webnovel

Kerajaan Azera

Kerajaan yang memiliki satu orang putri bernama Zian Lin, dia yang akan dijodohkan oleh sang Raja dengan Pangeran Kenzi Aozora dari kerajaan Aozora yang terkenal kejam dan dingin, hal itu membuat sang Putri tidak bisa menerima keputusan dari sang Raja dan pingsan.

"Bagaimana ini putri pingsan dan belum sadarkan diri," kata Ratu yang sudah mulai panik.

"Panggil tabib!" perintah dari sang Raja pada pengawal membuat pengawal cepat memanggil tabib kerajaan.

Tidak butuh waktu lama tabib kerajaan datang memeriksa Putri Zian dan mengetahui jika sang Putri ternyata meminum racun.

"Maaf Raja, sang Putri terkena racun dan tidak sadarkan diri, akibat racun tersebut sepertinya hanya keajaiban yang akan membuat sang Putri sadar," kata Tabib membuat sang Raja cemas.

Saat semua orang di kerajaan panik karena hari pernikahan semakin dekat dan sang Putri belum juga sadar, hal itu membuat sang Raja memilih keputusan untuk membunuh sang Putri jika sampai hari pernikahan ia tidak sadarkan diri.

Padahal racun yang sang Putri minum membuat ia tidak akan mungkin bisa hidup lagi, nama baik kerajaan dipertaruhkan, jika sampai pernikahan itu gagal dan Putri meningal hanya akan ada perang besar antara dua kerajaan.

****

Sementara itu, saat sebuah kecelakaan maut menimpa seorang pejalan kaki, yang baru saja pulang kerja, Zian tertabrak bus hingga membuatnya terluka parah dan tidak sadarkan diri.

"Inikah akhir hidupku," batin Zian saat bayangan tentang masa lalunya melintas.

Sakit di tubuhnya sudah tidak bisa ia tahan, darah yang keluar begitu banyak.

Ia yang hampir menghabiskan waktunya untuk bekerja dan terus bekerja, hingga tidak pernah merasakan liburan, karena ia harus mencari uang untuk sang Ibu yang sedang sakit.

Sebuah kebebasan yang ia inginkan, saat dia juga ingin seperti manusia normal pada umumnya, bisa merasakan liburan, merasakan cinta dan kasih sayang itu yang selalu Zian inginkan, tapi kecelakaan itu telah mengakhiri hidupnya.

Tapi tanpa disangka Zian bangun kembali seperti bangun dari tidur panjangnya, ia bangun disebuah bangunan kuno di dalam kamar yang tidak ia kenal.

"Aku sudah mati tertabrak bus, lalu di mana aku?" pertanyaan terlintas dibenak Zian membuatnya kebingungan.

Zian mencoba mengamati sekitar, benar saja ia sudah berada di tempat lain, tempat yang tidak ia kenal dengan nuansa kerajaan kuno membuat Zian merasa aneh, yang lebih membuat ia terkejut adalah saat dia melihat wajahnya di cermin yang jelas bukan dirinya.

"Siapa dia, ini buan aku, lalu di mana tubuhku, apa aku sudah mati?" berbagai pertanya muncul dalam benaknya mencoba memahami situasinya.

"Siapa dia sebenarnya kenapa aku berada ditubuhnya," batin Zian saat itu membuat ia penasaran dengan tubuhnya sekarang.

Dia yang tiba-tiba berada di dalam tubuh orang lain yang begitu cantik jelas membuatnya bingung dan tak percaya, rasa ingin tahunya begitu tinggi hingga ia memutuskan untuk keluar kamar.

Tapi tiba-tiba seorang pelayan masuk membuat Zian kaget, hampir saja ia menjerit tapi ia tahan agar pelayan itu tidak ikut kaget akibat ulahnya.

"Syukurlah Putri sudah siuman, aku khawatir dengn kondisi putri karena putri pingsan dan tidak sadarkan diri," kata Pelayan itu membuat Zian tahu jika dirinya bukanlah Zian yang dulu lagi melainkan seorang putri.

