webnovel

Marah

Andine yang duduk di bangku belakang segera mengangguk, "Kata Bibi Elena, berkas ini milik Tuan Ben," jawabnya penuh keyakinan.

"Tapi, biasanya Tuan Ben akan menelepon saya terlebih dahulu jika ada barang yang tertinggal. Tuan Ben sangat teliti, sehingga jarang sekali ada barang penting yang tak sengaja ia lupakan. Kalau pun ada, beliau pasti langsung mengingatnya dan segera menghubungi saya."

Kalimat yang diucapkan oleh Pak Don membuat Andine dilanda ragu, bagaimana jika benda di tangannya itu ternyata milik Nona Sarah? Entahlah, Andine benar-benar bingung.

"Sebaiknya kau telepon dulu Tuan Ben, tanyakan padanya apakah ada barang yang tertinggal atau tidak," saran Pak Don.

"Saya tidak punya nomor Tuan Ben, Pak." Gadis itu menjawab jujur.

Don hanya menghela napas sambil menggelengkan kepala, "Ya sudahlah."

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com

Nächstes Kapitel