webnovel

Sungguh Keterlaluan

Bab 28 Sungguh Keterlaluan

Matanya memang cukup begitu buram telah menjadikan Eleora hampir saja terjatuh.

Bergegas bergerak menghampiri sahabat karibnya segera meminta melanjutkan perjalanan.

Situasi ini membuat pemikiran yang tidak-tidak pada sahabat karibnya.

Grace yang cukup keheranan akan apa dilakukan oleh Eleora telah cukup berlebihan, tetapi dikarenakan ini ditunjukkan dengan tetesan darah dari hidung cukup dipercayai bahwa kali ini bukan sandiwara.

"Aku sama sekali tidak mau kalau kamu berbohong Eleora, selama ini aku mengenal denganmu itu kamu selalu saja terbuka."

"Maafkan aku Grace, aku sama sekali tidak bermaksud untuk berbohong atau apapun tetapi aku benar-benar buram."

"Astaga, kamu mimisan Eleora. Sebentar-sebentar kita berhenti dahulu, kamu bersihkan juga dulu enggak papa."

Eleora yang membersihkan darah keluar dari hidungnya justru berusaha untuk tegar.

Usai dari itu mengharapkan untuk segera berangkat ke sekolah malah yang ada diantarkan menuju rumah sakit.

Waktu saat ini dia sudah tidak bisa berkutik apapun dan bahkan juga diantaranya hanya pasrah.

"(Mau bagaimanapun juga aku sudah tidak bisa menghalau akan keinginan Grace, hem jelas nanti akan ribet tapi semoga saja dokter tidak membahas sakit ini.)"

Pemikiran ini cukup salah bahkan juga diantaranya tiba di sana Eleora diperiksa sekaligus diberikan peringatan untuk dirawat.

"Terus terang saja jika gejala yang dialami oleh Eleora itu sudah cukup serius, jadi saya harap adik membicarakan ini dengan orang tua."

"Maaf sebelumnya dokter, sahabat saya sakit apa sebenarnya?"

"Melihat dari gejala yang timbul Eleora terkena kanker darah atau leukimia."

"Apa, leukimia? Lantas bagaimana untuk mengobatinya?"

"Beberapa tindakan dari pengobatan bisa dilakukan salah satunya adalah kemoterapi, ya memang tidak sedikit biayanya. Ya bisa juga dicoba dengan obat-obat herbal jaman dahulu."

Mendengar pengakuan dari dokter telah membuat Grace cukup sedih dan bahkan juga diantaranya menangis lalu memeluk erat Eleora.

Sahabatnya merasa jika Eleora pasti tertekan mendengar kabar itu dan bahkan juga memberikan sebuah ungkapan yang diluar pemikiran Eleora sendiri.

"Eleora, maafkan aku jika aku sama sekali tidak bisa mengurangi rasa sakit kamu. Akan tetapi, aku minta kamu untuk menjalankan segera pengobatan itu."

"Maafkan aku Grace, untuk saat ini aku harap mengenai ini kita bahas saja diluar dulu ya?" "Ya sudah jika begitu, sekarang lebih baik kamu dirawat aja ya?"

"Enggak bisa Grace, aku itu harus ketemu kepala sekolah hari ini."

"Memang ada keperluan apa, tetapi kondisi kamu bagaimana?"

"Aku juga belum tahu Grace. Sudah aku baikkan kok saat ini, tetapi aku minta dengan kamu ya jangan bilang siapa-siapa mengenai sakitku ini."

Grace sama sekali tidak memberikan jawaban dibandingkan segera menjawab hanya menjadi semuanya runyam malah memilih sebeluh peluk.

Dekapan hangat itu sangat diharapkan jika hadirnya adalah orang tuanya, akan tetapi hal tersebut salah.

Orang tuanya sibuk dengan dunianya sendiri dan bahkan ketika ia sakit tidak ada dekapan maupun juga memndapatkan kekuatan.

Mereka berdua pun saling menguatkan dan melanjutkan perjalanan menuju ke sekolah.

Tiba di gerbang tepat waktu malah menjadikan gang RATU mempersiapkan kejutan untuk Eleora.

Kejutan yang cukup spesial itu bukan pada umumnya dengan hidangan baik.

"U u u uh, ini dia ini ratunya sekolah ups salah selokkan maksudnya."

