Dua puluhan pasukan Kekaisaran terlempar ke segala arah. Mereka semua jatuh bergulingan. Semuanya merasakan sakit yang sama. Tulang-tulang mereka terasa patah. Untuk bangkit berdiri pun rasanya sangat sulit sekali.
Si Kake Tongkat Setan kembali tertawa pantang. Seluruh tubuhnya ikut bergoyang karena saking lantangnya suara tawa itu.
Melihat orang lain menderita karena perbuatannya, dia memang selalu tertawa. Ia merasa girang. Girangnya bukan main lagi.
Si Panglima Han Tin si Pedang Permata Darah sudah berdiri kembali. Meskipun hal itu baginya sangat susah, namun setelah berusaha sekuat tenaganya, akhirnya ia bisa bangkit kembali.
Pedang mewah miliknya masih tergenggam. Seolah-olah apapun yang terjadi, ia tidak akan melepaskan pedang tersebut.
Melihat lawannya yang sudah terluka parah namun bisa bangun kembali, si Kakek Tongkat Setan segera menarik mukanya.
"Rupanya kau ingin cepat mampus," katanya penuh kekesalan.
Wutt!!!
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com