Backstreet

Rena menggeliat. Suara penuh kenikmatan hasil otot-otot kaku yang kembali merenggang terdengar keras. Wajah semringah wanita itu muncul setelah berhasil menyelesaikan tugas terakhir untuk hari itu.

"Pulang!" ujar Rena ceria.

Dia mulai memberesi peralatannya. Rena memasukkan buku agenda dan papan tablet ke tas kulit buaya yang dibelikan Eric di Tokyo bertahun-tahun silam. Tak lupa wanita itu mematikan laptop dan bersiap keluar kantor.

"Ternyata berat juga kerja jadi pimpinan itu, ya." Rena menghela napas berat. "Pas masih jadi karyawan, kalau ada masalah bisa seenaknya nyalahin bos."

Langkah Rena bergema di koridor yang hening. Hanya tinggal dia seorang di kantor yang berada di bagian belakang restoran setengah rampung ini.

"Maafkan aku, Eric. Tapi aku terpaksa mengambil alih tugasmu memvalidasi pengeluaran proyek. Kalau menunggumu datang, bisa-bisa restoranmu baru jadi setahun lagi."