webnovel

Kebodohan dan Kepandaian

Jin Wen Dao yang menyaksikan perdebatan antara Hao Li dan Ming Wu hanya bisa mengerutkan keningnya kebingungan. Dia bisa melihat kalau Hao Li enggan menjadi salah satu pasukan elit Asosiasi Perdagangan, dan dia hanya mampu menyayangkannya.

"Aku mengerti, tapi meski begitu, kau tidak perlu sungkan untuk meminta bantuan kepada Asosiasi Perdagangan, dan ambil ini jika kau ingin membeli sesuatu, semua pedagang yang ada di kota Kerajaan akan memberikanmu tambahan diskon 10%. Walau tidak besar, tapi itu lumayan untuk menghemat sedikit uang mu..." ujar Jin Wen Dao seraya menyerahkan papan seukuran telapak tangan yang terdapat namanya di atasnya.

Ada juga simbol khas Asosiasi Perdagangan, yang artinya papan nama ini milik Asosiasi Perdagangan sekaligus milik Jin Wen Dao sendiri.

Hao Li menerimanya, dia tidak akan menolak pemberian Jin Wen Dao selagi dia masih bisa menerimanya. Alasan mengapa dia tidak ingin menjadi pasukan elit Asosiasi Perdagangan, itu karena dia ingin berada di tempat yang lebih tinggi.

Kota Kerajaan tidak akan bisa menahannya, dia tahu kekuatannya. Tetap berada di kota Kerajaan hanya akan membuang-buang bakatnya.

"Terimakasih banyak tuan Jin, saya dengan senang hati menerimanya..."

Jin Wen Dao mengulas senyum di kedua bibirnya, tatapannya yang redup memancarkan sinar ketertarikan yang mendalam kepada Hao Li. Sikapnya yang sederhana membuat remaja di depannya nampak seperti remaja pada umumnya, walau sebenarnya tidak demikian.

"Baiklah, kalau begitu aku akan kembali ke tempatku. Jika ada kesempatan, kalian bisa mendatangi Asosiasi Perdagangan, aku selalu ada di sana..."

Jin Wen Dao melenggang pergi, beberapa tatapan tetap terfokus pada Hao Li. Mereka tidak pernah mengira tokoh atas seperti Jin Wen Dao sangat memandang tinggi Hao Li, bahkan papan nama miliknya dia berikan kepada Hao Li, ini menunjukkan seberapa besar penghargaan yang Jin Wen Dao berikan kepada Hao Li.

Mereka yang melihat adegan itu hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan. Betapa beruntungnya Hao Li bisa mendapatkan dukungan Jin Wen Dao yang kedudukannya sama sekali tidak lebih rendah dibandingkan dengan tiga kepala klan lainnya.

Tak lama kemudian, tahap ukur kekuatan sudah berlalu. Setelah Hao Li maju ke depan tadi, tidak ada seorangpun yang memiliki kemampuan yang sama dengannya. Membuat acara terasa lebih membosankan dibandingkan sebelumnya.

Zhang Yu maju ke depan dan mengumumkan tahapan selanjutnya, sesi pemahaman.

Semua peserta akan maju ke depan dan duduk di kursi yang sudah ditandai dengan nomor urutannya. Hao Li tentu saja duduk di nomor urutan ke-160. Ada lima gulungan kertas di depannya, semuanya berisikan pertanyaan yang harus dia jawab.

Sesi pemahaman sendiri memakan waktu maksimal 2 jam, lebih dari itu maka peserta akan didiskualifikasi.

Ming Tian Lei yang setiap harinya bergelut dengan berbagai macam buku dengan mudah menulis jawaban di kertas yang sudah tersedia. Beberapa orang juga mulai menuliskan jawaban mereka, hanya Hao Li yang masih diam, kontras sekali dengan apa yang dilakukan semua peserta.

Kesepuluh penatua termasuk Zhang Yu memperhatikan salah satu remaja yang masih belum menggerakkan kuasnya. Kerutan tercetak di dahi mereka, bukankah anak itu sangat mendominasi di sesi sebelumnya? Mengapa sekarang dia hanya diam saja?

Hao Li di sisi lain masih memutar gulungan kertas dan bahkan memainkannya. "Ini seharusnya seperti dongeng yang selalu bibi ceritakan padaku setiap malam bukan? Tulisannya terlihat sama..."

