Sesampainya di rumah Melisa Tante Tantri langsung menyuruh kami untuk masih, saat aku masuk aku teringat kembali mimpiku tadi, mimpiku terlihat sangat nyata. Saat menemui Melisa dia masih tidak mau bicara, apa mungkin dia tidak mau bicara karena dia marah kepadaku. Pandangannya terlihat kosong dan dia selalu menatap lurus ke depan, saat Tante Tantri hendak menyuapinya dia menolak untuk tidak makan, dia bahkan tidak mau membuka mulutnya. Tante Tantri jadi bingung harus bagaimana, apalagi Suaminya masih belum pulang juga jadi mengurus Melisa seorang diri, aku kasihan kepadanya.
"Sepertinya Melisa mengalami trauma Tante," ucapku.
"Iya kamu benar Nin, di lihat dari sikapnya dia terlibat seperti trauma," ucap Ana.
"Sepertinya dia mengalami serangan dari seseorang atau hewan yang menyebabkan dia trauma ingatkan waktu di temukan di bajunya ada bercak darah," ucapnya.
"Iya kamu benar," ucap Tante Tantri yang baru teringat.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com