webnovel

Misteri Sinden Pasar Rebo

Autor: LANINA
Horror
Laufend · 22.8K Ansichten
  • 24 Kaps
    Inhalt
  • Bewertungen
  • NO.200+
    UNTERSTÜTZEN
Zusammenfassung

Karsih adalah seorang wanita cantik yang memilih untuk menjadikan sinden sebagai profesinya dalam mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya. Karsih adalah pesinden baru namun dengan keahliannya Karsih berhasil memberikan banyak sekali tepuk tangan juga sanjungan dari banyak orang yang mendengar setiap tembang yang dibawakan. Jelas sekali membuat para pesinden lainnya merasa sangat iri sebab sejak kedatangan Karsih banyak dari kawan-kawan Karsih yang tidak mendapatkan job untuk manggung. Hingga suatu hari sebelum Karsih bernyanyi seorang laki-laki bernama Fajar melihat Karsih sedang berdandan tetapi wajah yang tampak di cermin itu bukan wajah Karsih melainkan wajah seorang wanita yang sangat cantik rupawan wajahnya mirip seperti wajah seorang Ratu. Sejak hari itu Fajar menjadi yakin bahwa Karsih tidak sendiri, melainkan ada kekuatan gaib lain yang menemaninya. Fajar sangat ingin menjaga Karsih karena dia iba kepada Karsih dan juga anak yang saat ini diasuh oleh Karsih. Tapi rasa iba tersebut kemudian diartikan berbeda oleh Pak Broto laki-laki kaya pemilik gudang beras yang berada di kotanya. Pak Broto merasa bahwa Fajar akan mengambil Karsih, itu sebabnya Pak Broto berambisi untuk menyingkirkan Fajar. Pak Broto adalah laki-laki yang hanya menginginkan tubuhnya saja. Pak Broto acapkali mengirimkan hadiah kepada Karsih namun Pak Broto juga seringkali menggoda Karsih. Mampukah Karsih bertahan dengan segala godaan yang datang? Lalu sebenarnya siapa wanita yang ada di tubuh Karsih?

Chapter 1PERKENALAN

Karsih berdiri di samping pohon itu. Dia mematung disana melihat sinden itu bernyanyi dengan sangat merdu. Dalam batin Karsih kemudian menggumam, "Seandainya saja aku bisa bernyanyi merdu seperti itu pasti akan sangat membahagiakan."

Sinden itu cantik. Wajahnya menarik. Kulitnya putih bersih. Banyak lelaki yang kemudian berdiri untuk mendekatinya, sekedar untuk memberikan sawer kepada sang Sinden.

"Banyak sekali uang yang didapat oleh sinden itu," batin Karsih.

Karsih menggumam lagi, "Berapa ya pembagiannya bila setiap hari mereka mendapatkan uang sebanyak itu? Artinya mereka bisa hidup dengan sejahtera hanya dengan mengandalkan suara mereka saja. Harusnya aku juga bisa seperti mereka."

Karsih diam di tempatnya. Dia tidak berani mendekat. Dia hanya menampakan dirinya melalui celah-celah pohon itu.

Bagaimana mungkin dia mendekat ke sana, sedangkan dia tidak mendapatkan undangan pada acara tasyakuran yang digelar pak Broto hari ini.

Pak Broto memang orang paling kaya raya di desanya. Dia senang sekali mengundang sinden untuk bernyanyi. Satu kelompok yang datang itu biasanya pak Broto menyediakan uang sebanyak 3 juta bahkan lebih. Bila sinden yang cantik dan menarik, pak Broto tidak segan-segan untuk memberikan uang tambahan. Pak Broto memang dikenal sangat royal meskipun dia juga nakal.

Cerita tentang Pak Broto sudah bergulir lama di desanya. Meskipun pak Broto telah memiliki 2 orang istri tetap saja dia ganjen terhadap perempuan perempuan yang disukainya. Pak Broto tidak menghitung berapa uang yang dia keluarkan. Yang penting dia mendapatkan kepuasan.

