Tak ada sahutan. Ketika ia membuka pintu rumah, kakinya gagal melangkah masuk. Di tengah ruang terbuka bagian depan rumah panggung itu dia melihat laki-laki tua itu sedang bersemedi dengan cara yang tak wajar, yaitu posisi berdiri dengan bersedekap tetapi dengan tubuh terbalik. Berdiri dengan menggunakan kepala!
“Kakek benar-benar seorang pendekar agung. Hanya dengan mengirimkan suaranya, musuh-musuhnya dibuat bertekuk lutut,” batin Meilin.
Saat Meilin pelan-pelan hendak menutup kembali pintu rumah, ia agak kaget mendengar Kakek Dato Hongli memanggilnya. Serta-merta ia membuka kembali daun pintu rumah sembari menyahuti,”Iya, Kek...?”
“Sifat pemaaf itu jauh lebih mulia dari dendam dan kebencian. Sifat pemaaf akan membuat hidup manusia menjadi indah dan berwarna, kebencian dan dendam hanya akan membuat hidup manusia menjadi cepat dilupakan orang walau ia masih hidup,”nasihat Dato Hongli.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com