webnovel

Benda Tak Berharga

"Selamat siang, Tuan Erick," sapa Tuan Lumic.

"Hm," jawab Erick sangat singkat, tanpa menatap kearah Tuan Lumic karena sedang sibuk dengan ponsel yang ada di tangannya.

Tuan Lumic tidak sengaja bertemu dengan Erick, yang baru saja tiba dan melewati pintu utama restoran miliknya tersebut. Dari raut wajah pria itu, Tuan Lumic tahu jika Erick berada di dalam keadaan sedikit emosi. Walau pun hanya stadium rendah saja, namun bukan tidak mungkin jika stadium ini dapat meningkat dengan cepat dan seketika.

Tanpa pikir panjang lagi, Tuan Lumic pun bergegas untuk kembali pada lingkup ruang kerjanya sendiri, yang tidak lain adalah dapur utama restoran tersebut. Namun, memang nasibnya kurang mujur kali ini. Karena baru beberapa kali melangkah, Erick sudah terlebih dahulu menghentikannya.

"Siapa bilang kamu boleh pergi?" tanya Erick menghampiri Tuan Lumic, dengan kening yang sedikit berkerut.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com

Nächstes Kapitel