Itu adalah cerita yang selalu Karsih dengar.

"Apakah sebaiknya aku mencoba untuk menjadi sinden melalui pak Broto saja, ya? Tapi apakah mungkin pak Broto akan mengijinkan aku bergabung menjadi sinden? Sedangkan aku tidak pernah bisa menyanyi atau mungkin aku perlu mencobanya."

Karsih jadi bingung sendiri. Dia sangat ingin menjadi sinden untuk mendapatkan uang demi memberikan nafkah kepada putrinya.

Putrinya harus tetap hidup dia tidak boleh menderita seperti Karsih.

Bagaimana caranya untuk menjadi sinden? Harus mendaftar kepada siapa? Karsih masih bingung.

Dia kemudian meninggalkan rumah pak Broto berjalan menuju rumahnya sendiri sambil mencari cara untuk bisa mendaftar menjadi sinden.

"Bukankah sinden itu adalah seseorang yang menyanyi diiringi dengan gamelan. Hanya itu kan tugas sinden? Tentang kejadian yang banyak diceritakan oleh banyak orang di desanya, itu adalah bagian dari penyerta saja. Kalau kebetulan bernasib baik dan bertemu dengan orang baik maka tidak mungkin dia akan dilecehkan."

Hingga kemudian Karsih melihat seseorang melintas di depannya. "Bukankah itu mbak Tina? Ya, itu mbak Tina yang bekerja ditempat juragan Darsa pemilik dari orkestra yang saat ini manggung di rumah pak Broto."

Tarsih berlari tergopoh-gopoh mendekati mbak Tina

"Mbak Tina ....Mbak Tina ....,"teriak Karsih dari tempatnya.

Sambil memanggil nama mbak Tina Karsih pun berlari mengejar perempuan itu. Dia benar-benar ingin menjadi sinden. Setidaknya dia ingin mencoba peruntungannya di sana.

Tapi mbak Tina sepertinya tidak mendengar teriakan Karsih.

Karsih terus saja berlari mengejar mbak Tina.

Hingga kemudian mbak Tina berhenti dan membalikkan badannya,

"Kamu yang memanggil-manggil aku, tadi?"

"Iya, mbak Tina. Saya yang memanggil-manggil mbak Tina tadi. Perkenalkan nama saya Karsih!"

"Iya. Dari mana kamu tahu nama saya? Apa perlunya kamu memanggil-manggil nama saya?"

"Anu.... eee.... anu."

"Kamu itu dari tadi anu ..anu .... Kamu mau ngomong apa?"

"Begini mbak Tina, saya kan janda."

"Terus....."

"Saya butuh uang untuk menafkahi anak saya."

"Terus...."

"Saya mau menjadi sinden mbak Tina."

Akhirnya kalimat itu keluar juga dari bibir Karsih.

Karsih tidak menyangka bahwa dirinya berani berbicara seperti itu kepada mbak Tina. Apa mau dikata, itu memang jadi bagian dari kebutuhan hidupnya. Kasih ingin mencari nafkah yang halal untuk menghidupi putrinya.

Mbak Tina kemudian melotot melihat Kasih. Lantas perempuan itu bertanya, "Apakah Mbak bisa menyanyi?" tanya mbak Tina kepada Karsih.

"Saya mohon mbak Tina memberikan saya kesempatan untuk mencobanya terlebih dahulu sebelum menolak saya, ya?"

Mbak Tina memandang kepada Karsih. Ada raut wajah kasihan di dalam pandangan itu. Mbak Tina merasakan apa yang saat ini diderita oleh Karsih karena dirinya juga seorang ibu tunggal. Dia membesarkan 2 orang anak di rumahnya. Itu sebabnya mbak Tina tahu penderitaan yang dirasakan oleh Karsih saat ini.

"Begini, kamu pulang saja dulu! Kamu pamit kepada anakmu, kalau kamu akan pulang malam.

