Eren sampai tepat waktu. Ia lantas segera pergi ke apartemen milik Qei. Yang mana sedari tadi Qei menunggunya dengan penuh rasa tanda tanya dalam benaknya. Ia bahkan sering mengatakan bagaimana mungkin semua ini terjadi, ia masih tak habis pikir sekali dengan pikiran Deon.
Tok! Tok! Tok!
Eren memilih mengetuk pintu apartemen milik Qei. Walaupun di sana ada tombol bel, tapi ia memilih mengetuk pintu. Merasa Qei tak mendengarnya, Eren pun meneleponnya. Tak lama kemudian, Qei pun keluar dari apartemennya yang langsung disambut hangat oleh Eren.
"Kau sengaja ya tak memencet bel? " tanya Qei kesal.
"Menghemat tenaga jariku, Qei! " sahutnya.
"Aish... cepat masuk! Ada banyak hal yang mau kuungkapkan padamu, " ajak Qei.
Eren pun mengangguk dan langsung masuk ke rumah Qei yang lebih jauh berantakan daripada rumahnya. Jika dibandingkan antara mereka bertiga yakni bersama dengan Deon, maka rumah Deonlah yang lebih rapi dibanding mereka semua.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com