Ming Wu yang melihat Hao Li masih terdiam dan malah asik dengan gulungan kertas di tangannya, melirik Ming Fei yang sedikit menundukkan kepalanya. "Ini tidak seperti yang aku pikirkan 'kan?"

Alih-alih langsung menjawab, Ming Fei tertawa pelan, "Hehehe... Ayah, aku ingin mengajari Hao Li membaca, tapi ayah terlalu sibuk mengajarinya keterampilan bela diri sampai-sampai aku tidak memiliki waktu untuk mengajarinya membaca dan menulis..."

Mendengar itu, Ming Wu mengusap wajahnya tidak berdaya, "Ya ampun... Dia sudah berusia 14 tahun tapi masih tidak bisa membaca dan menulis. Gagasan macam apa itu? Membiarkannya ikut di sesi pemahaman ini hanya akan mempermalukannya."

Ya, selama Hao Li tinggal di dalam hutan yang jauh dari pemukiman manusia, Hao Li sama sekali tidak tahu bagaimana cara membaca dan menulis. Itu adalah kekurangan terbesarnya, dan Ming Fei sayangnya menyepelekan hal itu.

Zhang Yu yang melihat Hao Li malah memainkan gulungan kertasnya, mulai bertanya kepada Hao Li, "Nak! Apa yang kau lakukan? Cepat isi itu sebelum waktunya habis!"

Hao Li mengangkat tatapannya dan kedua matanya melihat Zhang Yu yang sama menatapnya juga, dia balas berkata, "Paman, bukankah ini hanyalah tulisan yang berisikan dongeng seperti yang selalu bibi ceritakan setiap malam? Mengapa aku harus mengisinya?"

Mendengar hal itu, Zhang Yu mengerutkan keningnya keheranan, "Sebuah dongeng? Apa maksudmu? Tentu saja kau harus mengisinya, bukankah aku sudah memberitahumu sebelumnya?"

Hao Li mengalihkan pandangannya ke atas kertas yang penuh dengan aksara yang tidak dia ketahui, ia menggaruk keningnya dengan kuas yang masih bersih dari tinta. "Lalu, bagaimana cara mengisinya? Haruskah aku menggambar serigala atau rusa di atas kertas ini?"

Beberapa peserta yang semula fokus pada soal yang ada di atas meja tidak bisa lagi menahan tawa mereka. Mendengar bagaimana Hao Li menjawab pertanyaan Zhang Yu, seharusnya Hao Li tidak bisa membaca maupun menulis.

Jika Hao Li hanya berusia 4 tahun, mungkin masih bisa dipahami, tapi usianya sekarang 14 tahun. Tidak bisa membaca dan menulis di usia seperti itu sama saja dengan lelucon.

"Percuma saja dia memiliki kekuatan yang tangguh, jika dia tidak bisa membaca dan menulis, dia tetap saja bodoh!"

"Aku kira dia akan menjadi juara utama di kompetisi seleksi murid baru ini, tapi posisi pertama nyatanya tetap milik tuan muda klan Ming. Dia sama sekali tidak layak dibandingkan dengan tuan muda klan Ming!"

"Lalu bagaimana jika dia kuat? Dia bahkan tidak bisa membaca dan menulis, benar-benar menggelikan!"

Kerutan di dahi Zhang Yu dan semua penatua yang hadir semakin jelas. Salah satu dari mereka berkata, "Sayang sekali, dengan kekuatannya, menjadi murid pelataran inti dalam waktu singkat dengan kekuatannya bukanlah hal yang sulit di dapat. Tapi kecerdasannya di bawah rata-rata..."

Hao Li yang menjadi pusat perhatian semua orang balas menatap semua orang dengan tatapan kebingungan. Apa ada yang salah dengannya? Rasanya tidak ada.

Dia tentu saja mendengar apa yang dikatakan beberapa orang, sepertinya membaca dan menulis adalah kunci dari lulus tidaknya sesi pemahaman ini.

Zhang Yu menghela napas pelan, dia berjalan mendekati Hao Li dan berkata, "Karena kau tidak bisa membaca maupun menulis, kau secara otomatis didiskualifikasi dari sesi pemahaman ini. Lain kali, kau bisa meminta orang tuamu mengajarkanmu hal yang paling dasar."

Hao Li mengerutkan keningnya, dia tidak bisa didiskualifikasi dari kompetisi penerimaan murid baru Sekte Macan Hitam. Dia tidak ingin kakek dan bibinya kecewa.