"Sepertinya aku tidak ingat apapun, siapa kau?" tanya Zian saat itu yang tidak tahu apa-apa tentang sang Putri dan juga tidak paham dia sedang berada dimana.

"Aku Aida Pelayan putri, putri kemari pingsan setelah mendengarkan keputusan dari sang Raja yang akan menikahkan putri dengan pangeran kedua," kata Aida menjelaskan.

"Aku menikah, yang benar saja namaku saja juga tidak ingat," kata Zian saat itu.

"Zian Lin adalah nama Putri, putri dari kerjaan Azera dan Kenzi Aozora adalah pangeran yang akan dinikahkan dengan putri, Pangeran yang terkenal dengan kekejamannya di medan perang, hingga membuat putri tidak bisa menerima keputusan sang Raja dan pingsan saat itu juga," kata Aida yang merupakan pelayan kepercayaan dari putri Zian.

Zian kaget saat mendengar namanya dan nama sang Putri sama dengan dirinya.

"Apa ini yang dinamakan takdir, tapi takdir macam apa yang mempermainkan hidup dan nyawa orang lain, sebaiknya aku ikuti saja permainan ini," batin Zian.

"Lalu apa pernikahan itu bisa dibatalkan?" tanya Zian saat itu yang sekarang menjadi seorang putri di kerajaan Azera.

Ia tahu jika dirinya sudah tewas, mau tidak mau ia harus menjadi putri, Zian sekarang dan mengikuti permainan di saat ia diberikan kesempatan kedua untuk bisa hidup kembali di kerajaana Azera.

"Tidak bisa dan tidak ada yang berani menolak perintah dari Raja, apalagi nama baik kerajaan sedang dipertaruhkan, karena undangan sudah tersebar dan putri tinggal menunggu waktu saja untuk hari pernikahan yang akan dilakuan tiga hari lagi." Aida menjelaskan dengan begitu serius.

Aida yang sudah mendampingi sang Putri cukup lama dan merupakan orang kepercayaan Putri membuat Aida mau memberitahu semuanya pada sang Putri.

"Jadi tidak ada jalan keluar, lalu bagaimana jika aku tidak sadarkan diri?" tanya Putri Zian yang saat itu mencoba untuk memahami situasi yang masih membuatnya tidak mengerti.

Dia tahu dirinya harus terus menjadi putri dan melakukan pernikahan itu, apalagi perintah dari sang Raja. Tentu saja tidak ada yang berani menolak, tapi mendengar pangeran kedua merupakan orang yang terkenal dengan kekejamannya, jelas saja membuat Zian berfikir dua kali agar dia bisa menerima kenyataan.

"Sang Raja sudah berencana akan melenyapkan putri, jika putri terus tidak sadarkan diri, jadi saya senang saat putri sadar dan baik-baik saja setelah pingsan selama tiga hari," kata Aida menjelaskan kejadiannya.

Hal itu membuat Zian tidak bisa menolak lagi perintah dari sang Raja.

"Baiklah, kau boeh memberitahukan kesembuhanku pada sang Raja, dan bilang pada Raja, aku tidak bisa ingat apa-apa. Siapa tahu hal itu akan membuat Raja merubah keputusannya," kata Zian yang memang tidak tahu dengan kondisi kerajaan dan tidak tahu menahu tentang sang Raja.

"Sepertinya itu mustahil dan itu tidak akan pernah bisa terjadi, karena apa yang sudah menadi keputusan Raja harus dilaksankan, jika tidak akan mendapatkan hukuman, apalagi jika kerajaan ini sudah terancam." Aida lagi-lagi mengingatkan Zian akan hal buruk yang ia hadapi.

"Aku juga tidak ingin menikah dengan seorang pangeran yang kejam, lalu bagaimana hidupku nanti," kata Zian bersedih dan tidak tahu ia harus berbuat apa.

Berbagai pikiran negatif terus terpikir oleh Zian, dia sudah tidak bisa kembali lagi ke dunia asalnya. Karena ia tahu jika dirinya sudah meninggal dan sekarang ia harus menjadi seorang Putri dan menjalankan pernikahan yang tidak ia inginkan.

Nächstes Kapitel