Jantungku berdetak kencang mendengar penjelasan sistem. Aku merasa diriku masih jauh dari kata kuat. Jika dibandingkan Dewa iblis aku hanyalah seekor semut.
Tidak, lupakan tentang Dewa Iblis, di hadapan iblis bangsawan saja aku akan kalah.
Aku mengepalkan tanganku bersumpah akan terus berlatih agar supaya aku bisa melindungi keluargaku.
Malam hari tiba
Aku tidur dengan cepat, melihat tingkah ku yang tak biasa, ibu ku bertanya-tanya apa yang terjadi padamu?
"Nak, apakah kamu baik-baik saja? kamu kelihatan sedang banyak masalah"
Aku bangun dari tempat tidurku dan menatap ibuku dengan lembut.
"Aku tidak apa-apa ibu, aku hanya sedikit kurang enak badan"
"Benarkah, kalau begitu beristirahat lah dan jangan terlalu memikirkan tentang keselamatan desa"
Aku tersentak mendengarnya, insting seorang ibu pada anaknya memanglah kuat.
Saat ibuku telah keluar ruangan, aku kembali merebahkan tubuhku. Aku menutup mata dan tertidur.
keesokan harinya, aku keluar melihat langit cerah tak berawan. Suara burung-burung seperti biasanya menghiasi indahnya pagi.
"Nak, Kemarilah dan makan sarapan mu"
Ibuku memanggil ku dari tempat yang biasanya digunakan sebagai memasak. Aku datang memenuhi panggilannya, dan mengambil semangkok makanan.
Selesai makan, aku mendekati ibuku meminta izin tuk berlatih diluar. Ibuku mengizinkannya, ia percaya bahwa aku dapat melindungi diriku sendiri. Jadi ia tak pernah memperlihatkan kekhawatiran nya.
Aku keluar dari desa dan mencari para monster.
"Sistem, lacak keberadaan monster disekitar ku"
Didepan mataku muncul sebuah layar yang menampilkan sebuah navigasi. Titik hijau menandakan keberadaan monster tingkat rendah, titik merah adalah monster tingkat menengah. Dan yang paling membuatku penasaran adalah satu titik besar berwarna hitam.
Tak mengetahui arti titik hitam itu, aku bertanya pada sistem.
"Sistem apa arti titik berwarna hitam ini?"
[Titik hitam menandakan keberadaan monster tingkat tinggi. Sistem sarankan tuan menargetkan monster tingkat menengah terlebih dahulu. Dengan kekuatan tuan saat ini, mustahil untuk mengalahkannya]
Aku menuruti perkataan sistem, aku berlari ke arah monster tingkat menengah. Di pertengahan jalan aku juga membunuh beberapa monster yang aku temui.
Tak lama kemudian aku sampai ke tempat monster itu berada. Kali ini monster rubah yang aku temui.
Monster rubah tergolong monster terlemah diantara monster tingkat menengah. Namun bukan berarti monster itu bisa di kalahkan dengan mudah.
Banyak orang mati karena meremehkan monster rubah. Kecepatan gerakan monster rubah adalah yang tertinggi dibandingkan dengan yang lainnya.
.....
Baru sepersekian detik aku muncul, rubah itu tiba-tiba menyerangku. Sepertinya dia tak mau memberikan ku kesempatan.
Rubah itu bergerak ke segala arah, mencoba membuka kesempatan tuk menyerang. Saat dirinya melihat kesempatan ia akan langsung menyerang.
'Boom!'
Rubah menyerang dari titik buta ku, aku berhasil menghindari serangan fatal akan tetapi aku masih mendapatkan luka-luka ringan.
[Mengaktifkan pemulihan otomatis]
Sistem yang mendeteksi luka ku dengan sigap menyembuhkannya. Luka-luka yang baru saja terjadi dengan cepat menutup dan sembuh.
Rubah itu melihat dengan tatapan tak percaya, dia yakin telah memberikan luka padaku namun saat melihatku dia tak melihat luka sedikitpun.
"Manusia, apakah kau menggunakan sihir penyembuhan? atau kau membawa beberapa ramuan?"
Rubah penasaran dengan apa yang terjadi. Mendengar itu aku hanya menanggapi dengan senyuman.
