Melihat pria di depannya makan, rasanya perut Reva mulai memberontak. Lebih tepatnya sih anaknya. Sejak siang tadi dia belum makan, hanya kenyang minum tanpa henti. Makanan yang sempat Sean berikan, Reva tidak makan, justru dia berikan kepada Nisa.
"Jangan gengsi, pesan aja."
"Gue mau pulang."
"Lo ga liat gue lagi makan? Lo tau ga kalau buang makanan itu mubazir? Masih banyak orang ga bisa makan, lo harusnya bersyukur!"
Reva mencibir perkataan pria di depannya. Tanpa menanggapi lagi, Reva kembali menghadap ke depan. Hari sudah sangat malam, tetapi masih banyak manusia yang ke luar rumah. Reva jadi berfikir, bagaimana nasib para setan? Apa mereka tidak kesal jatah ke lurnya diambil manusia semua?
Sepertinya, setan pun insecure dengan manusia.
"Re?"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com