webnovel

RG 18

Sekarang mereka berempat sedang berkumpul di meja makan.

Nizar duduk bersandingan bersama dengan Dimas. Sementara Om Bimo duduk bersandingan bersama dengan Rani.

Sambil menikmati sarapan pagi dengan santai, mereka berempat sambil mengobrol.

"Tahu gak sih sayang aku semalem habis nonton apaan?" Ucap Nizar sambil sesekali mengunyah roti selai.

"Hayoo, kamu habis nonton apaan? Tidak boleh loh anak-anak menonton film dewasa?" Sambar Om Bimo.

"Hmm.. Terus aja Om, nyebut aku anak-anak mulu? Tapi bener juga sih, aku kan emang imut ya sayang?" Tanya Nizar kepada kekasihnya.

"Iya dong Dedek punya siapa dulu." Ucap Dimas membela kekasihnya.

Sementara Rani hanya tersenyum saja, Rani masih terlihat canggung untuk ikut mengobrol bersama.

"Om mau tau gak semalem aku habis nonton apaan? Sangat seru loh Om?" Ucap Nizar kepada Om Bimo.

"Apasih. Pasti mau nyeritain film Spong-Bob kan ganteng?" Om Bimo meledek.

"Iya Sponge-Buooob Om.. Sponge bengetz and wow bengets gitu.." Nizar mendadak meledek dengan nada suara sedikit manjanya.

"Coba ceritain ganteng? Om pengen denger?" Pinta Om Bimo.

"Ok, aku akan ceritakan kepada Om. Tapi, habisin dulu makanannya Om?" Pinta Nizar.

"Oke, siapa takut." Om Bimo segera menghabiskan selai rotinya.

"Sayang nanti kamu jangan tertawa ya?" Nizar berbisik di kupingnya Dimas yang sedang makan roti.

"Emangnya kamu mau kasih kejutan apa sih Dedek?" Tanya Dimas.

"Udah, nanti juga kamu tau sayang. Xixixix" Nizar kembali berbisik sambil sedikit tertawa berbisik di telinga kekasihnya.

"Mau dong di bisikkin, kayaknya bisa bikin merinding tuh?" Pinta Om Bimo.

"Idiih, minta aja di bisikin sama Dindanya Om. Masa ke aku?" Ucap Nizar.

"Dek, kasih bisikkan maut lu Dek kepada Papa-mu itu. Biar merinding Disco tuh.." Pinta Nizar kepada Rani.

"Hahaha, gak ah kak takut ketagihan nanti si Papa." Rany tertawa dan berbicara dengan nada halus dan lembutnya.

"Ini Om sudah selesai makannya. Coba ayok ceritakan ganteng? Om sangat penasaran mendengarkan ceritamu itu." Ucap Om Bimo.

"Oke aku akan cerita. Tapi ada syaratnya Om? Gimana?" Ucap Nizar.

"Apa tuh ganteng syaratnya?" Ucap Om Bimo.

"Ssst.. Dek sini?" Nizar meminta Rani untuk berjalan mendekatinya.

Sejenak Rani mengangkat bongkongnya, menyeret kursi makan lalu berjalan berputar ke Meja mendekati Nizar. Rani membungkung dan mendekatkan kupingnya ke mulut Nizar.

"Lu tutup matanya Papa-mu pakai tangan lu ya? Sebelum gw kasih aba-aba buat buka matanya? Lu jangan buka dulu, Okey?" Nizar berbisik kepada Rani.

"Sip kak." Ucap Rani.

"Ya sudah lu kembali lagi kesana Dek." Ucap Nizar.

Sejenak Rani mengibaskan rambut panjangnya ke belakang sambil mendirikan badannya. Lalu berjalan kembali ke kursi makan bersebelahan dengan Om Bimo.

"Ok, Om. Syaratnya sudah aku kasih tau kepada Dindanya Om." Ucap Nizar.

"Oke, Om sudah siap ganteng." Ucap Om Bimo.

"Oke sekarang Dek?" Pinta Nizar.

Rani segera berdiri di belakangnya Om Bimo lalu menutup kedua matanya Om Bimo.

"Jangan ngintip ya Om?" Ucap Nizar.

"Okey.."

"Sayang tungguin ya? Ingat? Kamu jangan tertawa?" Nizar berbisik kepada kekasihnya.

"Iya Dedek sayang." Dimas balas berbisik.

Nizar segera mengambil Dessert special yang sudah di buatnya dari dalam kulkas, lalu berjalan ke sampingnya Om Bimo.

"Tolong di Jilat Om?" Nizar menyodorkan Dessert pisang melengkungnya ke depan mulutnya Om Bram.