Lantas kamu datang ke rumahku. Kamu akan saya rias nanti, terus kamu akan saya antarkan ke tempat pak Broto. Teman-teman sedang manggung di sana. Mereka akan pulang nanti pada dini hari. Kamu bisa mencoba suaramu di sana."

Karsih merasa bergidik. Dia yang baru pertama kali daftar tiba-tiba mendapatkan kesempatan untuk menyanyi di acara pak Broto. Apakah tidak akan memalukan kalau seandainya nanti Karsih ternyata tidak bisa menyanyi?

"Mohon maaf mbak Tina! Apakah mbak Tina yakin kalau saya bisa? Apakah tidak sebaiknya saya dilatih dulu?"

"Teman-teman yang saat ini menjadi sinden tidak ada yang dilatih dan tidak ada yang melatih. Semuanya mengalir begitu saja. Mereka telah memiliki talenta untuk bernyanyi. Aku memberikan kamu kesempatan. Kamu bisa saja datang ke rumahku, nanti aku yang akan meriasmu lalu akan aku antarkan kamu ke acara teman-teman di rumah pak Broto.

Di sana kamu bisa mencoba olah vokalmu."

"Kalau ternyata suara saya jelek bagaimana, Mbak?"

"Kalau memang suaramu jelek harus dicoba lagi sampai bagus. Kalau ternyata kamu malu dan tidak mau mencobanya, aku bisa apa? Aku hanya menjadi perantara bukan menjadi satu-satunya orang yang membuat keputusan di tempat itu. Aku juga sebagai pekerja bukan sebagai pemilik. Aku berharap kamu mengerti!"

Mbak Tina memberikan penjelasan panjang lebar kepada Karsih.

Apa yang dikatakan oleh mbak Tina itu memang benar. Bagaimanapun juga Karsih harus mencobanya. Kalau Karsih tidak bisa bernyanyi mana mungkin dia bisa diterima menjadi sinden ? Itu sudah menjadi aturan wajib dan Karsih memahami itu.

"Baiklah mbak Tina. Kalau begitu saya pamit pulang dulu! Sesegera mungkin saya akan kembali ke sini dan menemui mbak Tina di rumah mbak Tina nanti."

"Terima kasih ya Mbak, untuk kesempatan yang diberikan kepada saya!"

Karsih kemudian bergegas pulang ke rumah. Ada rasa bahagia di hatinya. Dia akan mendapatkan nafkah untuk membahagiakan putrinya.

Dalam perjalanan pulang Karsih bersenandung tentang banyak hal. Karsih berharap hidupnya ke depan jauh lebih baik tidak seperti sekarang yang serba kekurangan.

Karsih juga ingin hidup seperti orang kebanyakan dengan cara wajar dan tidak senantiasa diliputi dan diselimuti oleh ketakutan. Karsih akan mencoba peruntungannya menjadi sinden. Dia berharap menjadi sinden adalah satu salah satu jalan keluar baginya untuk mencari nafkah.

