Kedua orang itu ternyata sedang menatap layar laptop yang ada di atas meja, ketika aku datang, keduanya langsung bersikap biasa saja. Merasa tak nyaman atas kehadiranku? Mungkin.
"Silakan, Mbak, diminum tehnya," ujarku ramah seraya tersenyum singkat, bagaimanapun juga aku tak mau membuat Mbak Lila merasa tidak nyaman.
Wanita berambut lurus itu mengangguk samar, "Iya, makasih ya," sahutnya dengan seulas senyum tersungging.
Detik berikutnya, aku menoleh sekilas ke arah Mas Andra, pria itu tengah mengamati layar laptopnya. Bahkan tak menoleh sedikit pun ke arahku. Ia tampak berbeda lagi kali ini, sikapnya berubah drastis.
Mas Andra seperti memiliki dua wajah, bersikap lain di hadapan Mbak Lila, dan bersikap lain juga di hadapanku.
"Kalau gitu, aku masuk dulu. Lanjutin aja pekerjaannya!" pamitku sebelum masuk ke rumah, sengaja menekankan kata pekerjaan, agar kedua orang itu sadar apa tujuan mereka.
Bertemu karena membahas pekerjaan, bukan bercanda dan tertawa.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com