webnovel

Momen memalukan bagi Nadia

"Maksudnya gimana ya Kak?"

"Aduh,ini anak kok gak peka banget sih,eh wajar aja deh.Kan dia sikapnya dingin" gumam Rizam dalam hati

Lalu Agam yang melihat Rizam terdiam pun langsung berbicara,

"Kok Kakak malah melamun?"

"Siapa juga yang melamun,yaudah Kakak pulang duluan ya"

Agam hanya meresponnya dengan anggukan,lalu Rizam langsung menyusul ke dua adik kembarnya yang sudah ada di mobil.Saat sudah berada dirumah,lalu mereka semua langsung mandi.

Saat Nadia sudah selesai mandi,dia pun tiba - tiba terkejut karena dirinya sudah mulai menstruasi.Lalu dia pun segera memakai pakainnya lalu menuju ke Kamar Rizam.Nadia pun langsung berbicara,

"Kak... Aku mau ngomong!"

"Yaudah tinggal ngomong aja!"

Lalu Nadia pun langsung masuk ke dalam kamarnya Rizam kemudian duduk disamping Kakaknya,kemudian dia langsung berbicara

"Kak...Aku sudah mulai menstruasi loh"

"Kok kamu cerita kayak gituan ke Kakak sih?"

"Aku malu Kak kalau harus cerita ke Narina.Kakak tahu sendirikan kalau dia tuh suka banyak - banyak cerita"

"Ouh gitu ya"

"Kak..."

"Kenapa lagi?"

"Kakak mau kan temenin aku ke Supermarket?"

"Buat beli itu?"

"Iya"

"Kenapa gak sama Narina aja?"

"Yaudah aku beli sendiri aja"

"Ciee...Ngambek!yaudah Kakak temenin kamu"

"Tapi Kakak gak usah ikut masuk ya!"

"Gimana kamu ajalah,Dek"

"Makasih Kak"

Lalu Nadia pun langsung tersenyum sambil memeluk Rizam,lalu Rizam pun langsung bertanya

"Sekarang kamu belum pake itunya?"

"Ya kali gak pake,aku tadi diam - diam ngambil dilemarinya Narina"

"Yaudah ayo berangkat sekarang!"

Nadia langsung berangkat bersama Rizam dengan menggunakan motor.Rizam sebagai seorang Kakak selalu saja mengikuti apa yang adiknya inginkan selagi itu baik dan tak membebani dirinya tetapi yang selalu dekat dan selalu cerita tentang masalah dalam hidupnya kepada Rizam hanyalah Nadia.Bisa dibilang,Narina itu tak terlalu dekat dengan Rizam.Tetapi Rizam tak pernah pilih kasih kepada mereka dan selalu bersikap adil.

Hingga akhirnya Rizam dan Nadia sudah sampai di Supermarket,lalu Nadia langsung bergegas masuk ke dalamnya,lalu membeli kebutuhannya dengan jumlah yang sangat banyak sekali.

Dengan cepatnya Nadia langsung menuju ke Kasir,tiba - tiba Agam masuk ke dalam Supermarket tersebut dan hanya membeli beberapa minuman dan makanan lalu menuju ke Kasir.

Saat sedang mengantri ternyata didepannya ada Nadia,dan tak sengaja dia melihat belanjaan Nadia.Lalu Agam langsung bertanya,

"Itu pembalut buat siapa banyak banget?"

Nadia yang mendengarnya pun langsung terkejut,lalu dia langsung membalikkan badan dan berbicara,

"Kepo"

Saat sudah selesai dihitung lalu Nadia yang merasa malu langsung bergegas keluar tetapi Agam langsung berbicara lagi,

"Ada yang udah pubertas nih"

Nadia pun yang semakin merasa malu langsung berlari keluar Supermarket dan menghampiri Rizam.Tetapi Rizam yang merasa aneh dengan tingkah adiknya pun langsung berbicara,

"Kamu kenapa Dek?"

"Sial banget aku Kak,kok bisa ya aku ketemu sama dia disaat kayak gini"

"Dia siapa?"

Rizam yang diam sejenak lalu langsung berbicara,

"Ouh iya,tadi Kakak ngeliat Agam masuk ke Supermarket juga.Apa yang kamu maksud itu Agam?"

"Iya,yaudah ah ayo kita pulang!"

