 𝖺𝖽𝖺 𝗄𝖺𝗍 𝖽𝖺𝗅𝖺𝗆 𝖻𝗂𝗅𝗂𝗄 𝖺𝗄𝗎 , 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗉𝖾𝗋𝗀𝗂 𝖼𝖺𝗋𝗂 𝗄𝖺𝗍 𝖽𝖺𝗉𝗎𝗋 𝗍𝗎 𝖺𝗉𝖺 𝗁𝖺𝗅 ? 𝗂𝗌𝗁 𝗄𝖺𝗎 𝗇𝗂 . 𝖩𝗈𝗆 𝖺𝗄𝗎 𝗍𝗈𝗅𝗈𝗇𝗀 𝗄𝖺𝗎 𝗇𝖺𝗂𝗄 𝖺𝗍𝖺𝗌" . Balas Nik sambil menunduk mencari wajah Humaira . Humaira hanya mengangguk perlahan , dia menongkat wajahnya ke arah Nik lalu mengukirkan senyuman manis di bibirnya . Tanpa wajah yang dingin , Nik terus membalas senyuman Humaira . "𝖠𝗄𝗎 𝗆𝗂𝗇𝗍𝖺 𝗆𝖺𝖺𝖿" . Bisik Nik di telinga Humaira yang berlapik tudung shawl berwarna hitam itu . Humaira terus mengerutkan keningnya tanda tidak faham dengan permintaan maaf yang di sebutkan oleh Nik .

Lantas tubuh Humaira di dukung , awalnya Humaira terkejut dengan tingkah laku Nik , namun kepalanya yang telah di sambar rasa sakit itu terus membuat nya pengsan . Akhirnya kepala Humaira jatuh di bahu Nik , Nik hanya membiarkan kepala Humaira jatuh di bahu nya , dia tau bahwa perempuan itu demam . Nafas Humaira yang panas terasa di lehernya , daun pintu biliknya di buka , tubuh Humaira di letakkan di atas katil nya . Seumur hidupnya , tidak pernah ada seorang perempuan pun boleh menyentuh katil nya atau memasuki bilik nya , namun kehadiran Humaira itu tidak melarangnya untuk menyentuh barang pribadi nya . Selimut berwarna navy itu di tarik untuk menutup tubuh Humaira , wajah Humaira yang kemerahan di pandang sayu . Dia membuka langkahnya ke almari lalu mengambil sapu tangan kecil , semangkuk air di ambil lalu sapu tangan itu di rendam . Dengan lembut Nik meletakkan sapu tangan itu di dahi Humaira , "𝖪𝖺𝗇 𝖻𝖾𝗌𝗍 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝗄𝖺𝗎 𝗃𝖺𝖽𝗂 𝗂𝗌𝗍𝖾𝗋𝗂 𝖺𝗄𝗎 , 𝖺𝗄𝗎 𝖻𝗈𝗅𝖾𝗁 𝗃𝖺𝗀𝖺 𝗄𝖺𝗎 . 𝖠𝗄𝗎 𝗍𝖺𝗄 𝗉𝖾𝗋𝗅𝗎 𝗋𝖺𝗌𝖺 𝗍𝖺𝗄𝗎𝗍 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗌𝖾𝗇𝗍𝗎𝗁 𝗄𝖺𝗎 , 𝖺𝗄𝗎 𝗃𝗀𝖺 𝗆𝖺𝗋𝗎𝖺𝗁 𝗄𝖺𝗎 𝗌𝖾𝖻𝖺𝗀𝖺𝗂 𝗌𝖾𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗉𝗈𝗆𝗉𝗎𝖺𝗇 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝖻𝖾𝗋𝗍𝗎𝖽𝗎𝗇𝗀 . 𝖠𝗄𝗎 𝗋𝖺𝗌𝖺 , 𝖺𝗄𝗎 𝗋𝖺𝗌𝖺 𝖺𝗄𝗎 𝖽𝖺𝗁 𝗆𝗎𝗅𝖺𝗂 𝗌𝗎𝗄𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗄𝖺𝗎 𝗅𝖺 𝖧𝗎𝗆𝖺𝗂𝗋𝖺" . Kata Nik tersenyum sambil memandang lama wajah Humaira yang tenang , mulus , putih dan sedikit kemerahan di pipinya .

Nik bangun dari sisi Humaira , dia melonggarkan dasi di lehernya lalu memasuki bilik air untuk membersihkan diri nya , dia hanya membiarkan Humaira berehat di atas katilnya . Setelah dia membersihkan dirinya , dia hanya keluar dengan bertuala , baginya Humaira sedang tidur jadi dia boleh menyalin pakaiannya seperti biasa . Dia menyarungkan baju berwarna biru berlengan pendek serta seluar paras lutut berwarna hitam , dia merebahkan tubuhnya di atas sofa dan akhirnya dia terlelap .

