webnovel

Jatuh ke dalam Pelukan

Redakteur: Wave Literature

"Kan aku yang memasaknya." Yan Xi berkata dengan penuh percaya diri. "Aku memastikan api dan suhunya pas. Dan mempertahankan kelezatan pangsitnya."

Dia mengecilkan suaranya, seperti bertingkah manja, "Cepat puji aku."

Gu Shen berkata tanpa daya, "Airnya di didihkan dengan baik."

Setelah mengatakannya, sudut bibirnya terangkat sedikit. Senyum itu sangat kecil dan samar, tapi Yan Xi bisa melihatnya dengan jelas.

"Apa kamu barusan tersenyum padaku?"

Gu Shen tidak mengatakan apa-apa. Tapi Yan Xi mencondongkan diri padanya sambil menatapnya.

"Kamu mau apa?" Gu Shen bertanya dengan aneh.

"Senyumlah lagi." Yan Xi berkata, "Atau puji aku lagi."

***

Mereka selesai makan ketika waktu menunjukkan pukul 4, lalu Yan Xi menguap.

"Aku akan mengantarmu ke atas untuk istirahat."

Gu Shen tidak menolak, "Oke."

Keduanya masuk ke elevator. Gu Shen menekan tombol lantai tiga.

Lantainya tidak begitu tinggi jadi elevatornya segera sampai. Begitu pintu terbuka, Yan Xi mendorong kursi rodanya.

Setelah memasuki ruangan, Yan Xi merasa malu saat menyadarinya.

Ini pertama kalinya dia masuk ke kamar lawan jenis.

Kamar Gu Shen sangat luas. Tapi hanya ada sedikit furniture di dalamnya, hanya ada furnitur yang penting-penting saja. Ranjangnya tidak tinggi, tapi akan cukup sulit bagi Gu Shen untuk naik sendiri.

Yan Xi menggulung lengan bajunya, menunjukkan ototnya.

"Ayo, aku bantu naik ke ranjang."

Setelah kata-kata itu terucapkan, adegan dari novel yang dibaca Yan Xi melintas di pikirannya. Menurut jalan ceritanya, mereka seharusnya melakukan hubungan suami istri.

Tiba-tiba wajah Yan Xi memerah.

Muncul rona kemerahan yang sangat jelas di wajah putih dan lembutnya 

Gu Shen bertanya, "Apa kamu kepanasan?"

"Se, sedikit."

Pada kenyataannya, Yan Xi hanya membantu menopang Gu Shen, tidak sampai menggendongnya.

Gu Shen meletakkan tangannya di ranjang dan menggunakan kekuatannya untuk menopang dirinya. Meski bagian tubuh bawahnya tidak punya kekuatan, tangannya sangat kuat. Dia bahkan punya otot di tangannya berbeda dengan tangan kurus Yan Xi.

Yan Xi penasaran, dan memegang tangan Gu Shen.

Di dalam novel, saat pemeran wanita seperti ini, pemeran pria biasanya menciumnya. Pada saat itu, jika Gu Shen menciumnya, haruskah dia menutup matanya? Ekspresi seperti apa yang harus dia tunjukkan?

Yan Xi berpikir sejenak sampai dia mendengar Gu Shen berkata, "Kamu sedang apa?"

Dia terkejut hingga berdiri dengan terburu-buru. Namun kakinya tersandung dan dia terjatuh ke arah Gu Shen.

Tanpa sadar dia ingin berpegangan pada sesuatu. Dan ketika tersadar, dia melihat bahwa dia memegang kerah baju Gu Shen dengan satu tangan, dan tangan lainnya ada di kakinya.

Gu Shen memakai piyama, baju atas hampir diacak-acak oleh Yan Xi hingga menunjukkan ototnya yang kokoh dan indah. 

Seakan terbakar, Yan Xi segera menarik tangannya. Dia tertawa dengan canggung, "Jika aku bilang aku tidak sengaja, apa kamu akan percaya?"

Tatapan bertanya-tanya Gu Shen jatuh pada Yan Xi.

Sebelumnya dia selalu menggodanya dengan segala cara. Tapi sekarang dia menunjukkan ekspresi polos dan tidak bersalah.

Bagaimana Yan Xi bisa berubah dengan begitu cepat? Apa yang sebenarnya dia inginkan darinya?

Yan Xi sudah kabur. Dia bahkan tidak berani naik elevator, dan langsung berlari menuruni tangga.

Menutup pintu, kemudian bersandar ke pintu dengan wajah yang merah dan panas.

Dia menutupi wajahnya, merasa malu dan geli.

Yan Xi memikirkan hal yang baru saja terjadi.

Yan Xi merasa, Gu Shen sepertinya cukup kuat dan manly.

Nächstes Kapitel