"Kenapa? Waktu itu berarti ketika monster berkepala banyak muncul di palung apakah karena ada sesuatu yang memancingnya juga?" Yena berkerut kening.
"Begitulah. Aku tidak tau apa yang memancing monster berkepala banyak yang kau sebutkan. Namun, untuk monster yang ini sepertinya aku tau apa yang memancingnya." Jaelie memiringkan kepala sembari menatap lurus ke arah badai.
"Apa?"
"Tadi aku sudah mengeceknya ke sana. Dari apa yang aku lihat, monster itu ada di bawah kendali seseorang. Kau mengerti maksudku 'kan?" Jaelie menengok pada Yena.
"Seseorang sengaja melakukannya. Sepertinya dia memang ingin menghambat kalian."
"Sengaja ingin menghambat kami? Tapi siapa? Siapa yang bisa mengendalikan monster seperti itu."
"Gurita besar itu adalah monster tingkat tinggi, bahkan aku akan kesulitan mengendalikannya. Sepertinya tidak ada orang lain yang pantas dicurigai selain mahluk-mahluk langit." Jaelie berpikir sejenak.
"Musuh kalian adalah mahluk langit." Ia menyimpulkan dengan yakin.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com