webnovel

Bersiaplah, Mereka Datang!

"Kamu siap Gayatri?" Aji bersiap, memundurkan satu kakinya sedikit ke belakang, kuda-kuda siap menyerang. Dia pun menghadap ke depan, melihat kabut tebal tanpa melihat yang lainnya.

Gayatri bersiap, dia merentangkan kedua tangannya ke sisi masing-masing. Gayatri fokus pada kemampuan analisa dan seketika energinya menyebar dari bawah kakinya. Energinya menyerbar hingga seluruh lantai di dalam Colosium itu. Matanya menyala dan terbuka lebar, kemampuan matanya dan energi yang menyebar di lantai bersatu menjadi kesatuan.

Tring!

'Dapat!'

Identifikasi dengan cepat dan mendalam. Gayatri melihat semua orang; baik peserta ujian, penyerang yang menguji yaitu para assasin dan juga para penguji yang menyamar menjadi peserta. Gayatri fokus dan mendapatkan semuanya, energi melumpuhkan dan energi bertahan. Gayatri dalam tiga detik mampu mengidentifikasi semua.

"Kau butuh berapa Aji?" tanya Gayatri sambil matanya berkilauan mempertahankan energi untuk terus mengawasi semua energi orang yang ada di dalam Colosium.

Identifikasi selesai.

"Berikan aku data semuanya Gayatri, terutama yang paling dekat!"

"Baiklah," saat Gayatri hendak mengkonfirmasi pihak penyerang yang berada di sekitaran mereka dengan seksama. Ada perubahan formasi yang terjadi, energi yang ingin menyerang dan warnanya sama seolah bergerak bersamaan dan ada sejenis benang energi yang mengarah pada titik tertentu.

"Tunggu!" Gayatri menemukan keanehan.

"Ada apa Gayatri?" Aji bingung, barusan Gayatri menyebut sudah mengidentifikasi semua penyerang baik yang menjadi penyerang atau yang menyamar. Aji tadi meminta bantuan Gayatri untuk memindai dan mengidentifikasi titik lokasi para penyerang. Hal itu akan mempermudah Aji untuk melakukan serangan dari arah yang diketahui Gayatri.

Jika benar, maka Aji akan mampu lebih mudah dan menjatuhkan para penguji. Hal itu dengan bantuan Gayatri, saat titik lokasi di ketahui, maka Aji akan melompat dan menjatuhkan mereka. Jadi, bukan bertahan melainkan menyerang duluan. Hal itu penting jika mereka mengetahui posisi orang yang menyerang.

"Ada perubahan! Semua tim penguji baik yang menyamar ataupun yang langsung menyerang. Mereka bergerak bersamaan! Mereka ..., mereka akan melakukan serangan penuh. Mereka mengincar..., tim kita!"

"Apa?" Barsha seolah tak percaya, jadi ada peraturan yang diubah oleh Ketua Gonan? Fokus serangan kini mengarah kepada mereka, empat orang dan penyerangan sekaligus? Jika yang dikatakan oleh Gayatri benar, maka mereka harus menahan serangan yang begitu banyak. Fokus penyerangan, artinya semua serangan dari para penyerang atau penguji itu.

Ini bukanlah sesuatu yang bisa diremehkan. Mereka kini harus menggunakan kekuatan penuh mereka untuk bisa menghadapi serangan jika memang semua penguji menargetkan mereka.

"Lebih bagus begitu, jadi kita tidak perlu melihat dan merasakan energi mereka pada posisi tertentu. Jika mereka menargetkan kita, maka kita tinggal serang dengan kekuatan kita."

Suara Aji itu membuat Barsha kesal, Barsha sedikit jengkel dan merasa kesombongan Aji sudah mencapai puncaknya. Seorang yang baru turun dari gunung tidak mengerti luasnya lautan. Kini, semua pasti akan mengetahui kesombongannya itu hanya sekedar bualan omong kosong semata. Barsha pun ingin melihat sebatas mana kemampuan si sombong itu.

"Bersiaplah, mereka semua datang!"

Awalnya, Aji ingin mendapatkan semua titik para penyerang, dan dia akan menggunakan kekuatan untuk menjatuhkan mereka semua dalam kegelapan kabut. Sayangnya, rencana berubah karena adanya perubahan para penyerang kini menargetkan satu titik, tim mereka.

Aji sudah bersiap, "Apa yang datang adalah penguji semua atau penyerang?"

Gayatri sejenak menoleh kearah Aji cepat, "Benar, energi mereka sama dan mereka semua mengincar satu tim kita. Ini pasti ada sesuatu yang ingin dilihat dari tim ini."