Setelah Hazim di tampar oleh abah nya kerana mengetahui dia minum arak , dia hanya mengurungkan diri nya di dalam bilik . Makcik Zaitun dan juga Hj . Samsul yang sudah terlanjur kecewa dengan kelakuan Hazim hanya membiarkan anak lelaki nya itu berkurung . "𝖪𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝖺𝗄𝗎 𝗍𝖺𝗄 𝖻𝗈𝗅𝖾𝗁 𝗂𝗇𝗀𝖺𝗍 𝖺𝗁 𝖺𝗉𝖺 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝖺𝗄𝗎 𝖽𝖺𝗁 𝖻𝗎𝖺𝗍 ?" . Fikir Hazim sambil memegang kepalanya . Dia mulai mundar mandir di hadapan katilnya , dia melabuhkan punggungnya di hujung katilnya lantas memeras otaknya untuk mengimbas kembali kejadian pada hari dia berjumpa dengan Nik .

> 𝘧𝘭𝘢𝘴𝘩𝘣𝘢𝘤𝘬 .

"𝖡𝗂𝗅𝖺 𝖹𝗂𝗆 𝖻𝗈𝗅𝖾𝗁 𝗆𝗎𝗅𝖺𝗂 𝖻𝖾𝗄𝖾𝗋𝗃𝖺 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖳𝖾𝗇𝗀𝗄𝗎 𝖬𝗎𝗄𝗁𝗍𝖺𝗋 𝗍𝗎 𝖻𝖺𝗇𝗀 ?" . Tanya Hazim sambil mengacau jus mangga yang di pesannya .

"𝖧𝗆𝗆 , 𝗍𝗎𝗅𝖺 . 𝖠𝗄𝗎 𝖽𝖺𝗁 𝗆𝖺𝗄𝗅𝗎𝗆𝗄𝖺𝗇 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖳𝖾𝗇𝗀𝗄𝗎 𝖬𝗎𝗄𝗁𝗍𝖺𝗋 𝗉𝖺𝗌𝖺𝗅 𝗄𝖺𝗎 , 𝖽𝗂𝖺 𝖺𝖽𝖺 𝖼𝖺𝗄𝖺𝗉 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝖽𝗂𝖺 𝖻𝖺𝗀𝗂 𝗄𝖺𝗎 𝗌𝖾𝗆𝗂𝗇𝗀𝗀𝗎 𝖽𝗎𝗅𝗎 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝖼𝗎𝗍𝗂 𝗆𝖾𝗆𝖺𝗇𝖽𝖺𝗇𝗀𝗄𝖺𝗇 𝗄𝖺𝗎 𝗉𝗎𝗇 𝖻𝖺𝗋𝗎 𝗃𝖾 𝗌𝖺𝗆𝗉𝖺𝗂 𝗄𝖺𝗇 . 𝖩𝖺𝖽𝗂 𝖳𝖾𝗇𝗀𝗄𝗎 𝖬𝗎𝗄𝗁𝗍𝖺𝗋 𝗇𝖺𝗄 𝗄𝖺𝗎 𝗌𝖾𝗌𝗎𝖺𝗂𝗄𝖺𝗇 𝖽𝗂𝗋𝗂 𝖽𝗎𝗅𝗎 𝗅𝖺 𝗄𝖺𝗍 𝖪𝖫 𝗇𝗂 . 𝖲𝗈 𝗆𝗂𝗇𝗀𝗀𝗎 𝖽𝖾𝗉𝖺𝗇 𝗄𝖺𝗎 𝖽𝖺𝗁 𝗆𝗎𝗅𝖺𝗂 𝗌𝗍𝖺𝗋𝗍 𝗅𝖺 𝗄𝖾𝗋𝗃𝖺 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖽𝗂𝖺 , 𝖽𝖺𝗇 𝖺𝗄𝗎 𝗉𝗎𝗇 𝖽𝖺𝗁 𝖻𝖺𝗀𝗂 𝗄𝖺𝗇 𝗅𝗈𝖼𝖺𝗍𝗂𝗈𝗇 𝗌𝗒𝖺𝗋𝗂𝗄𝖺𝗍 𝖽𝗂𝖺 𝗍𝗎 𝗄𝖺𝗍 𝗆𝖺𝗇𝖺 . 𝖩𝖺𝖽𝗂 𝖺𝗄𝗎 𝗁𝖺𝗋𝖺𝗉 𝗄𝖺𝗎 𝖻𝗈𝗅𝖾𝗁 𝗁𝖺𝗇𝖽𝗅𝖾 𝗅𝖺 𝗉𝖾𝗋𝗃𝖺𝗅𝖺𝗇𝖺𝗇 𝗄𝖺𝗎 𝗉𝖾𝗋𝗀𝗂 𝗌𝖺𝗇𝖺 𝗇𝖺𝗇𝗍𝗂" . Jelas Nik lalu meneguk jus avocado yang di pesannya tadi .

