"Terimakasih karena kalian orang tua sudah sudi membantuku," ujarnya sambil menjura kepada tiga tokoh tua itu.
Si Saudara Pertama tiba-tiba tertawa lantang. Saking lantangnya, bahkan sampai-sampai seluruh tubuhnya juga ikut terguncang cukup keras.
"Memangnya, siapa yang telah membantumu, heh? Kami turun tangan bukan karena perduli dengan hidup dan matimu. Kami melakukan itu tak lebih hanya karena ingin," ujarnya setelah puas tertawa.
"Benar. Kami melakukan inis semua hanya karena itu saja,"
"Tepat sekali. Jadi, jangan dulu merasa bangga bahwa kami perduli kepadamu,"
Tiga Saudara Tua masing-masing telah angkat bicara. Dan mereka juga terlihat sepakat dengan ucapan Saudara Pertama tadi.
Zhang Yi langsung berdiri melongo. Ia kebingungan bagaimana caranya menghadapi tiga orang tua itu.
Pemuda serba putih tersebut sebenarnya ingin bicara lebih jauh. Namun ia memilih untuk mengurungkan niatnya tersebut.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com