webnovel

Chapter 9. (Salah Paham)

"Berani menantangku ... Mati kau!"

Su Ling Hua terlihat sudah tidak sabar lagi untuk melawan dan mengalahkan pencuri kitab yang berani memasuki kawasan Wu Dang, dan dia sudah ingin sekali membongkar kedok orang yang ada dibalik cadar hitam tersebut.

"Yaaa!"

Su Ling Hua berlari cepat tanpa takut untuk melawan orang bercadar hitam yang akan meresahkan ini. Lalu yang akan dilawan pun tidak akan ambil diam saja. Karena bagi seorang laki-laki tidak akan mau taklu dibawah kaki seorang wanita, kecuali jika itu adalah ibunya.

Sesungguhnya sosok dibalik pencuri yang memakai cadar itu adalah Hwang Xi Han. Dia murid pertama di perguruan Wu Dang, dalam kata lain Hwang Xi Han ini kakak seperguruannya Su Ling Hua.

Mengapa dia menyamar sebagai orang yang berpakaian hitam, serta cadar hitam tipis yang menutupi wajah? Apa alasannya melakukan penyamaran ini?

Mungkinkah Hwang Xi Han hanya ingin menguji kehebatan dan kekuatan bela diri Su Ling Hua, atau ada maksud lain dari penyamarannya tersebut?

Hwang Xi Han pun maju kedepan. Pedang berwarna perak dengan sisik Naga disekujur mata pedangnya, digenggam erat oleh tangan Hwang Xi Han. Pedangnya itu kira-kira panjangnya Satu Meter. Sangat panjang dan menjuntai kebelakang.

Di bawah sinar rembulan yang malu-malu ini. Hwang Xi Han ingin menguji sedikit jurus yang dimiliki adik seperguruannya yang tidak lain adalah Su Ling Hua. Hwang Xi Han ingin menjajal sampai mana kehebatan jurus pedang yang di kuasai oleh adiknya ini.

Mereka berdua beradu pedang di atas atap sana. Tanpa ada yang tahu, atau pun mendengar pertarungan mereka. Mungkin untuk saat ini belum ada yang mengetahuinya, tetapi sesaat lagi mungkin semua yang sedang terlelap tidur pun akan terbangun oleh suara bising yang mereka ciptakan berdua.

Kedua pedang itu saling beradu kekuatan. Dan Sang pemilik pedang pun saling beradu jurus masing-masing. Hwang Xi Han dengan jurus Pedang Iblis membelah Langit, dan sedangkan Su Ling Hua dengan jurus Pedang nya yang sangat terkenal. Yaitu Jurus Pedang Mata Dewa.

Satu kali jurus yang keluar belum membuat Su Ling Hua menyadari sesuatu. Namun, dibeberapa serangan berikutnya ketika dia yang terus mencoba menghindar dan menyamai jurus milik Hwang Xi Han, Su Ling Hua pun dibuat terkejut saat mengetahui ini.

"Ini...? Seperti jurus milik kakak pertama?" Hatinya berbicara

Su Ling Hua sangat merasakan bahwa dirinya mengenal dengan jelas jurus pedang tersebut. Namun, Su Ling Hua tidak yakin akan tebakannya ini.

Maju mundur. Ke depan kebelakang. Meloncat dari satu atap ke atap yang lain. Kedua pendekar yang sama-sama dari Wu Dang ini masih bertarung dengan sengit di atas sana. Mereka sama-sama tidak ingin mengalah.

Su Ling Hua tetap bertahan dengan jurus Mata Dewanya. Dan Hwang Xi Han tetap menyerang cepat dengan jurus Iblis membelah langit yang sangat dikuasainya tersebut.

Pertarungan ini masih berlanjut. Tidak ada yang ingin menyerah atau kalah. Sama-sama hebat dan sama-sama kuat. Lincah dan sangat baik membuat pertahanan.

Su Ling Hua mampu mengimbangi jurus Iblis membelah langit tersebut. Mungkin itu karena dia mengenal dengan baik jurusnya. Namun, Su Ling Hua pun merasa bahwa jurus ini sedikit berbeda dengan jurus milik kakak pertama, yang sesungguhnya ada Hwang Xi Han itu sendiri.

"Tidak!...

"Jurus ini berbeda jauh dengan jurus milik kakak pertama, tetapi mengapa aku merasakan bahwa pencuri ini memang adalah kakak pertama Hwang Xi Han?" berbicara di dalam Batin. Hatinya mengoceh sendiri tetapi fokusnya tetap kuat dalam pertahanan.

"Sesungguhnya siapa kau? Mengapa jurusmu ini sama dengan jurus kakak pertama Hwang Xi Han?...

"Siapa diri mu pencuri kitab? " bertanya-tanya murid wanita 20 tahun ini.

Akhirnya Su Ling Hua mengajukan pertanyaan itu, karena dia benar-benar penasaran dengan jurus yang tidak asing baginya.

