webnovel

Triginta duo

Niko tak perduli dengan omongan rehan barusan, dia meronta dari kukungan besar tangan rehan yang lagi berusaha menutup jalan keluarnya. Niko memegang lengan rehan dan berniat untuk mendorongnya tetapi malah membuat jarak mereka menjadi sangat dekat.

Niko yang bersitatap dengan rehan cukup lama membuatnya belum tersadar bahwa bibir mereka ingin bersentuhan. Sampai keduanya mendengar suara bell dari bilik pintu apartemen. Niko tersentak dan langsung mendorong tubuh rehan hingga membuatnya terhuyung kebalakang. Apa yang niko pikirkan? Dia hampir saja membiarkan rehan mencium bibirnya?!! Kalau saja dia tidak mendengar suara bell, mungkin saja....

"Niko??" Suara seorang yang sangat niko kenal membuat jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Suara yang sedang memanggil nama niko itu, di barengi dengan sebuah ketukan pintu dua kali. Satu nama yang terpikirkan

"Calvin!" batin niko.

Niko beralih melihat rehan yang terbangun dari sungkurnya. Terlihat dari sudut bibirnya yang tertarik lebar membuatnya begitu merasa senang, ketika tau ini sesuai dengan rencananya, calvin datang di waktu yang tepat.

Rehan bergerak mendekati niko yang masih terduduk di atas sofa, niko ingin segera beranjak tetapi kedua tangannya buru-buru di tarik sama rehan membuat niko kembali terhempas. Suara niko yang memekik terdengar sampai luar apartemen, calvin yang masih berdiri menuggu niko untuk membuka pintu dapat mendengarnya dari luar, mendengar suara kekasihnya yang mengaduh itu.

Calvin mengetuk pintu berkali-kali bahkan menekan bellnya mungkin bisa terhitung lima kali. Entah, mengapa perasaan calvin saat ini menjadi tak karuan. Dia memikirkan tentang niko yang mungkin akan terjadi sesuatu.

"Niko? kamu kenapa sayang? Hei, jawab aku!"

Sementara, di dalam niko berusaha membekap mulutnya sendiri menggunakan kelima jemarinya. Rehan mengerayang tubuhnya, rehan nggak melakukan lebih tetapi hanya membuat niko sedikit mengeluarkan suara yang erotis, sampai niko mau menjawab setuju dengan dua permintaanya yang nggak masuk akal itu.

"Rehan! Apa yang lu lakuin," ucap niko dengan suara pelan sembari menatap tajam ke arah rehan.

Niko kembali memejam, mengigit bibir bawahnya. Jawabanya hanya terdapat di dua pilihan itu. Kalau tidak, rehan tidak akan mau berhenti.

"Emh... rehan... jangan please," mohon niko.

Rehan sengaja tidak mendengar, dia terus memainkan lidah bibirnya di tengkuk leher niko. Niko mendesau saat mulai merasa geli, jujur di bagian itu sensitif sekali buat niko. Calvin sering memainkanya untuknya. Tetapi, sekarang yang melakukanya bukan lah calvin, melainkan rehan! Hal itu membuat niko ingin menangis dan memberontak. Tapi, apa daya? kekuatan rehan lebih kuat di bandingkan dengan dirinya.

Nafas rehan memburu saat melihat wajah niko yang memerah dan menatapnya dengan sayu.

"Re berhenti! Gua bakal turutin kemauan lu," pinta niko yang tampak memohon di hadapan rehan. Niko beneran takut, jika calvin tiba-tiba mendobrak pintu dan mendapatinya sedang bercumbu dengan pria lain. Yang tak lain adalah Rehan.

Rehan mulai memberhentikan kegiatanya yang berlangsung beberapa detik, dia mengecup dagu dan beralih ke pipi niko dengan lembut. Kecupan itu memang sekilas, niko juga sempat menghindarnya walau tak sepenuhnya lari dari rehan.

Rehan menatap niko, buat meyakinkan kata-katanya. Yang bilang bahwa niko setuju dengan permintaanya itu, membuat rehan kembali tersenyum senang. Ternyata, semudah ini mempermainkan niko menjadi bidaknya.

Rehan mulai beranjak dan berdiri di samping sofa, sesekali sembari melihat ke arah pintu yang sedari tadi terketuk berulang-ulang. "Kayaknya, pacar lo gak sabaran banget, mau gua kasih tau sekarang?" kata rehan.

Niko membelalang ketika rehan ingin memberi tau calvin. Bagaimana, ya masalahnya bahwa bukan soal nanti jawaban calvin, tapi reaksi calvin saat tau melihat orang asing berada di apartemenya. Lebih parahnya calvin menemukan niko yang juga berada di dalam sana. Apalagi, calvin tak cuma mengenal tapi, memang bermusuhan dengan rehan. Mustahail kalau calvin tidak marah dan tak berpikir macam-macam tentangnya.

