"Erik kenapa kamu meninggalkan nenekmu," ucapnya sambil menangis.
"Sabar Nek ini sudah kehendak Tuhan," Ana menguatkannya.
"Sekarang di umur saya yang sudah setua ini, saya harus hidup sebatang kara, kenapa tidak saya saja yang meninggal," ucapnya.
"Nenek harus tetap tegar menjalani hidup, aku yakin Nenek adalah orang yang paling kuat," aku mencoba menyemangatinya.
"Sekarang Nek ayo kita ke Rumah Sakit dan kalau itu benar Cucuk Nenek, kita langsung bawa pulang dan segera urus pemakamannya," ucap Ayah.
"Baiklah," Nenek itu terlihat pasrah.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com