Baiklah, begitu kata Aji dalam hati, "Kalian bersiap dan hadapi yang bisa kalian hadapi!"

Aji memerintah kembali, lagi-lagi Barsha nampak kesal. Siapa dia sebenarnya, berani memerintahnya dan juga seolah dirinya sudah jadi ketua tim saja.

Wuussshh! Wussshhh! Wussshhh!

Benar saja, semua kekuatan mengarah pada mereka. Aji dapat merasakan energi gelombang serangan yang sangat banyak menuju ke arah mereka. Dia pun bersiap dengan kakinya yang sudah siap menopang dan menghalau setiap serangan.

Tidak satu atau lima orang, semua penyerang bahkan jumlahnya puluhan merangsek maju dan menyerang dengan senjata mereka. Lima meter saat para penyerang sudah mendekat kearah tim Aji, maka mereka bisa melihatnya dengan jelas serangan dan bayangan mereka menerjang.

Insting pertarungan yang dimiliki Aji, Barsha, Lao dan Gayatri memang sudah sangat terasah dengan baik. Mereka mampu menemukan ritme pertempuran dengan cepat dan gesit. Serangan kanan dan kiri, atas dan bawah semua penyerang fokus ingin menjatuhkan mereka. Setidaknya, satu orang menghadapi 10 orang lebih dan semua penyerang adalah para pendekar yang sudah terlatih dengan baik dalam penyergapan.

Barsha tak lagi bisa melihat kemampuan Aji, dia sendiri begitu kesulitan dengan menghadapi lebih dari 10 orang penyerang. Barsha merasa sangat familiar dengan gerakan pada penyerang, semuanya adalah assasin dan juga tentu saja memiliki skill yang sama dengan dirinya.

Bedanya adalah, Barsha benar-benar dilatih khusus oleh ayahnya dan juga pamannya langsung. Bahkan, dulu sewaktu masih kecil, dia juga pernah melihat Ganada Kakeknya yang memperlihatkan kemampuan assasin tingkat tingginya.

Semua gerakan para penyerang meskipun di balik kabut energi. Namun, Barsha mampu melihat semua gerakan serangan itu dengan baik dan itu membuatnya bisa menghindari setiap serangan dengan kemampuannya.

Tim Aji kini sibuk dengan menahan serangan dari para penyerang yang jumlahnya banyak sekali. Mereka benar-benar mengikuti arahan dan fokus melumpuhkan tim yang terdiri dari empat orang termasuk di dalamnya cucu dari Ganada, Barsha.

Tring! Trang! Tring!

benturan senjata terdengar sangat seru seperti gemuruh saura saat hujan menggelegar. Benturan energi dan juga kekuatan sungguh sangat keras. Beberapa peserta yang lainnya kini seolah mereka terus bersiaga, sembari istirahat karena sudah beberapa menit tidak ada tim penyerang yang datang dan menyerang mereka.

Sungguh aneh, apakah mereka diberikan waktu untuk istirahat sejenak? Itulah yang dipikirkan para peserta Pasukan Langit yang tidak mendapatkan serangan dari para penyerang. Mereka dapat mengumpulkan energi mereka sehingga nantinya bisa bertahan kembali dan bersiap siaga agar bisa lulus tes selanjutnya.

Kembali ke tim Aji, mereka sibuk masing-masing.

Gayatri lebih sibuk menahan dan menangkis serangan para penyerang dengan menggunakan pisau yang jumlahnya demikian banyak. Dia menghalau dan menyerang kembali pada para penyerang.

Begitupun dengan Lao, terpaksa dia harus mengambil senjata andalannya, cakram yang terkunci di punggungnya. Tangan Lao meraihnya dan serangan demi serangan dari para penyerang ditangkisnya dengan cakram. Dia berputar sambil melempar senjata cakramnya dan beberapa energi cakram seolah juga memiliki matanya sendiri serta menyerang dari banyak penjuru pada para penyerang.

Barsha pun demikian, dia mampu melihat pergerakan para penyerang. Mata dan perasaannya sangat kuat dari gerakan para penyerang. Dia mudah menghindari semua serangan pedang kayu, meski belum bisa menemukan celah namun dia mampu menghindari semua serangan itu, meski pertarungan tak adil dan dirinya harus menghadapi banyak penyerang.

Aji. Benar, dia masih terlihat tenang dan menghindari semua pukulan sambil tetap melihat arah pergerakan mereka.

Nächstes Kapitel