Das könnte Ihnen auch gefallen

Watcher: In the Glass Realm

Anastasia dan Bianca merupakan anak yatim piatu yang tinggal di sebuah panti asuhan bernama "Happy Life". Akan tetapi, hidup mereka tidak seindah yang pikirkan. Mereka tiap hari harus mengejarkan pekerjaan yang cukup melelahkan dari pemilik panti. Suatu ketika, Anastasia ditugaskan untuk membawa binatang peliharaan pemilik panti di taman. Saat dia membawa binatang itu, tiba-tiba dia mendengar seorang anak yang tampaknya sedang di bully oleh beberapa anak lainnya. Anastasia membantu anak itu dan mereka kemudian menjadi teman. Dia lalu berterima kasih dan meninggalkan Anastasia. Anastasia kembali ke panti, tetapi masalah lain kembali muncul. Salah seorang anak panti lainnya tiba-tiba menghilang. Anastasia ditugaskan untuk mencari anak panti itu dan berhasil menemukannya. Anak itu ternyata disekap oleh sosok mahluk yang aneh. Mereka akhirnya menemukan cara untuk meloloskan diri dan segera kembali ke panti. Akan tetapi, mahluk itu tampaknya tidak melepas mereka dengan mudah. Anastasia sempat ditangkap oleh mahluk itu menggunakan tentakelnya, tetapi dengan perlawanan singkat Anastasia bisa meloloskan diri. Namun, mahluk aneh itu meninggalkan sebuah luka aneh di kaki Anastasia. Suatu ketika, seorang donatur datang yang ternyata adalah orang tua dari anak yang dibantunya ketika di taman waktu itu. Mereka menawarkan anak-anak panti untuk bermain di karnival berjalan milik donatur. Semuanya tampak aman-aman saja, tetapi Bianca yang merupakan sahabat karibnya tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Anastasia berusaha mencari keberadaan temannya itu. Setelah diteliti lebih lanjut, temannya ternyata diculik oleh satu satu mahluk yang sama persis menyerangnya waktu itu. Anastasia mulai berkeliling mencari sahabatnya di karnaval tersebut dan berhasil menemukan sahabatnya. Namun, Anastasia terlambat karena temannya seketika menghilang ketika berada di dalam sebuah ruangan yang penuh kaca. Tiba-tiba luka milik Anastasia seketika bereaksi hingga Anastasia mampu membuka sebuah portal ke dimensi lain yang bernama Mirland. Anastasia memutuskan untuk masuk ke dunia itu untuk mencari sahabatnya yang menghilang. Akan tetapi, setiap tindakan ada resiko yang harus ditanggung. Di saat yang bersamaan, Anastasia juga secara tidak langsung memberikan kesempatan kepada mahluk jahat dari dunia Mirland untuk ke luar dan menguasai dunia. Anastasia harus cepat mencari keberadaan Bianca serta mencegah mahluk jahat itu untuk menguasai dunia atau semua yang dikenalnya akan menghilang.

Little_BlackHorse · Horror
Zu wenig Bewertungen
27 Chs

Ghost Hunter: The Blood and River

Berawal dari pertemuan mereka di Senior High School membuat mereka kini menjalin sebuah persahabatan yang penuh dengan misteri, teror, ancaman, dan tantangan yang berbahaya. Awalnya, mereka menjalankan sebuah misi karena rasa penasaran akan sekolah baru mereka. Namun rasa penasaran mereka membawa mereka menuju misi-misi selanjutnya yang dipercayakan oleh Kepala Polisi Park secara rahasia kepada mereka hingga membuat mereka menjadi seorang detektif. Ini adalah kisah petualangan 12 pemuda tampan yang dibumbui dengan nuansa horor yang kental di dalamnya. ***** “Berhenti sekarang sebelum semuanya terjadi.” “Kalian semua akan mati saat jam 11 malam.” “Kami sudah menyatu, dan aku adalah bagian dari dirinya.” “Sepertinya begitu. Kita semua akan mati jika kita gagal dalam misi kali ini.” ============================ WARNING! Di sini aku hanya meminjam nama tempatnya saja. Cerita ini hanya fiksi dan murni dari pemikiran penulis. Jadi ini tidak nyata. Tempatnya mungkin nyata dan kalian beberapa mungkin ada yang tahu. Tapi kejadian yang ada di cerita ini hanya karangan penulis belaka. Jadi jangan ada yang menyamakan kejadian yang ada di tempat ini sama dengan kenyataannya. Karena itu berbeda. Dapat dipahami kan? I'm just borrowing the name of the place here. This story is only fiction and purely from the author's thoughts. So this is not real. The place may be real and some of you may know. But the events in this story are only the work of the author. So don't equate what happened in this place with reality. Because it's different. Can it be understood?

Kiimkimm267 · Horror
Zu wenig Bewertungen
216 Chs