"Apa maksud lo, Sonya? Sudah kamu itu enggak usah macam -macam. Apa lo enggak kapok dihukum, hem?"

"Sudahlah ini bukan urusan lo lagi, gue itu mau menyambut Eleora dan bukan lo."

Eleora sedikit memberikan pengeritian kepada sahabatnya tanpa ada kecurigaan.

Mengikuti akan apa yang diberikan oleh Sonya ia pun dirangkul dan meminta untuk segera duduk di bangkunya lalu memakan makanan yang sudah dibawa oleh kepala gang RATU.

Makanan yang tersedia di toples makan itu nampak begitu menggirukan dan terlihat tidak mencurigakan.

Perlahan-lahan Eleora memakannya dan dirasanya cukup enak dipilihkan untuk menghabiskan.

"Terima kasih ya Sonya."

"Okay enggak masalah. Lihat noh sahabat lo baik-baik saja, makanya jadi orang itu enggak usah terlalu parno."

Situasi pun biasa-biasa saja bahkan juga diantaranya telah membuatkan Eleora mempercayai bahwa Sonya sudah berubah seusai menjalankan hukuman.

Bel sekolah telah berbunyi bahkan juga diantaranya Eleora menyiapkan buku.

"Kamu enggak papakan?"

"Enggak papa, emangnya kenapa?"

"Aku sih sama sekali belum seratus persen sih percaya begitu saja dengan si kepala curut gang RATU itu, akan tetapi kalau kamu baik-baik saja ya bisa buat apa aku?"

"Sudah kamu enggak usah mikir berlebihan, ya kalau aku sendiri berharap semuanya berbuat baik sih. Ah sudah lebih baik kita persiapkan mata pelajaran sekarang."

Guru telah datang bahkan juga menyegerakan pembelajaran diikuti cukup baik oleh Eleora.

Di sekolah semua berjalan lancar dan ketika bel kembali berbunyi petanda istirahat membuat Eleora mencoba menuju ke ruangan kepala sekolah.

Rasa penasaran maupun juga takut sejatinya cukup begitu bercampur sama rata, akan tetapi guna lebih memastikan akan apa yang ada justru berpas-pasan dengan Gerry.

"E e eh, kamu kenapa? Aduh kenapa kamu masuk sekolah kalau kamu masih pusing gitu?"

"Kak Gerry? Sudah aku enggak papa, kak."

"Sekarang kamu ke UKS saja dulu ya? Lagian juga kamu pucat banget loh, aku harap kamu tidak menolak."

"Tapi aku mau ke ruangan kepala sekolah?"

"Hari ini itu kepala sekolah ada kunjungan dimana lupa aku, ya katanya ada apa ya? Ah entah lupa."

"Maaf kak, kakak jangan terlalu lama memegangi aku."

"Loh kenapa?"

"Maafk kak."

Eleora sejatinya cukup pusing akan tetapi sekarang yang ada dia lebih ingin fokus dengan kesembuhannya dan tidak mau membuat orang lain jauh kecewa karena sakitnya.

Gerry yang mengikuti dari belakang tiba saja dipanggil oleh guru yang meminta tolong kepadanya dan seketika itu juga malah Eleora melihat ada orang-orang ketawa ke arahnya.

Mading telah dipenuhi hal-hal yang berbau senonoh dan siapa sangka jika di sana ada foto mama Merry dengan laki-laki yang tertutup dengan emoticon kiss.

"Ha ha ha lihat itu anaknya saja kayak begitu, orang tuanya saja liar bagaimana dengan anaknya pasti sangat liar."

"Benar itu, anaknya jangan-jangan malah lebih liar. Eh Eleora, mau digoyang berapa kali? Sekali, tiga kali atau sampai puas?"

"Apaan sih?"

"Sudah enggak usah basa-basi, coba deh lihat. Itu mama kamu kan? Sudah enggak usah ngeles lagi, mama kamu itu memang benar-benar doyan gituan."

"Jaga ya bicara kalian? Kalian semuanya sama sekali tidak tahu jika mama aku itu lebih baik dibandingkan mama yang lain."

"Iya lebih baik dan lebih sexy tentunya, u uuu godain kita dong Eleora ya siapa tahu juga kamu bisa meliar kayak mama kamu atau bahkan juga bisa lebih."

Nächstes Kapitel