"𝖮𝗄𝖺𝗒 , 𝖹𝗂𝗆 𝖻𝗈𝗅𝖾𝗁 𝖿𝖺𝗁𝖺𝗆 𝖺𝗉𝖺 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝗆𝖺𝗄𝗌𝗎𝖽𝗄𝖺𝗇 . 𝖲𝗒𝖺𝗋𝗂𝗄𝖺𝗍 𝖳𝖾𝗇𝗀𝗄𝗎 𝖬𝗎𝗄𝗁𝗍𝖺𝗋 𝗍𝗎 𝗍𝖺𝗄 𝗃𝖺𝗎𝗁 𝗄𝖺𝗇 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗌𝗒𝖺𝗋𝗂𝗄𝖺𝗍 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀" . Tanya Hazim untuk memastikan lagi .

"𝖧𝖺'𝖺𝗁 , 𝖻𝖾𝗍𝗎𝗅 𝗅𝖺𝖺 𝗍𝗎 . 𝖪𝖺𝗎 𝗄𝖾𝗋𝗃𝖺 𝖾𝗅𝗈𝗄-𝖾𝗅𝗈𝗄 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖳𝖾𝗇𝗀𝗄𝗎 𝖬𝗎𝗄𝗁𝗍𝖺𝗋 𝗍𝗎 , 𝗄𝖺𝗎 𝗉𝗎𝗅𝖺𝗄 𝗃𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇𝗅𝖺 𝗇𝖺𝗄 𝖺𝗆𝖻𝗂𝗅 𝗄𝖾𝗌𝖾𝗆𝗉𝖺𝗍𝖺𝗇 . 𝖪𝖺𝗇𝗀 𝗍𝖺𝗄 𝗉𝖺𝗌𝖺𝗅-𝗉𝖺𝗌𝖺𝗅 𝖳𝖾𝗇𝗀𝗄𝗎 𝖬𝗎𝗄𝗁𝗍𝖺𝗋 𝗍𝗎 𝗃𝖺𝖽𝗂𝗄𝖺𝗇 𝗄𝖺𝗎 𝖼𝗅𝖾𝖺𝗇𝖾𝗋 𝖽𝖾𝗄𝖺𝗍 𝗌𝗒𝖺𝗋𝗂𝗄𝖺𝗍 𝖽𝗂𝖺" . Terang Nik lagi sambil tersengih-sengih membayangkan wajah Hazim yang kacak tapi seorang cleaner .

Setelah selesai mereka membincangkan hal kerja , Nik pun terus pulang ke rumahnya . Hazim jugaa berhajat untuk pulang , semasa dalam perjalanan pulang , dia melihat ada sebuah kedai yang terpampang di seberang jalan . Kereta hilux milik nya terus di berhentikan , jam di tangannya di kerling sekilas . "𝖬𝖺𝗌𝗂𝗁 𝖺𝗐𝖺𝗅 𝗅𝖺𝗀𝗂 𝗇𝗂 , 𝗌𝖾𝗄𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀 𝖻𝖺𝗋𝗎 𝗉𝗎𝗄𝗎𝗅 5 𝗉𝖾𝗍𝖺𝗇𝗀 . 𝖠𝗉𝖺 𝗄𝖺𝗍𝖺 𝖺𝗄𝗎 𝗉𝖾𝗋𝗀𝗂 𝖺𝗆𝖻𝗂𝗅 𝖺𝗇𝗀𝗂𝗇 𝗃𝖺𝗉 𝗅𝖾𝗉𝖺𝗌𝗍𝗎 𝖺𝗄𝗎 𝖽𝖺𝗍𝖺𝗇𝗀 𝖻𝖺𝗅𝗂𝗄 𝗄𝖺𝗍 𝗄𝖾𝖽𝖺𝗂 𝗇𝗂 𝗉𝗎𝗄𝗎𝗅 7 𝗇𝖺𝗇𝗍𝗂" . Cadang Hazim dan terus melanjutkan semula perjalanannya .

Nächstes Kapitel