"Nikahi aku Jef," pinta Anya, tatapnya begitu lekat dengan selaput tipis di mata yang sudah tak jatuh menjadi tetesan.
Terbelalak tak terpacaya, itu semua yang terlihat di setiap wajah orang-orang yang berada di sana. Mereka seakan sedang melihat seseorang sedang melamar sang kekasih.
Anya meraih tangan Jefri. "Aku nggak akan ngebiarin kamu pergi sendiri lagi, aku akan ikut kamu jadi pejuang. Aku mampu buat itu," lanjut Anya dengan keyakinan yang terlihat jelas di manik mata hitamnya.
Jefri menatap Anya, memproses apa yang diucapkan sang kekasih.
"Yah Jef ya, nanti aku yang bakal bilang ke ayah," pinta Anya dengan memohon. "Aku nggak mau kamu tinggal kayak semalem," lanjutnya.
Tangis Anya pecah kembali, mata yang tadi mengisyaratkan keyakinan tinggi berubah menjadi kerapuhan yang menyayat hati.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com