Di daratan, semua orang sudah menunggu dengan risau. Begitu Yena beserta Lee Xin muncul, mereka langsung memburunya, terutama Ji Sa.
"Yena, kau baik-baik saja?"
"Di mana Dewa Phelan?"
"Mengapa dia tidak membunuhmu?" Yena dihujani pertanyaan. Paling menohok dari Joe.
"Apakah kau kecewa karena aku tidak mati?" Yena tersenyum masam. Namun, matanya menatap Joe dengan sorot tertentu.
"Humph!" Joe mendengus pelan kemudian memalingkan wajahnya.
"Dewa Phelan sudah kembali hibernasi," kata Yena.
Ia menangkap semburat kecewa di wajah Joe sebelum akhirnya bocah itu berlalu pergi.
Yena tersenyum tipis.
***
Malam hari.
Yena dan Ji Sa menyalakan api unggun di depan kediaman mereka dan duduk di dekatnya untuk menghangatkan diri. Sementara Lee Xin sudah meringkuk pulas di samping Yena sembari memeluk paha perempuan itu.
"Jadi apakah dia memberitahumu cara untuk mematahkan kutukannya?" Setelah mendengarkan cerita Yena yang panjang lebar, Ji Sa menanyakan kesimpulannya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com