"Hmph! tanyakan saja saat kamu bertemu malaikat maut!"
Tubuhku menghilang dan secara bersamaan mengaktifkan skill 'Kecepatan'.
Rubah meningkatkan kewaspadaan, melihat sekelilingnya mencari keberadaan ku. Namun terlambat, saat ia menemukanku aku sudah berada di depan matanya dan siap melancarkan seranganku.
'Slash!'
'Slash!'
'Slash!'
Tiga kali tebasan aku lancarkan. Rubah itu menjerit kesakitan.
"Argh!! dasar s*****!!"
Rubah mundur beberapa langkah, dan dengan liciknya ia memanggil 5 monster tingkat rendah yang berada di sekitar.
"Bunuh bocah itu"
Para monster tingkat rendah maju menyerangku. Dengan bermodalkan kecepatan ku aku mampu mengalahkan mereka semua.
'Slash!'
"Satu monster!"
'Slash!'
Dua monster
.....
Rubah merasa terpojokkan berteriak mencoba menyerangku. Namun dengan tenang aku menangkis semua serangannya.
Semakin panik dan terpojokkan, Rubah itu mencoba meningkatkan kecepatan. Namun sebelum itu terjadi aku mencekik lehernya.
"Krghh!!"
Merasa dihina, ia marah mencoba menendang perut ku.
'Krek!'
Aku mematahkan tulang kakinya menggunakan siku ku.
'Argh!!'
Dia berteriak kencang terus mencoba melepaskan cengkraman tanganku. Namun usahanya sia-sia aku sudah mengaktifkan skill 'Penguatan tubuh'.
'Slash!!'
Aku menusuk jantung rubah itu dengan beberapa kali tusukan. Jika aku berada di dunia ku yang sebelumnya, mungkin aku akan ditangkap oleh pihak berwajib karena dianggap psikopat.
[Berhasil membunuh monster tingkat menengah, mendapatkan 20.000 exp]
[Level Up!]
Tak mau berhenti di situ saja aku kembali berlari ke target selanjutnya.
.....
Sangat susah untuk naik level, aku harus membunuh puluhan monster hanya untuk naik 1 level saja.
Aku sampai ke tempat target selanjutnya. Akan tetapi aku terkejut bahwa monster itu dikelilingi oleh 14 monster tingkat rendah. Aku pikir jika aku tidak membunuhnya sekarang, monster itu akan menjadi ancaman bagi warga desa dan manusia.
Aku muncul dari balik semak-semak, dan langsung maju menyerang gerombolan monster.
....
Tak butuh waktu lama aku berhasil mengalahkan mereka.
[Berhasil mengalahkan monster tingkat menengah, mendapatkan 20.000 exp]
'Tidak naik level? ah sial aku harus berburu lagi. setidaknya hari ini aku harus mencapai level 50'
Aku terus berburu monster tingkat menengah. Hingga saat sore hari tiba, levelku telah mencapai 49. Satu level lagi untuk mencapai level 50.
"Satu kali lagi dan aku akan mencapai level 50"
Aku berlari ke arah target selanjutnya, namun kali ini tempat sangat tak terduga. Monster itu bersembunyi di bawah danau. Jika aku melakukan satu kesalahan maka nyawaku yang akan menjadi taruhannya.
Aku berpikir bagaimana caraku mengeluarkan monster itu. Cukup lama untuk memikirkannya, dan akhirnya menemukan ide yang cukup bagus.
Aku mengangkat kedua tanganku ke atas, dan membayangkan sebuah bola api raksasa.
Saat terlihat cukup besar, aku melemparkan api itu ke dalam danau.
'Sshh!!'
Air menguap dengan cepatnya mengurangi kedalaman air hampir setengahnya.
Merasa kurang aku membuat bola api raksasa lagi, kali ini aku membuatnya sedikit lebih besar.
'Boom!'
Ledakan besar tercipta akibat kecerobohan ku. Area di sekitar ku hangus terbakar. Bahkan monster yang berada di dalam air mati tak menyisakan bagian tubuhnya.
[Level Up!]
[Berhasil mencapai level 50, mendapatkan skill 'Pandangan masa depan' 'Pembaca pikiran' 'Pelumpuh']