"Pemuda sepertimu memang jarang ada, harusnya kamu mati dengan bangga karena telah menghadapiku!" suara Gultron sambil menatap bekas longsor dan juga asap yang masih menutupi pandangannya. Mulai menghilang, debu sudah mulai turun dan hanya menyisakan sedikit debu.
Gultron berniat pergi dari sana, jarak yang cukup jauh membuat Gultron harus menuju salah satu kota atau menghubungi rekannya untuk bisa membuka portal kearah perguruan Bangau Emas. Benar-benar merepotkan.
Mungkin yang paling mudah adalah memberi pesan pada salah satu bawahannya untuk membuatkan portal. Gultron sendiri tidak bisa membuat portal teleportasi karena memang rumit dalam hal pembuatan energi sihirnya. Tak semua orang bisa mempelajari dengan baik sistem portal tersebut.
Belum sempurna Gultron hendak mengirim pesan melalui artefak komunikasinya, tiba-tiba bumi seolah bergetar. Ada apa lagi? Jangan-jangan...
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com