"T-Tuan Evan?" ucap Alfred, terkejut mendapati Evan berada di kampnya dengan ditemani oleh Arnold.
"Syukurlah kau selamat." Evan berjalan mendekati pria yang sedang berbaring di atas meja dengan kondisi tangan kanan yang terputus, dan beberapa bagian tubuh yang terkena sayatan pedang. Pemuda itu pun melihat luka yang mulai membusuk, seperti bekas anak panah yang menancap.
"Sepertinya tak bertahan lama," kelakar Alfred, tiba-tiba pria itu batuk dan terlihat darah keluar dari mulutnya.
"Kau tidak boleh banyak bicara. Kau harus mengistirahatkan tubuhmu, Tuan Alfred," jelas salah satu prajurit medis wanita.
Evan memundurkan langkahnya. Ia tidak menduga keadaan Alfred jauh lebih buruk dari yang ia kira. Pria tadi yang datang menghampiri Evan mengajak pemimpin Liviel itu untuk mengobrol di tenda lain, Evan menganggukan kepala.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com