Rizam pun langsung tersenyum melihat tingkah adiknya,tak lama kemudian mereka pun sudah sampai dirumah lagi.Hingga akhirnya tibalah malam hari,dimana Rizam dan keluarganya makan malam bersama.Saat mereka semua sedang menyantap makanannya,lalu Narina langsung berbicara,

"Kayaknya ada yang baru Pubertas nih?"

Nadia yang mendengarnya pun langsung terkejut karena dia merasa yakin bahwa Narina tak mengetahui isi lemarinya karena telah dia kunci.Lalu Zainaf yang merasa heran pun pun langsung berbicara,

"Maksud dari perkataan kamu apa,Narina?"

"Itu loh Bun,Nadia kayaknya hari ini udah masuk masa pubertas"

Nadia pun semakin terkejut,lalu Zainaf langsung bertanya

"Nadia...Apakah yang dikatakan Narina itu benar?"

Nadia hanya menganggukan kepalanya dengan perasaan malu,lalu Nadia yang penasaran kepada Narina pun langsung bertanya,

"Kamu kok bisa tahu?"

"Stok yang aku simpan kurang satu"

Nadia pun baru teringat kalau saudara kembarnya itu sangat teliti dalam hal apa pun,lalu Zainaf dan Maulana yang mendengarnya pun langsung tersenyum.

"Nadia...Kamu gak perlu malu,yang namanya pubertas itu pasti teralami oleh semua orang.Dan itu berarti kalian juga harus lebih dewasa dalam bertindak"

"Siap Bun" respon mereka berdua secara bersamaan

Hingga akhirnya tibalah waktunya mereka sekolah lagi,saat Nadia dan Narina ingin ke Kelasnya.Tiba - tiba orang - orang disekitar tersenyum sambil melihat Nadia.Lalu Narina yang merasa heran pun langsung melihat ke belakang tubuh Nadia.Narina pun langsung terkejut dan berbicara,

"Nad,darahnya tembus"

"Yang benar saja,mana aku gak bawa jaket lagi"

"Sama aku juga"

Tiba - tiba Agam yang baru datang dan melihat Nadia pun langsung melepas jaketnya,kemudian dia mengikatkan lengan jaketnya ke pinggang Nadia hingga bisa menutupi rok bagian belakang.Nadia pun langsung terkejut.

Tanpa berbicara sepatah kata pun lalu Agam langsung meninggalkan Nadia,

"Aaaaaaa Agam walaupun terkenal sadis tetapi ternyata romantis juga ya"

Lalu Nadia pun langsung berbicara,

"Agam,tunggu!"

Agam pun langsung memberhentikan langkah kakinya lalu Nadia langsung menghampirinya.

"Makasih,nanti besok aku kembaliin jaketnya dan bakal aku cuci kok"

"Hmmm" respon Agam lalu langsung meninggalkan Nadia

Kemudian Nadia langsung berlari menuju ke Kelasnya karena merasa sangat malu sekali.Hingga akhirnya pembelajaran pun dimulai.Saat beberapa jam kemudian,tibalah waktunya istirahat.

Nadia menuju ke Kantin sendiri sedangkan Narina tak ikut ke Kantin.Tiba - tiba Zardean langsung menghampiri Nadia lalu langsung memegang tangannya.

"Tolong maafin aku dong!aku janji gak akan mengulanginya lagi dan akan setia sama kamu"

"Lepasin aku!"

"Aku gak akan lepasin kamu,sebelum kamu mau balikan sama aku"

"Cepat lepasin!"

"Gak akan"

Nadia tak bisa menghajar Zardean karena banyak orang yang melihatnya dan takut dilaporkan juga ke guru.Tiba - tiba Agam datang lalu langsung berbicara,

"LEPASIN DIA!"

"Kamu gak usah ikut campur!ini urusan aku dengan Nadia.Dan jangan harap kau bisa merebutnya dariku"

Lalu Zardean langsung membawa Narina secara paksa,namun tiba - tiba Agam langsung menendang Zardean hingga tersungkur tanpa memperdulikan orang disekitar tetapi setiap Agam yang berkelahi,tak ada seorang pun yang berani melaporkannya.

"Ini peringatan pertama untukmu!jika kamu berani memaksa dia lagi.Aku gak akan tinggal diam"

Agam pun langsung membawa Nadia menuju ke Kantin.Saat sudah sampai di Kantin,mereka langsung duduk bersama.

Nächstes Kapitel