Dia bertanya, "Apakah tidak ada cara lain untuk dapat lulus sesi pemahaman? Setahuku kata 'pemahaman' ini merujuk pada luas tidaknya wawasan seseorang, dan aku rasa membaca dan menulis tidak ada hubungannya dengan ini bukan?"

Mendengar apa yang dikatakan oleh Hao Li, beberapa orang tertegun. Memang benar kalau sesi pemahaman ini tidak ada sangkut pautnya dengan membaca dan menulis, tapi dasar-dasar itu harus dipelajari jika ingin mendapatkan wawasan yang lebih luas. Semua orang tahu hal itu, kecuali Hao Li tentunya.

Zhang Yu dengan pasrah menjawab, "Aku tahu kalau membaca dan menulis yang aku sebutkan tadi tidak ada hubungannya dengan sesi pemahaman ini. Tapi bagaimana kau bisa menjawab semua pertanyaan yang ada jika kau sama sekali tidak bisa menjawab dan menulis? Kau akan terus dipermalukan jika terus berada di sini anak muda..."

Hao Li tidak mengindahkan perkataan Zhang Yu dan berpikir sejenak, dia tiba-tiba menemukan sebuah ide yang menurutnya bisa dia gunakan di sesi pemahaman ini.

"Lalu bagaimana kalau tuan penatua yang bertanya kepadaku dan aku menjawabnya. Bukankah dengan begitu aku tetap bisa ikut di sesi pemahaman ini?"

Zhang Yu sekali lagi terdiam, begitu dengan semua penatua yang hadir. Apa yang dikatakan oleh Hao Li memang masuk akal, tapi apakah itu mungkin bagi anak yang tidak bisa menulis dan membaca tiba-tiba dapat menjawab pertanyaan yang dibuat oleh Sekte Macan Hitam?

Bahkan jika yang dipertanyakan hanya seputar pertanyaan dasar, setidaknya bagi orang yang tidak bisa menulis dan membaca, itu adalah hal yang sangat sulit.

Zhang Yu sejenak melirik beberapa penatua yang duduk di kursinya masing-masing, dia meminta pendapat mereka dengan gerakan matanya. Salah satu dari mereka hanya menghela napasnya sebelum menganggukkan kepalanya.

Tidak ada salahnya mencoba, bahkan jika Hao Li ini tidak bisa menjawabnya, yang malu adalah Hao Li sendiri, bukan mereka.

Zhang Yu mengalihkan lagi tatapannya ke arah Hao Li, "Baiklah, kau bisa menjawab pertanyaan yang akan aku tanyakan. Tentu saja pertanyaan ini berbeda dengan pertanyaan yang tertera di atas kertas yang semua peserta kerjakan."

Satu pertanyaan dasar dia lemparkan, tentu saja Zhang Yu tidak berharap lebih. Dapat menjawab pertanyaan ini saja, Hao Li sudah dianggap pintar untuk 'ukurannya'.

Namun sesaat kemudian, Hao Li dengan mudah menjawabnya. Hal itu membuat kedua mata Zhang Yu sedikit menunjukkan keterkejutan di dalamnya. Dia kembali melemparkan pertanyaan dengan tingkat kesulitan yang lumayan, tapi sekali lagi Hao Li menjawabnya bagaikan seorang ahli.

Pertanyaan demi pertanyaan dia lemparkan, dan Hao Li terus menjawab semua pertanyaan itu dengan sangat mudah. Semua orang yang ada di alun-alun kota tidak bisa percaya dengan apa yang mereka lihat dan dengar. Semua penatua yang hadir juga dibuat diam karenanya.

Bisikan-bisikan terdengar di dalam alun-alun kota, dan mereka pastinya membicarakan tentang Hao Li.

"Aku sama sekali tidak pernah mengira kalau dia sangat pintar. Bagaimana bisa?"

"Semua pertanyaan yang penatua Zhang lemparkan sama sekali tidak pernah aku dengar, tapi dia bisa dengan mudah menjawabnya. Siapa dia sebenarnya?"

"Apakah masuk akal orang yang begitu bodoh sampai tidak membaca dapat menjawab semua pertanyaan yang penatua Zhang lemparkan? Benar-benar tidak masuk akal!"

Disisi lain, Zhang Yu diam membisu. Dia sudah kehabisan pertanyaan untuk dia lemparkan kepada Hao Li.

"Tuan penatua, apakah masih ada pertanyaan lain?"

Nächstes Kapitel