webnovel

Prolog

Kota M

Suasana kota M saat ini sedang mendung, dengan suara gemuruh yang ikut terdengar disertai dingin yang mulai dirasa. Cuaca seperti ini paling cocok dengan bergelung diri di bawah selimut sambil menikmati secangkir minuman panas.

Namun sayang sekali, hal seperti ini tidak berlaku untuk seorang wanita muda dan dua orang pria bertubuh tambun yang justru berlarian, seperti saling mengejar atau memang sedang mengejar dengan seruan yang ikut terdengar.

"Berhenti!"

Sepasang sepatu kets yang dikenakan si wanita muda dibawa berlarian di sebuah gang dengan rintik hujan yang berjatuhan dari atas langit sana. Sesekali kepala dengan surai dikuncir itu menoleh ke belakang, hanya untuk memastikan jika seseorang yang mengejarnya di belakang sana tidak terlihat.

Deru napas wanita itu terdengar tak beraturan. Jelas saja, karena dari beberapa saat yang lalu ia sudah main kejar-kejaran dengan dua orang paman berbadan besar yang gencar ingin menangkapnya.

Sial….

Umpatan dalam hati meluncur bebas, jantungnya berdebar dan berharap jika kali ini pun akan bebas dan tidak tertangkap.

"Jangan lari Nona!"

Jangan lari? Yang benar saja, dasar bodoh.

Si wanita muda sama sekali tidak berhenti, justru semakin berlari kencang sambil menuruni anak tangga yang akan menembus ke jalan raya di ujung sana. Beruntung tubuhnya kecil, meski tidak sekecil itu, hingga akhirnya ia bisa berlari cepat dibandingkan dua pria bertubuh tambun di belakang sana.

Sampai di undakan terakhir, ia segera berbelok menuju pertokoan dengan banyak kendaraan tampak berlalu lalang di jalan raya masih diikuti oleh dua pria di belakang sana.

"Nona!"

Hayyah kau co a! (Hais, yang benar saja) batinnya kembali mengumpat.

Wajahnya menoleh ke belakang sana, melotot kesal karena ternyata dua pria itu masih saja mengejarnya padahal ia merasa pelariannya sudah lebih jauh dari sebelumnya.

Kemana aku harus bersembunyi?

Hatinya gelisah, sungguh.

Biasanya, ia akan bersembunyi dan berhasil lolos tanpa harus berlarian serta berkeringat, apalagi sampai hujan-hujanan seperti ini.

Sedangkan di saat bersamaan, tampak seorang pria baru saja keluar dari mobil dengan wajah menunduk, bukan hanya itu, tapi juga berjalan tanpa melihat sekitar menuju pintu café tempatnya janjian dengan kekasihnya.

Langkahnya yang tidak menoleh kiri-kanan membuatnya tak menyadari, jika dari arah kiri tampak seorang wanita muda yang berlari dengan wajah menghadap belakang. Sehingga, ketika keduanya sama-sama menoleh kejadian tabrakan pun tak dapat terelakan.

Brugh!

Ya, dan yang terdengar setelahnya adalah dua tubuh saling bertubrukan dengan kejadian layaknya di film-film terjadi di antara keduanya, dimana si pria menahan pinggang si wanita dengan bola mata sama-sama melotot, kaget.

Grep!

Beberapa detik keduanya sama-sama melihat, tapi sayang teriakan dari belakang sana membuat si wanita segera sadar dan melepaskan diri dari pelukan si pria, kemudian kabur begitu saja tanpa peduli ketika genangan air menciprat di kemeja pria malang tersebut.

"Hei!"

"Huwa maafkan saya!"

"Sial kemejak-

Srat!

"Nona berhenti!"

Hanya kedipan mata yang mampu dilakukan si pria, ketika kalimatnya dibalas dengan permintaan maaf dan sialnya ketika ia sudah mau memaafkan ternyata ia kembali harus terkena cipratan saat dua pria berbadan besar lewat dan mengejar si wanita.

Double sial untuknya hari ini, niat hati ingin menemui sang kekasih di café langganan dan hanya tinggal masuk ke dalam, kemeja yang kotor membuatnya tidak bisa diam saja. Ia menggeram kesal dan mengepalkan tangan menahan kemarahan yang disebabkan oleh si wanita yang wajahnya pun samar-samar diingatnnya.

"Sial, mimpi apa aku semalam mengalami kejadian nahas ini," umpatnya kesal dan memutuskan untuk kembali ke mobil, pulang ke kantor.

Brakh!

Awas saja kalau kembali bertemu, ck! Tapi sayangnya aku lupa bagaimana wajahnya, hanya matanya yang bulat ketika bersitatap dan bibir merah tipis yang kuingat, sial! Padahal baru saja berlalu.

Bersambung

Nächstes Kapitel