webnovel

Menuju gunung musim semi

Keesokan harinya, Adolf bangun dengan tubuh segar. Setelah tidur selama satu malam, dia merasa seperti baru saja dilahirkan kembali.

"Ahhhh..." Dia meregangkan tubuhnya di atas kasur.

Dia kemudian menatap pintu kamarnya dan berkata, "girls, aku tahu kalian di luar, silahkan masuk."

Tepar setelah dia mengatakan itu, pintu kamar itu didorong terbuka oleh Miya yang diikuti oleh Snow.

Melihatnya, Miya tersenyum tipis. "Tuan muda, anda sepertinya tidur sangat nyenyak, saya yakin anda bermimpi indah."

"Yeah, aku bermimpi menghancurkan surga dengan satu pukulan," jawab Adolf.

"..."

Miya kemudian membantu Adolf menaiki kursi rodanya. Adapun bagaimana Adolf pergi ke kasur, dia secara alami melompat.

Setelah itu, mereka langsung pergi ke ruang makan yang berada di lantai bawah.

Semua murid sekarang berkumpul di sana, bahkan si tuan desolate atau Daniel ada di sana, dia menunggu di samping pintu dengan ekspresi malu-malu. Berada diantara murid-murid itu sebagai murid dari sekte kecil jelas membuatnya tertekan.

Saat melewati dia, Adolf melambaikan tangan kepadanya sebagai tanda untuk mengikutinya. Hanya setelah itu baru kemudian dia berani bergerak.

Adolf, Miya, dan Snow mengambil meja makan di tengah, itu bukan yang paling besar tapi yang paling mewah, hidangan di meja itu tampak dua kali lebih lezat daripada hidangan di meja lain.

Kali ini, bahkan sebelum Adolf meminta, Miya sudah lebih dulu mengambil inisiatif untuk menyuapinya makan. Adolf secara alami tidak menolak, dia bertindak seolah-olah itu adalah hal yang wajar.

Murid-murid sekte bulan ungu tidak mengatakan apa-apa lagi, mereka tampaknya sudah sadar kalau kata-kata mereka tidak memiliki bobot sama sekali.

Setelah selesai makan, Adolf kemudian menatap Daniel.

"Boy, apakah kau sudah membeli cerutunya?" Tanya-nya.

"Mm..." Pemuda itu mengangguk, dia mengeluarkan sebuah kotak yang tampak mewah dari dalam kantong pakaiannya. Terdapat sebuah cerutu coklat di dalam kotak itu.

"Bukan produk kelas menengah, tapi juga tidak begitu murah, aku masih bisa menghisapnya." Adolf memberi penilaian.

"Maaf tuan muda, seluruh kekayaan saya hanya bisa membeli ini," jawab Daniel dengan ekspresi tak berdaya.

"Oke, cepat bantu aku menyalakannya."

"Ya..."

Daniel kemudian menyerahkan cerutu itu pada Adolf. Begitu Adolf meletakkan cerutu itu di mulutnya, dia segera menyalakan api untuk menyalakan cerutu itu.

Adolf menghisap cerutu itu dan menghembuskan nafas setelahnya, setelah itu, asap mengepul keluar dari mulutnya.

"Ahhhh...." Dia merasa sangat nyaman.

Dia menatap Daniel dan berkata, "mulai sekarang, kau adalah pengawal ku. Di masa depan, kau akan mengikuti ku menerobos langit dan membuat kekacauan di negeri para dewa."

"Terimakasih, tuan muda." Daniel langsung bersujud setelah dia mendengar itu.

Orang lain mencibir saat mereka melihatnya, tapi hanya mereka yang tahu siapa Adolf yang tahu betapa beruntungnya pemuda itu.

"Jadi, di mana sekte mu berada? Mari kita pergi ke sana."

"Tuan muda, anda benar-benar ingin pergi ke sekte saya?" Daniel masih tampak ragu.

"Mengapa tidak? Aku mungkin berada di ketinggian sekarang, tapi aku masih perlu melihat-lihat tempat kecil, itulah yang mereka sebut tidak melupakan akar."

"Tuan muda, anda benar-benar bijaksana. Saya yakin berkah akan turun ke sekte saya karena kedatangan anda."

"..."

Di luar penginapan, sudah ada lusinan gerbong yang menunggu.

Gerbong Miya sebelumnya tidak ada lagi, tapi ada gerbong yang lebih mewah dan lebih besar, itu ditarik oleh sepuluh kuda cantik bersayap.

Simbol bulan purnama di depan gerbong itu memancarkan cahaya ungu yang mengalahkan cahaya matahari.

Jelas sebelum dia bangun tidur, Miya sudah menyiapkan segalanya.

Adolf, Miya, dan Snow kemudian memasuki gerbong itu.

Daniel, di sisi lain, agak ragu-ragu saat dia tiba di depan pintu masuk gerbong itu. Dia mungkin bisa berjalan di sisi Adolf, tapi itu tidak berarti dia dapat berada di ruang yang sama dengannya. Masalahnya; kehadirannya mungkin akan mengganggu kedua wanita di sisi Adolf.

Adolf menatapnya dan menunjuk salah satu kuda yang menarik gerbong itu. Dia berkata, "jika kau tidak ingin masuk, kau bisa menunggang kuda itu."

"Ah, itu benar." Daniel tampaknya tersadar tempat yang cocok untuknya. Dia segera menaiki salah satu kuda itu. Hanya duduk di kuda itu membuatnya tampak lebih agung dibandingkan murid-murid sekte bulan ungu.

Begitu murid-murid itu memasuki gerbong mereka, kuda-kuda yang menarik gerbong Adolf segera melangkah ke udara.

Gerbong murid-murid itu kemudian mengikuti di belakang.

Kepergian mereka tidak membuat terlalu banyak riak karena orang-orang saat ini berkumpul di sekitar danau permaisuri.

Tidak ada perubahan pada danau itu, tapi hal yang terjadi tadi malam pada patung di samping danau itu membuat orang-orang mulai menyelidiki patung itu dengan lebih serius. Bahkan Edgar, Leo, dan Basile bergabung dengan orang-orang.

Tentu saja, ketiga pria itu masih menatap gerbong mereka saat mereka pergi.

"Mereka seharusnya menuju ke gunung musim semi," ucap Basile.

"Hmph, bocah itu beruntung bisa hidup lebih lama, tapi jangan berpikir dia bisa hidup dengan tenang," Edgar menambahkan.

Dia kemudian menatap salah satu pengikutnya dan berkata, "perintahkan sekte musim semi untuk melarang bocah itu masuk. Oh, jika mereka bisa membunuhnya, katakan bahwa kekaisaran ilahi timur akan memberi mereka hadiah yang luar biasa."

Nächstes Kapitel