Setelah Jessi meninggalkannya dengan pertanyaan dan pernyataan yang seperti itu, Ayden masih belum bisa mencerna dengan jelas. Otaknya tiba-tiba saja nge lag dan tidak bisa berpikir jernih.
Wanita itu hanya bercanda, kan? Dia hanya bertanya yang membutuhkan jawaban dan bukan pernyataan, kan?
Kenapa rasanya menyakitkan sekali mendengarnya? Arteri koroner? Rasanya Ayden mau tertawa saja.
Hal itu mengingatkannya pada kejadian pahit dua belas tahun yang lalu. Saat usianya baru menginjak usia dua belas tahun. Ia sudah bisa paham apa yang membuat ibu kandungnya tiada. Penyakit itulah yang jahat begitu teganya merebut ibunya kembali ke pelukan sang maha kuasa.
Dan saat mendengar Jessi mengatakan hal demikian? Rasanya Ayden kembali merasakan hal yang dulu ia rasakan. Rasa takutnya, rasa sedihnya, ia tidak mau kehilangan lagi. Meskipun itu adalah Jessica, orang yang baru dikenalnya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com