Su Ling Hua dengan Hwang Xi Han selalu berlatih bersama, sampai-sampai Su Ling Hua mengetahui dengan jelas setiap gerakan dari jurus Iblis membelah langit yang dimiliki murid pertama Wu Dang. Mereka sudah bersama-sama sejak umur Tujuh Tahun. Sejak umur kanak-kanak mereka sudah berlatih ilmu bela diri bersama-sama di Wu Dang ini.

Jadi bukan tidak mungkin saat ini Su Ling Hua sangat mengenali jurus pedang Iblis Membelah Langit.

Masih dalam pertarungan sengit. Sekarang bukan lagi di atas atap, tetapi melainkan sudah di lapangan luas tempat pelatihan bagi para murid-murid yang berlatih ilmu bela diri.

Di tempat yang luasnya 100 M×100 M ini mereka berdua melanjutkan pertarungan. Fisik mereka sama-sama kuat. Tingkat tenaga dalam mereka pun sama-sama seimbang. Gerakan cepat jurus Mata Pedang Su Ling Hua mampu menahan setiap gerakan dari jurus Iblis membelah langit yang dimiliki Hwang Xi Han dengan baik.

Hwang Xi Han tidak kehabisan akal. Mungkin ini sangat menyebalkan baginya, karena Su Ling Hua yang terus menerus menahan serangan nya tersebut. Jadi sekarang Hwang Xi Han akan menggunakan jurus Pedang yang lainnya.

Ssst! gerakkannya berubah.

Tiba-tiba saja gerakan pedang Hwang Xi Han melambat. Dia menurunkan tempo kecepatan jurus pedang nya. Perubahan yang cepat ini membuat Su Ling Hua heran. Dia belum mengenal dan mengetahui jurus baru yang di pakai Hwang Xi Han kali ini.

Gerakannya melambat, dan membuat Su Ling Hua berpikir bahwa pencuri kitab ini sudah kelelahan, sehingga gerakannya sekarang melambat tidak seperti tadi yang kecepatannya melebihi kecepatan sambaran kilat.

Su Ling Hua berpikir bahwa ini saatnya dia membuat serangan dadakan. Serangan yang terakhir akan membuat pencuri kitab ini kalah dan takluk di tangan nya.

Namun, sebelum itu Su Ling Hua memilih untuk menyudahi serangan nya terlebih dahulu, lalu melangkah mundur untuk menjauh sejenak, tetapi mundur bukan berarti dia kalah. Su Ling Hua hanya ingin pencuri kitab itu beristrirahat sebentar, sebelum akhirnya Su Ling Hua membuat serangan terakhir kepada pencuri yang telah berani membawa kitabnya.

Tidak sedikit pun diantara mereka berdua yang kelelahan. Napas mereka sama-sama stabil, tidak terlihat ada yang merasakan penurunan ditenaga dalam. Jadi dapat dikatakan mereka murid Wu Dang yang sama-sama hebat dan kuat. Kedudukan mereka sama imbang.

Melihat pencuri kitab itu yang terlihat tidak kelelahan, membuat Su Ling Hua menaruh curiga yang sangat besar kepada nya. Su Ling Hua berpikir bagaimana bisa seseorang tidak kelelahan sama sekali setelah bertarung.

Dia juga tahu bahwa dirinya sendiri juga tidak kelelahan, tetapi itu hal yang sangat mustahil bagi seorang pencuri kitab. Mungkinkah pencuri ini seorang pendekar hebat sehingga tenaga dalam yang dia miliki itu sangat kuat, sampai-sampai rasa lelah tidak bisa melemahkan fisiknya?

... Su Ling Hua bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

Sudah cukup istrirahatnya. Tidak ingin main-main lagi. Tidak akan ada lagi kesempatan kedua untuk pencuri kitab itu meloloskan diri kembali. Su Ling Hua menguatkan pergelangan tangan nya. Digenggamnya erat-erat kedua pedang nya itu.

Kuda-kuda pun telah siap. Berdirinya itu sudah dalam posisi siap menyerang. Hwang Xi Han pun tidak ingin kalah dari Su Ling Hua. Dia pun mengambil ancang-ancang dan siap untuk pertarungan hidup mati ini.

Pedang perak bersisik Naga miliknya telah siap untuk menumbangkan Su Ling Hua murid cantik dari Wu Dang.

"Mati saja kau!"

Ling Hua berlari dengan kedua ujung pedangnya menggores di lapangan latihan ini. Hwang Xi Han pun ikut berlari untuk mengakhiri ini semua.

Ssst! Mereka bertemu di tengah-tengah.

Masing-masing pedang pedang Su Ling Hua berayun secara bersamaan dan membentuk huruf X. Namun, sayang ketika ingin mengenai tubuh pencuri kitab itu, Hwang Xi Han tiba-tiba saja menghilang.

Hwang Xi Han menggunakan menghilangkan diri dari hadapan Su Ling Hua. Dia menghindari serangan terakhir dari Su Ling Hua tersebut... Ssst! serangannya itu melesat.

"Apa?" terkejutnya Su Ling Hua saat mendapati bahwa pencuri kitab yang ingin dia habisi nyawanya itu menghilang dari pandangan.