"Jilat di ujungnya saja Om?" Pinta Nizar.

"Slurp!!" Om Bimo menjilat ujung pentol pisang berhias susu dan keju.

"Enak.." Ucap Om Bimo.

"Haahaha.." Dimas sama Rani tertawa kecil melihat Om Bimo menjilat ujung Pisang itu.

"Oh, ternyata doyan juga ya Om?" Ucap Nizar.

"Manis gitu siapa yang tidak doyan sih ganteng." Ucap Om Bimo.

"Ya udah sekarang buka Dek?" Pinta Nizar.

Rani segera membuka tangannya yang sedang menutupi matanya Om Bimo.

"Taraaa, Om Bimo ternyata doyan batangan yang beginian juga. Hahahaa.." Nizar tertawa geli.

"Doyan banget donk. Slurp!!!" Om Bimo menjilat batang pisang berlumur coklat dari bawah ke atas.

"Idih, lidah tebalnya mantep juga ternyata menjilati pisang itu." Ucap Nizar di dalam hatinya.

"Ah, gak seru. Udah ah.. Kirain aku Om Bimo bakalan geli, malah lahap makan ntu bentuk pisang." Nizar kesal sendiri sambil berjalan mendekati kekasihnya.

"Jangan gitu ah sayang." Ucap Dimas.

"Hehe, kan udah biasa aku bikin lelucon kayak gitu ke Om kamu sayang." Ucap Nizar sambil berdiri memeluk kekasihnya yang sedang duduk dengan satu tangannya.

"Terus cerita serunya mana ganteng?" Tanya Om Bimo.

"Itu, Donat dan pisang yang Om Jilat itu tontonan seru yang aku lihat semalem Om?" Ucap Nizar.

"Waduh! Berarti yang semalam menutup pintu itu si Nizar?" Ucap di dalam hatinya Om Bimo sedikit tercengang bengong.

"Kenapa Om bengong? Hahaha, ingat ya Om? Hahaha.." Ucap Nizar meledek.

"Mmm, tidak apalah. Si ganteng ini yang lihat, bukan orang lain ini." Ucap Om Bimo terlihat santai.

"Makanya jangan teledor Papaaaa.." Nizar meledek Om Bimo.

"Iya, maafin Om sudah teledor tidak menutup pintu dengan rapat semalam." Ucap Om Bimo.

"Woles, maaf nya di tunda saja Om. Jangan sekarang minta maafnya?" Ucap Nizar.

"Kenapa emangnya ganteng?" Tanya Om Bimo.

"Belum lebaran Om." Ucap Nizar.

"Hahaha.." Om Bimo, Rani dan Dimas tertawa.

"Bisa aja kamu kak." Ucap Rani.

Dimas berdiri mengelus kepalanya Nizar.

"Udah sayang, kita masuk dulu yuk?" Ucap Dimas.

"Okey, dadah Om dadah Rani." Ucap Nizar sambil berjalan memasuki ke kamarnya.

Sesampainya di dalam kamar, Nizar segera mempersiapkan perlengkapan bawaan kekasihnya dan juga sekalian membawa tas-nya, karena Nizar mau langsung balik ke tempat tinggalnya. Om Bimo bersama dengan Rani pun melakukan hal yang sama, Rani mempersiapkan persiapannya Om Bimo. Setelah selesai, mereka pun langsung menuju ke Loby.

"Hati-hati ya abang?" Ucap Nizar di depan Loby.

"Iya Dedek. Kamu juga jaga diri kamu ya?" Ucap Dimas.

"Ya sudah, abang berangkat ya Dedek?"

"Iya." Ucap Nizar.

"Jangan sedih gitu ah. Malu ah diliatin orang tuh." Ucap Dimas yang melihat wajah kekasihnya terlihat sedih.

"Tidak koq, aku tidak merasa sedih koq bang. Ya udah sana kalau kamu mau berangkat-mah abang. Jangan lupa, sesampainya kamu disana? Segera kabarin aku ya?" Ucap Nizar dengan nada suara ramah dan terlihat biasa menutupi rasa beratnya untuk berpisah dengan kekasihnya.

"Iya Dedek. Abang pasti akan menelpon kamu nanti ya?" Ucap Dimas.

TIT!! TIITT!!!

"Tuh, Om Bimo sudah teriak sama Driver-nya." Ucap Nizar.

"Salimnya mana?" Ucap Dimas.

"Mmuach.." Nizar mencium tangannya Dimas.

"Assallamu'allaikum.." Salam Dimas sambil mengelus kepalanya Nizar lalu berjalan masuk ke dalam mobil.

"Wa'allaikum salam." Ucap Nizar.

Nächstes Kapitel