Rehan ingin segera membuka pintu apartemen. Tapi, gerakan kakinya terhambat karena sebuah tangan mungil menariknya.

"Rehan!"

"Jangan, please. Gua bakal turutin semua kemauan lu! Tapi, lu juga janji jangan bilang ini semua ke keyla. Apa, lagi ke calvin," ucap niko.

Niko berdiri di hadapan rehan, demi apapun sekarang niko sedang memohon pada rehan. Teman lamanya itu, yang sekarang kembali dan masuk dalam kehidupan niko dengan alasan yang tidak jelas. Rehan kembali berpusing menghadap niko, akhirnya dia tersenyum manis saat niko menyetujui permintaanya.

Tangannya tampak menyentuh dan sedikit mencengkram leher niko. Menariknya hingga membuat niko tertarik ke depan, rehan mendekat kan wajahnya dan memiringkan kepalanya. Dia mulai membisikan sesuatu di telinga niko.

"Seriously?" tanya rehan yang memincingkan matanya melihat ke arah niko. Niko mengangguk pelan, membuat rehan yakin dengan jawaban niko.

Rehan mulai merenggangkan tangannya, sembari tersenyum. Rehan mengelus pipi niko lembut, perlakuan rehan sekarang berubah menjadi hangat. Niko hanya bisa terdiam, memberikan senyum palsunya.

"Jadi, kita pacaran?" tanya rehan lembut.

"Iya. Asal lo bisa tutup mulut," jawab niko sambil memalingkan mukanya ke arah lain saat rehan mulai mencium pipinya lagi.

"Oke. Deal"

Rehan merengkuh pinggang niko, menariknya masuk dalam pelukan rehan. Niko tak melawan bahkan membiarkan rehan memeluknya," Maaf vin," batin niko.

"Boleh dong cium ini," kata rehan menunjuk bibir niko.

Niko menatap jengah, dia mendegus sesaat karena permintaanya yang nggak mungkin niko mau menuruti. Tapi, kalau niko tak menurut, mungkin rehan akan melakukan lebih dari ini. Niko nggak punya pilihan lain, dia mengangguk mengiyakan permintaan rehan, rehan tersenyum bahagia.

Rehan menangkup wajah niko, menatapnya sejenak, manik matanya beralih menilik bibir niko. Rehan menelan salivanya, dia melhat niko yang sudah memejam. Tapi, ini pertama kalinya buat rehan mencium bibir laki-laki.

Niko membuka matanya, matanya bertemu dengan rehan," gak jadi?" tanya niko.

"J-jadi," jawab rehan gugup.

Sudut bibir niko tersenyum tipis, dia kembali memejamkan matanya. Membiarkan bibirnya bersentuhan dengan rehan, rehan mengecupnya dengan lembut membuat niko terhenyak. Niko menyipit saat melihat bibir rehan yang masih menyentuhnya, jantungnya berdetak sangat cepat. Entah, perasaan takut ketahuan sama calvin atau hal lainnya. Niko mulai mengalungkan tangannya di leher rehan, membuat rehan semakin mengeratkan rengkuhan tanganya yang membelit pinggang niko.

Ciumannya semakin panas, niko tak bisa berhenti. Tetapi, suara calvin kembali menyadarkan niko.

"Niko?" Suara calvin sedari tadi memanggilnya itu membuat niko langsung melepas pungutan bibirnya dari rehan, sementara rehan masih belum mau menyelesaikannya.

Niko tak memperdulikan rehan yang misuh-misuh karena tertunda. " Kenapa?" tanya rehan. Rehan masih bertanya kenapa? Makin lama rehan ngelunjak ya!

"Calvin—," Rehan melirik, dia mengangguk mengerti kemudian tersenyum.

"Niko," Panggil calvin sembari mengetuk pintunya.

Niko menoleh, dia kembali beralih melihat rehan lalu beringsut dari rehan. " Calvin udah nunggu dari tadi, gua takut dia curiga. Lu pulang lewat mana?" tanya niko.

"Sembunyi di belakang pintu," jawab rehan menunjuk belakang pintu, niko beroria.

"Yaudah," jawabnya.

"Eh, mau ngapain?" tanya rehan saat melihat niko merosotkan celana hitamnya dan membiarkan dia memakai kemeja over size itu menutupi sedikit pahanya.

"Biar calvin gak curiga,"

"Harus kaya gitu?" tanya rehan, niko mengangguk.

"Udah, sana lu sembunyi! Awas sampe calvin tau, kita putus"

"Eh,jangan dong. Baru juga pacaran," Niko memutar bola matanya malas.

Niko bergegas menuju pintu, dan membukanya sementara rehan bersembunyi di belakang pintu.

Nächstes Kapitel