"Kemana perginya pencuri kitab itu?... Jurus Apa yang baru saja digunakannya tersebut? Mengapa tiba-tiba menghilang dari pandangan?" bertanya-tanya murid manis berpakaian sutra berwarna merah ini.

Namun, sebelum kedua kaki Su Ling Hua menginjak tanah kembali, tiba-tiba Hwang Xi Han muncul dari arah belakang Su Ling Hua.

Dia muncul secara mengejutkan dari arah tersebut. Ssst! keadaan berbanding terbalik. Hwang Xi Han menyedorkan pedang tajamnya itu tepat di bagian leher Su Ling Hua.

Tangan kanan Murid Su di tekuk kebelakang dan tertahan oleh tubuh Hwang Xi Han. Sekarang posisi Su Ling Hua tertangkap oleh pencuri yang sesungguhnya ingin dirinya taklukan itu.

Bukan pencuri kitab yang dia tangkap, tapi sebaliknya dirinya lah yang tertangkap oleh pencuri tersebut.

"Diam kau!" suara yang berdesis seperti angin malam melintas terlewat di telinga Su Ling Hua.

Suara yang samar-samar berat itu terucap dari bibir Hwang Xi Han. Su Ling Hua sedikit mengenali suaranya tersebut. Saat terdengar di telinga. Su Ling Hua merasa tidak asing dengan suara berat tersebut.

"Sesungguhnya siapa kau!" ketus Su Ling Hua, seraya tubuhnya yang tidak bisa bergerak dengan bebas itu, memberontak memberi perlawanan kepada Hwang Xi Han.

"Mengapa kau ingin mencuri kitab kami? Apa alasan mu muncuri kitab perguruan Wu Dang ini?"

"Sebenarnya siapa kau? Mengapa aku merasa tidak asing dengan dirimu itu?" tutur Su Ling Hua yang memberi perlawanan saat tubuhnya yang terapit antara pedang dan Hwang Xi Han itu sendiri.

Masih mengarahkan pedangnya pada leher Su Ling Hua, "Apa? Mencuri kitab?" terdengar suara tertawa dari balik cadar hitam tersebut.

"Hm!" Xi Han pun menahan tawanya dari balik cadar yang menutupi wajah nya itu. "Ha! Ha!" tertawa lepas dia. Dan Hwang Xi Han pun melepaskan Su Ling Hua dengan mudah.

"Kenapa kau tertawa?" tanya Su Ling Hua dengan kesal ketus. Rupa ayunya terlihat sangat-sangat kesal kepada sosok pencuri kitab itu.

Dadanya membusung kedepan, dan kepalanya mendonggak ke atas ketika dia tahu bahwa pencuri itu tertawa lepas seenaknya saja.

"Kau kira aku ini pencuri?" bertanya-tanya Hwang Xi Han sambil menunjuk dirinya sendiri. "Ambil ini!" dilemparkannya kitab yang tadi di sembunyikan oleh nya diantara pakaiannya.

Di lempar itu kehadapan Su Ling Hua, dan Su Ling Hua pun menangkap apa yang di lemparkan kepada dirinya.

Dia menyangka bahwa ini adalah kitab pusaka yang dimiliki Wu Dang, tetapi ternyata ketika melihat lembaran kertas yang menjadi saru, bukanlah sebuah kitab pusaka yang dipikirkan oleh nya.

Ini hanya sebuah lembaran kertas kosong yang tidak bertuliskan kata-kata di dalam nya. Tidak ada satu pun huruf yang tertulis di dalam lembaran kertas yang terlihat hanya lembaran yang tidak berisikan apa-apa.

"Bagaimana? Apakah itu kitab pusaka yang di pikirkan olehmu?" terdengar meledek perkataan Hwang Xi Han itu.

Sekarang dia berbalik meledek Su Ling Hua yang payah. Dirinya mungkin tidak habis pikir. Jadi selama tadi Su Ling Hua menganggap lembaran kertas kosong itu adalah kitab sakti yang akan dicurinya.

Tetapi startegi penyamarannya ini cukup berhasil untuk mencoba sampai mana kemampuan adik seperguruannya. Wajah Su Ling Hua nampak bingung, dia tidak percaya bahwa orang yang sejak tadi dia kejar itu bukanlah seorang pencuri.

Melainkan seseorang yang hanya membawa sebuah lembaran kertas kosong yang tidak penting.

Su Ling Hua pun tertunduk malu karena sudah salah paham dengan orang tersebut. Hwang Xi Han menyadari hal ini. Mungkin saat ini perasaan Su Ling Hua sedang merasa malu karena telah menyerang seseorang yang tidak bersalah.

Jadi Hwang Xi Han memutuskan untuk membuka penyamarannya itu di hadapan Su Ling Hua.

"Adik!" katanya. Di buka cadar hitam tersebut yang sejak tadi menutupi wajah.

Mendengar kata panggilan itu, kepala Su Ling Hua mengangkat keatas. Kedua mata indah nya melihat seseorang yang berdiri di depan sana. Dan betapa terkejutnya dia saat mengetahui siapa orang itu?

"Hwang Dage!"

Nächstes Kapitel