Tiya orang anggota Lima Pedang Darah itu terlempar sampai belasan langkah. Malah satu orang di antaranya membentur dinding kuil cukup keras. Ia merasakan tulang punggungnya seakan remuk.
Dalam pada itu, Pendekar Naga Putih tidak mau tinggal diam. Ia melesat ke arah orang tua yang dianggap sebagai ketua dari Lima Pedang Darah.
Ketika dirinya mengambil langkah lebih lanjut, kebetulan posisi orang tua itu sedang jatuh terduduk dengan pedang yang hampir terlepas dari genggaman.
Ini adalah suatu kesempatan yang bagus. Pendekar Naga Putih melancarkan lagi serangan yang hebat dan membawa maut.
Pedangnya berkelebat di tengah udara. Sebelum serangan asli tiba, hawa pedangnya kalau sudah menyapa lawan lebih dulu.
Orang tua itu seketika tersentak. Ia merasakan kulitnya sangat sakit. Seperti sedang disayat-sayat oleh sebilah pisau tajam.
Ketika jarak Pedang Dewa Naga dan orang tua itu tinggal beberapa jengkal, tiba-tiba terdengar satu teriakan yang nyaring di telinga.
"Berhenti!"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com