webnovel

27. Nomor Malaikat

Kedua kelopak mataku sedang terpejam saat bagian belakang kepalaku menempel pada sesuatu yang keras. Derap suara sepatu dan decit lantai kayu tua sering berseliweran. Bisikan-bisikan lembut berbagai arah mewarnai atmosfer ruangan. Alunan musik orkestra gereja memenuhi dua gendang telingaku. Namun, aku sedang tidak bangun di dalam mimpi.

Dua jam lalu, aku seperti bermusuhan dan melayangkan perang dengan kasurku sendiri. Belum ada siapapun yang menemui lagi di rumah Jean. Hentakan kakiku pada anak-anak tangga pun tak mengganggu apalagi membangunkan penghuni lain. Halte bus langsung menjadi tujuanku.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com

Nächstes Kapitel